Ovulasi

Revisi sejak 3 Agustus 2021 12.31 oleh Monsorenji (bicara | kontrib) (menambah pranala dalam)

Ovulasi adalah proses yang terjadi di dalam siklus menstruasi wanita, yaitu proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium dan masuk ke dalam tuba falopi. Tuba falopi ini kemudian akan membawa sel telur ke rahim, pada tahap ini hormon estrogen akan memicu penebalan dinding rahim. Apabila pada proses ini tidak terjadi pembuahan (pertemuan antara sel telur dan sel sperma), maka lapisan dinding rahim tadi akan meluruh.

Ovulasi terjadi pada saat ditengah siklus menstruasi. setelah fase folikel. Fase ini dipengaruhi oleh hormon luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH)
Pada diagram dapat dilihat adanya perubahan hormonal pada saat ovulasi

Ovulasi dimulai pada masa pubertas dan terus berlangsung secara bulanan pada tahun-tahun usia subur. Ovulasi akan terhenti sementara pada waktu kehamilan dan akan berhenti secara permanen pada masa Menopause.[1]

Siklus menstruasi

Fase menstruasi

Pada setiap wanita, terdapat sekitar 15-20 sel telur matang pada ovariumnya. Sel telur yang telah siap akan dipindahkan ke dalam tuba falopi untuk dikirim menuju rahim untuk dibuahi. Ketika sel telur pada siklus ini tidak dibuahi maka kadar estrogen dan progesteron menurun, hal ini menyebabkan lapisan dinding rahim yang sudah dipersiapkan meluruh. Lapisan dinding rahim yang meluruh akan keluar melalui vagina dalam bentuk darah, lumatan jaringan rahim, dan lendir. Fase ini berlangsung selama 4 - 6 hari, tetapi sebagian wanita bisa mengalami lebih dari 6 hari.

Fase folikel

Fase folikel atau pra-ovulasi terjadi pada hari pertama menstruasi, di mana terjadi proses pematangan folikel pada ovarium[2]. Di tahapan ini, ovarium memproduksi folikel yang berisi sel ovum atau sel telur. Pertumbuhan folikel yang matang kemudian memicu lonjakan estrogen yang menyebabkan endometrium semakin tebal. Fase ini terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi, dan berlangsung selama 11-27 hari dengan rata-rata sebanyak 16 hari.

Fase ovulasi

Konsentrasi estrogen yang meningkat pada fase folikel akan menyebabkan naiknya kadar hormon luteinizing (LH) dan hormon penstimulasi folikel (FSH). Fase ini terjadi selama 24 hingga 36 jam. Oosit pada fase ini akan di lepaskan dari ovarium melalui oviduct[2] (tubafalopi).

Melalui sinyal transduksi kaskade yang diprakarsai oleh hormon LH membuat enzim proteolitik yang dikeluarkan oleh folikel akan menurunkan jaringan follicular di situs blister yang akan membentuk lubang yang disebut stigma[2].Yang kompleks cumulus-oocyte (coc) meninggalkan pecah folikel dan bergerak ke dalam rongga peritoneum melalui stigma, di mana ia tertangkap oleh fimbriae pada akhir tuba fallopii (juga disebut oviduk)[2]. Setelah memasuki oviduk, yang kompleks ovum-cumulus didorong bersama oleh silia, awal perjalanannya ke arah rahim[2].

Setelah oosit menyelesaikan fase meiosis, sel tersebut akan menghasilkan dua sel, yaitu yang lebih besar oosit sekunder yang berisi semua bahan sitoplasma, dan yang lebih kecil tidak aktif pertama tubuh kutub[2]. Pada tahapan meiosis II akan mengikuti secara bersamaan namun akan ditahan pada fase metaphase dan akan jadi masih tinggal sampai fertilisasi[2]. Gelendong aparatus kedua divisi meiosis muncul pada saat ovulasi[2]. Jika tidak ada pembuahan terjadi, oosit akan merosot antara 12 hingga 24 jam setelah ovulasi[2].

Fase luteal

Folikel pada fase ini merupakan fase akhir dari hidupnya[2]. Tanpa oosit, lipatan folikel masuk ke dalam dirinya sendiri kemudian bertransformasi menjadi korpus luteum yang merupakan sebuah cluster steroidogenic sel-sel yang memproduksi estrogen dan progesteron[2]. Hormon ini menyebabkan kelenjar endometrium memulai produksi endometrium proliferatif dan kemudian melakukan sekresi endometrium, situs pertumbuhan embrio jika implantasi terjadi[2].

Tindakan progesteron meningkatkan suhu tubuh basal menjadi seperempat untuk 2,4 derajat Celsius (satu perdua untuk satu derajat Fahrenheit)[2]. Korpus luteum terus melakukan tindakan paracrine ini untuk sisa dari siklus menstruasi untuk mempertahankan endometrium sebelum disintegrasi ke jaringan parut selama menstruasi[2].

Referensi

  1. ^ (Inggris)E. Y. Adashi. 2000. Ovulation: evolving scientific and clinical concepts. New York (US): Springer.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris) John Billings. 2000. The Ovulation Method: Natural Family Planning. Los Angeles (US): WOOMB International.