Peureulak, Aceh Timur
Peureulak merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Aceh Timur, yang lebih dikenal dengan sejarahnya yang gemilang di Dunia Islam Asia tenggara yakni Bandar khalifah. yang merupakan Kerajaan Islam pertama Asia Tenggara pada tahun 225 H dengan Raja pertamannya Sayyed Maulana Abdul Aziz Syah.
Bandar Khalifah yang dulunya merupakan kota Perdangan antar bangsa seperti gujarat (India) Arab dan Persia serta sebagian negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Belanda, Portugis dan lain-lain.
Awal perkembangan dan penyebaran Islam bermula dari Bandar Kahalifah (Paya Meuligo Sekarang) yang di sebarkan Oleh para Ulama-ulama dari Peureulak dan dari daerah lainnya sehingga Agama Islam di Asia Tenggara berkembang dan menyebar dari Bandar Khalifah yang kemudian menjadi Peureulak.
Pada tahun 1980 di Kuala Simpang dimana para ahli sejarah berkumpul dalam sebuah forum ilmiah untuk membedah sejarah Islam. Peristiwa bersejarah itu diberi tema: Seminar Sejarah Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Aceh Dan Nusantara, yang dihadiri oleh sejarahwan dan budayawan dari dalam dan luar negeri. Berdasarkan data yang tersedia sebanyak 199 orang turut serta dalam acara yang diprakarsai oleh Ali Hasjmi tersebut, termasuk Prof. DR. HAMKA. Dari seminar tersebut dilahirkan beberapa kesimpulan, di antaranya: Peureulak adalah daerah pertama masuknya Islam di Nusantara, bahkan menjadi kerajaan tertua di Asia Tenggara yang dimulai dengan diproklamirkannya kerajaan Peureulak oleh sultan Said Maulana Abdul Aziz Syah pada tahun 225 Hijriah bertepatan dengan 840 Masehi.
Dengan dikeluarkannya hasil seminar tersebut dengan sendirinya mengukuhkan bahwa kerajaan Peureulak lebih tua dari kerajaan Pasai (Pase) yang baru dimulai pada abad ke 11 Masehi. Untuk memugar kembali situs sejarah Peureulak yang telah lama terbengkalai, seminar merekomendasikan untuk dibangun sebuah monumen sejarah, untuk itu perlu dibentuk sebuah badan yang bekerja khusus untuk program tersebut yang diberi nama Yayasan Monumen Islam Asia Tenggara disingkat dengan MONISA.[1]
“Negeri Peureulak suatu negeri yang tertua di Sumatera, namanya tinggal tetap dan tidak berubah-rubah sepanjang abad, dan sudah terkenal dikalangan musafir yang lalu beserta para pedagang dunia yang lalu lalang di Selat Malaka seperti bangsa Cina, Arab, Persia, Hindustan, Italia, Portugis dan lain-lain, kemudian para pedagang di daerah ini banyak membeli kayu peureulak untuk dijadikan bahan perahu sehingga negeri ini diberikan nama pohon kayu itu yaitu Peureulak, pada 1 Muharram 225 H (840 M) para ulama dan tokoh-tokoh mayarakat mendeklarasikan kerajaan Peureulak dengan sultan pertama Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah kemudian diraja berdaulat mengubah nama ibu kota kerajaan dari Bandar Peureulak menjadi Bandar Khalifah. Juga atas petuah khalifah di Baghdad.”
(Abu Ishaq AL-Makarani dalam kitabnya Idhatul Haaq Fimamlakatil Peureulak)[2]
Seiring datangnya pedagang dari bangsa Arab dan Persia membuat Kota Peureulak terbentuk dan mulai ditempati. Kota Peureulak juga merupakan salah satu jalur strategis untuk persinggahan pedagang-pedagang dari bangsa Arab maupun Eropa.
Peureulak | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Aceh | ||||
Kabupaten | Aceh Timur | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | T Zulfikar, SH[3] | ||||
Populasi | |||||
• Total | 36,238 jiwa[3] jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 11.03.07 | ||||
Kode BPS | 1105110 | ||||
Luas | 318,02 km²[3] | ||||
Kepadatan | 113,95 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 28/4 | ||||
|
Referensi
- ^ "Historia | Media Sejarah Populer". historia.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-21.
- ^ "Gana Islamika – Mozaik Peradaban Islam" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-21.
- ^ a b c Data kecamatan Pereulak di acehtimur.go.id