Candi Sanggrahan

bangunan kuil di Indonesia
Revisi sejak 6 Agustus 2021 01.37 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan pranala pipa))

Candi Sanggrahan atau Candi Cungkup adalah candi pemujaan bercorak buddhis yang terletak di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Candi Sanggrahan

Arsitektur

Candi Sanggrahan merupakan candi yang dibangun diatas pelataran yang ditinggikan, sehingga tidak rata dengan tanah disekitarnya. Tinggi pelataran tersebut adalah 2,25 m yang digunakan sebagai halaman candi. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya tanah longsor, seluruh tepi pelataran diperkuat dengan struktur bata atau turap. Candi ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 9,06 x 9,06 m dan terdiri dari bangunan kaki, tubuh, dan atap. Bagian kaki candi sangat luas, tinggi dua meter, terdapat dinding relief harimau. Di bagian tangga ada reruntuhan batu bekas gapura.[1]

Sejarah

Candi ini peninggalan masa Kerajaan Majapahit, dibangun sekitar tahun 1350 M. Candi ini awalnya merupakan tempat penyimpanan abu kerabat raja Majapahit. Di sekitar candi kita dapat menemui banyak peninggalan sejarah yang berserakan. Di sekitarnya ada sebuah tugu pemujaan sebelah utara candi juga sebuah umpak di utara tugu dan jika tanah di sekitar candi digali, maka akan banyak ditemukan gerabah kuno peninggalan masa lalu. Dulu ada enam buah patung Buddha namun karena ditakutkan ada penjarahan maka patung disimpan di rumah juru kunci sebelah selatan candi.[2]

Sejarah Candi Sanggrahan sebenarnya belum diketahui secara jelas, namun secara samar-samar dengan adanya istilah “sanggrahan” ini mengingatkan kita adanya suatu kelompok para pendeta, kata lain seperti wihara. Hal ini didukung adanya temuan pondasi yang cukup luas (bangunan profane) yang berada di sekitar Desa Sanggrahan.

N.J Krom menyebutkan bahwa kajian terhadap Candi Sanggrahan pertama kali dimulai oleh J. Knebel terhadap penemuan lima sosok arca Dhyani-Buddha yang pada bagian kepalanya sudah hilang. Selanjutnya pada tahun 1915 Oudheikundige Dienst menyelidiki bangunan candi. Pada tahun 1917 Sir Thomas Stanford Raffles mencatat dalam bukunya, kemudian disusul oleh N.W Hoepermans.

Rujukan

  1. ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 9786021766934. OCLC 886882212. 
  2. ^ "ACICIS Study Indonesia". ACICIS (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-22. 

Pranala luar