Konsekuensialisme

Revisi sejak 6 Agustus 2021 04.21 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>"))

Konsekuensialisme adalah satu aliran dalam filsafat etika yang menekankan bahwa kebenaran suatu tindakan haruslah dinilai dari akibat (konsekuensi) perbuatan tersebut. Sehingga bagi penganut ideologi ini, tindakan yang benar secara moral adalah suatu tindakan yang menghasilkan akibat yang baik. Pandangan ini menolak bahwa benar-salah harus mengacu pada motif, intensi (niat), kewajiban, aturan moral, ataupun hukum.[1][2] Ini yang menyebabkan konsekuensialisme seringkali dianggap sebagai pandangan yang berkebalikan dari deontologi dan etika kewajiban. Bagi konsekuensialis, beberapa kasus pembunuhan bisa jadi benar secara moral, sedangkan dalam beberapa kasus, suatu tindakan kedermawanan yang tulus bisa saja menjadi suatu kesalahan moral.[3]

Kata konsekuensialisme pertama kali dipakai oleh G. E. M. Anscombe dalam esainya, Modern Moral Philosophy. Salah satu jenis konsekuensialisme paling populer adalah utilitarianisme, yang dipelopori oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill.

Referensi

  1. ^ "Consequentialism | ethics". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-21. 
  2. ^ Sinnott-Armstrong, Walter (2019). Zalta, Edward N., ed. The Stanford Encyclopedia of Philosophy (edisi ke-Summer 2019). Metaphysics Research Lab, Stanford University. 
  3. ^ "Consequentialism | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2020-08-21.