Nikodemus

murid rahasia Tuhan Yesus
Revisi sejak 6 Agustus 2021 05.44 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>"))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Nikodemus (bahasa Yunani: Νικόδημος, Nikodēmos) adalah nama seorang Yahudi, yang disebut dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen, terutama Injil Yohanes. Dicatat bahwa ia adalah seorang pemimpin agama orang Yahudi dan termasuk kelompok yang disebut sebagai Farisi.[1][2] Ia adalah salah satu duta besar yang dikirim Aristobulus ke Pompey.[3] Dia telah melihat mukjizat yang dilakukan Yesus dan telah mendengar ajaran Yesus.[1] Dia percaya bahwa Yesus benar-benar seorang Guru yang diutus Allah.[1] Dia ingin bertemu Yesus dan bercakap-cakap dengan-Nya, tetapi ia menunggu sampai malam tiba[4][5][6] agar tidak dikenal secara umum sebagai murid Yesus.[1]

Kristus Mengajar Nikodemus, lukisan karya Crijn Hendricksz Volmarijn (1616–1645)

Pertemuan Nikodemus dan Yesus

sunting

Menurut Injil Yohanes pasal 3, Nicodemus datang pada waktu malam kepada Yesus untuk berbicara secara pribadi. Hal ini terjadi pada tahun pertama Yesus memulai pelayanannya dalam rangka perayaan Paskah di Yerusalem.[7] Inti percakapan Yesus dan Nikodemus adalah mengenai kelahiran kembali dan kehidupan kekal.[1] Nicodemus memulai percakapan dengan berkata:

"Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."[5]

Yesus Kristus langsung mengarahkan percakapan kepada pokok persoalan yang ada di hati Nikodemus, yaitu tentang Kerajaan Allah.

Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."[8]

Kemudian Nikodemus mengajukan sejumlah pertanyaan "Bagaimana" untuk melakukan hal itu.

Pertanyaan 1: Bagaimana seseorang dilahirkan kembali?

sunting

Kata Nikodemus kepada Yesus:

"Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"[9]

Jawab Yesus:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."[10]

Pertanyaan 2: Bagaimana hal itu terjadi?

sunting

Nikodemus menjawab, katanya:

"Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"[11]

Yesus memulai jawaban dengan mengarahkan Nicodemus kepada pemikiran sorgawi bukan duniawi. Jawab Yesus selanjutnya:

"Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain daripada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."[12]

Pernyataan terkenal Yesus kepada Nikodemus:[13]

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang di dunia, bukan untuk menghukum mereka.[4]

Tercatat pernyataan Yesus terakhir kepada Nikodemus:

"Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."[14]

Membela Yesus di depan kelompok Farisi

sunting

Pada waktu perayaan Hari Raya Pondok Daun, Yesus datang ke Yerusalem.[15] Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mencoba untuk menangkap Yesus tetapi tidak berhasil,[16] antara lain karena para penjaga yang dikirim untuk menangkap ikut terpesona mendengarkan ajaran-ajaran Yesus.[17] Ketika orang-orang Farisi berkumpul untuk mengecam Yesus, Nikodemus mengangkat suara untuk membela Yesus:

"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"[18]

Hal itu sementara dapat meredakan kemarahan orang Farisi sehingga mereka membubarkan diri,[19] meskipun mereka masih mempertanyakan keaslian pengajaran Yesus dengan menjawab Nikodemus: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."[20]

Saat Penguburan Yesus

sunting

Setelah Yesus Kristus mati disalibkan bersamaan dengan disembelihnya domba Paskah,[21] Yusuf dari Arimatea meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus dan menguburkannya.[4] Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Yusuf ini adalah seorang murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi.[22] Juga Nikodemus datang ke situ. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.[6] Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi menjelang perayaan Paskah, sedang dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.[23] Dengan demikian, Nikodemus adalah orang yang turut serta memberikan penguburan yang layak bagi Yesus.[1]

 
"Pieta" karya Michelangelo di Katedral Florence/Firenze.

Hal lain Mengenai Nikodemus

sunting

Nama Nikodemus kemudian disebut-sebut dalam beberapa tulisan apokrif seperti Injil Nikodemus (Nicodemi Evangelium), sebuah dokumen yang diterbitkan pada abad keenambelas.[3] Berdasarkan tradisi Kristen, Nikodemus dianggap sebagai salah satu martir pada abad pertama.[1] Oleh Katholik Roma dan Orthodoks Timur, Nikodemus dihormati sebagai santo dan perayaannya diperingati pada tanggal 3 Agustus.[24] Dalam Injil, Nikodemus diperkenalkan sebagai orang yang berhati lurus, setia, namun yang ketakutan, bahkan tidak memahami Yesus pada waktu berhadapan muka dengan-Nya.[25]

Nama "Nikodemus" sendiri berasal dari kata "nikos" (="pemenang") dan "demos" (="rakyat atau bangsa") yang berarti "bangsa/rakyat pemenang". Nama ini sering dipakai oleh orang Yunani dan muncul pula pada tradisi orang Yahudi.[25]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g Christusbilder D. 1899. Texte und Untersuchungen Texte und Untersuchungen. Berlin: Hastings. Page 32.
  2. ^ Yohanes 3:1
  3. ^ a b (Inggris) Conybeare. 1896. Biblica Studia. IV. Oxford. 59-132
  4. ^ a b c Pepak. 2010. Yesus dan Nikodemus Diarsipkan 2010-05-13 di Wayback Machine. Diakses pada 2 Apr 2010.
  5. ^ a b Yohanes 3:2
  6. ^ a b Yohanes 19:39
  7. ^ Yohanes 2:23
  8. ^ Yohanes 3:3
  9. ^ Yohanes 3:4
  10. ^ Yohanes 3:5–8
  11. ^ Yohanes 3:9
  12. ^ Yohanes 3:13–15
  13. ^ Alkitab Terjemahan Baru 1994 LAI versi elektronik di SABDA.org Yohanes 3:16
  14. ^ Yohanes 3:17–21
  15. ^ Yohanes 7:2; Yohanes 7:14
  16. ^ Yohanes 7:30
  17. ^ Yohanes 7:45–46
  18. ^ Yohanes 7:51
  19. ^ Yohanes 7:53
  20. ^ Yohanes 7:52
  21. ^ Lihat Minggu Sengsara dan Penyaliban Yesus
  22. ^ Yohanes 19:38
  23. ^ Yohanes 19:40–42
  24. ^ Heuken A. 1992. Ensiklopedi orang kudus. Yayasan Cipta Loka Caraka. Hlm 64.
  25. ^ a b Dufour XL. 1990. Ensiklopedia Perjanjian Baru. Ed. 2. Yogyakarta: Kanisius.Hlm 53.

Lihat pula

sunting