Yang Mulia (agama)
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. |
Yang Mulia adalah sebutan atau panggilan resmi atau norma penulisan untuk sebuah nama untuk kelompok pemimpin agama tertentu. Gelar "Yang Mulia" sering pula disebut dengan gelar "Yang Agung". Gelar ini tidak mudah untuk didapatkan. Oleh karena itu, tidak banyak orang yang memperoleh gelar ini. Pemberian gelar ini tidak ada ketentuannya secara resmi. Secara umum, gelar ini dipergunakan untuk menghormati, meninggikan, atau memuliakan seseorang. Contohnya dalam menyebut atau memanggil bangsawan atau raja, dengan sebutan "Yang Mulia Raja". Dalam Agama Kristen, terlebih dari Gereja Ortodoks, Gereja Anglikan dan Gereja Katolik Roma (juga Gereja Ritus Timur), panggilan resmi ini sering kali digunakan sebagai penunjukkan kepada Paus (Katolik Roma). Contohnya ialah untuk Paus Benediktus XVI di Vatikan. Selama sejarah gereja, hanya terdapat empat orang paus yang menerima panggilan "Yang Mulia" ini, yakni Paus Leo I (440-461), Paus Gregorius I (590-604), Paus Nikolas (858-867), dan Paus Yohanes Paulus II selama 10 abad terakhir.[1]
Dalam Agama Buddha di Tibet, Dalai Lama sering juga disebut dengan panggilan resmi ini, demikian juga dengan pemimpin Agama Buddha seperti Sakya Trizin, Patriak dari Sakyapa.
- ^ Patrick, Marius, (2016). Menggali Spiritualitas Santo Yohanes Paulus II sebagai Sumber Pelayanan Inspirasi bagi Pelayanan Katekis di Zaman Sekarang. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. hlm. 53.