Radio Republik Indonesia

Penyiaran radio publik di Indonesia
Revisi sejak 14 Agustus 2021 14.06 oleh 182.1.215.83 (bicara)

Radio Republik Indonesia (RRI) adalah jaringan radio publik berskala nasional di Indonesia. RRI didirikan pada tanggal 11 September 1945 dan diperingati sebagai Hari Radio Indonesia. RRI dan TVRI (Televisi Republik Indonesia) berstatus sebagai lembaga penyiaran publik.

LPP Radio Republik Indonesia
JenisJaringan radio dan televisi umum (Lembaga Penyiaran Publik)
MerekRRI
SloganSekali di Udara, Tetap di Udara
Negara Indonesia
PendiriJoesoef Ronodipoero dan Abdul Rahman Saleh
Tanggal peluncuran11 September 1945; 78 tahun lalu (1945-09-11)
Kantor pusatJalan Medan Merdeka Barat 4-5, Gambir, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110
Wilayah siaranNasional
Jaringan radioRRI Programa 1
RRI Programa 2
RRI Programa 3
RRI Programa 4
Suara Indonesia
Saluran televisiRRI NET
Situs webrri.co.id
Kantor RRI pusat di seputar Monumen Nasional, Jakarta.

Sejarah

Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman, Jalan Menteng Dalam Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.

Pada Februari 1946, RRI diposisikan berada di bawah Departemen Penerangan, dan dengan segera menjadi sarana bagi pemerintah yang baru berdiri pada saat Revolusi Nasional Indonesia.[1]

Stasiun pusat RRI di Jakarta menjadi salah satu objek vital yang direbut oleh Gerakan 30 September pada 1 Oktober 1965. Pada pagi harinya, RRI mengabarkan mengenai Gerakan 30 September yang ditujukan kepada para perwira tinggi anggota “Dewan Jenderal” yang akan mengadakan kudeta terhadap pemerintah, serta mengumumkan terbentuknya “Dewan Revolusi” yang dipimpin oleh Letkol. Untung Sutopo.

Pada masa Orde Baru, stasiun-stasiun radio swasta mulai berjamuran dan secara langsung mengakhiri monopoli RRI pada siaran radio. Walau demikian, siaran berita RRI menjadi program yang wajib direlai oleh stasiun-stasiun tersebut.

Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid pada tahun 2000 dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan dari media pemerintah ke arah media publik dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000. Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (shared vision) di kalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8.500 orang yang semula berorientasi pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas yang cenderung birokratis.

Pada tahun yang sama, RRI berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status Perusahaan Jawatan, RRI telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari Lembaga Penyiaran Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi.

Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral dan tidak memihak kepada salah satu aliran/keyakinan partai atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada penyiar RRI pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Struktur

Status RRI sebagai lembaga penyiaran publik ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002.

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 menyatakan bahwa RRI adalah lembaga penyiaran yang berbentuk "badan hukum yang didirikan oleh negara; (bersifat) independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat".

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas RRI adalah "memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia".

RRI terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan RRI. Dewan Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002, sumber pendanaan RRI dapat berasal dari iuran penyiaran, APBN, sumbangan masyarakat, siaran iklan, dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.

Layanan

Radio

Dewasa ini RRI mempunyai 89 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke luar negeri. Kecuali di Jakarta dan beberapa daerah, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 5 program, yaitu:

  • Programa Daerah (Pro 1) sebagai siaran Kanal Inspirasi yang melayani segmen masyarakat yang berada di pedesaan, perkotaan, pegunungan dan perindustrian. RRI Pro 1 diluncurkan pada 11 September 1945 sebagai Nusantara Satu (Nusantara 1).
  • Programa Kota (Pro 2) sebagai siaran Suara Kreativitas yang melayani masyarakat remaja dan anak muda di perkotaan. RRI Pro 2 diluncurkan pada 11 September 1945 sebagai Nusantara Dua (Nusantara 2).
  • Programa Nasional (Pro 3) merupakan siaran dari Jakarta sebagai siaran Suara Identitas Keindonesiaan yang menyajikan berita dan informasi (News Channel) selama 24 jam yang dipancarluaskan oleh setiap Stasiun Radio Republik Indonesia daerah kepada masyarakat luas dengan jangkauan nasional. RRI Pro 3 diluncurkan pada 11 September 1945 sebagai Nusantara Tiga (Nusantara 3).
  • Programa Internasional (Suara Indonesia (Voice of Indonesia)) sebagai siaran luar negeri.

Di Stasiun Cabang Utama Jakarta, terdapat 5 programa yaitu:

Di Surabaya, RRI mengudarakan Channel 5 RRI yang fokus menyiarkan lagu lagu selama 24 jam nonstop. Channel 5 juga mengudara secara streaming di aplikasi RRI Play Go.

Daftar stasiun RRI di kota besar

Semua stasiun yang ada pada daftar merupakan saluran lokal, kecuali Pro 3.

Lokasi Pro 1
(Informasi, Hiburan, Budaya dan Religi)
Pro 2
(Informasi Anak Muda, Gaya Hidup dan Musik Terbaru)
Pro 3
(Berita dan Siaran Nasional 24 Jam)
Pro 4
(Pendidikan dan Budaya)
Daya
Jakarta FM 91.2 MHz FM 105.0 MHz FM 88.8 MHz FM 92.8 MHz 100,000 watt
Ambon FM 95.4 MHz FM 98.4 MHz FM 90.1 MHz
Banda Aceh FM 97.7 MHz FM 88.5 MHz FM 92.6 MHz FM 87.8 MHz
Bandar Lampung FM 90.9 MHz FM 92.5 MHz FM 87.7 MHz FM 88.5 MHz
Bandung FM 97.6 MHz FM 96.0 MHz
Banjarmasin FM 97.6 MHz FM 95.2 MHz FM 92.5 MHz FM 87.7 MHz, FM 99.6 MHz
Batam FM 105.1 MHz FM 105.5 MHz FM 90.9 MHz
Bengkulu FM 92.5 MHz FM 105.1 MHz FM 88.6 MHz FM 91.7 MHz
Bogor FM 93.7 MHz FM 106.8 MHz FM 90.9 MHz
Cirebon FM 94.8 MHz FM 97.5 MHz
Denpasar FM 88.6 MHz FM 100.9 MHz FM 95.3 MHz FM 93.4 MHz
Jambi FM 88.5 MHz FM 90.9 MHz FM 94.4 MHz FM 99.2 MHz
Jayapura FM 93.5 MHz FM 90.1 MHz FM 105.9 MHz FM 89.3 MHz
Kupang FM 94.4 MHz FM 90.9 MHz FM 101.9 MHz FM 104.3 MHz
Lhokseumawe FM 89.3 MHz FM 101.9 MHz FM 95.2 MHz
Makassar FM 94.4 MHz FM 96.8 MHz FM 92.9 MHz FM 92.5 MHz
Malang FM 91.5 MHz FM 87.9 MHz FM 94.6 MHz FM 105.3 MHz
Manado FM 94.5 MHz FM 97.7 MHz FM 104.4 MHz FM 88.6 MHz
Medan FM 94.3 MHz FM 92.4 MHz FM 88.8 MHz FM 88.4 MHz
Padang FM 97.5 MHz FM 90.8 MHz FM 88.4 MHz FM 92,4 MHz
Palangka Raya FM 89.2 MHz FM 92.4 MHz FM 95.9 MHz
Palembang FM 92.4 MHz FM 91.6 MHz FM 97.1 MHz FM 88.4 MHz
Pekanbaru FM 99.1 MHz FM 88.4 MHz FM 89.2 MHz FM 95.9 MHz
Pontianak FM 104.2 MHz FM 101.8 MHz FM 90.3 MHz FM 94.3 MHz
Purwokerto FM 93.1 MHz FM 99.0 MHz FM 97.1 MHz FM 98.6 Mhz
Semarang FM 89.0 MHz FM 95.3 MHz FM 92.2 MHz FM 88.2 MHz
Surabaya FM 99.2 MHz FM 95.2 MHz FM 106.3 MHz FM 96.8 MHz
Surakarta FM 105.5 MHz FM 97.0 MHz FM 95.1 MHz
Tanjungpinang FM 98.3 MHz FM 92.1 MHz FM 88.6 MHz FM 101.3 MHz
Yogyakarta FM 91.1 MHz FM 102.5 MHz FM 102.9 MHz

Televisi (RRI NET)

RRI NET
Diluncurkan12 September 2018 (2018-09-12)
SloganTonton Apa yang Anda Dengar
NegaraIndonesia
Kantor pusatJalan Medan Merdeka Barat Nomor. 4-5, Gambir, Gambir, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110
Situs webAkun Instagram resmi
Kanal YouTube resmi
Televisi Internet
Dens.TVTonton langsung
UseeTVTonton langsung

RRI memiliki RRI NET, saluran radio visual ("siaran televisi rasa radio") yang menyiarkan program-program RRI secara langsung melalui televisi satelit siaran gratis. RRI NET dapat disaksikan melalui satelit AsiaSat 9 dan Telkom-4 serta layanan streaming.

RRI NET diketahui telah bersiaran sejak Desember 2015.[2] Walau demikian, saluran ini baru diluncurkan secara resmi pada 12 September 2018 dalam rangka hari ulang tahun RRI ke-73.[3]

Daring

RRI menjalankan portal berita pada situs web resminya (rri.co.id). RRI juga menjalankan BeYoung.id, sebuah portal berisi koleksi lagu indie dari musisi di seluruh Indonesia.

RRI juga mengoperasikan RRIplay Go, aplikasi mobil yang menawarkan layanan-layanan RRI dalam satu aplikasi; di antaranya streaming seluruh stasiun RRI, portal berita, RRI 30" (jurnalisme warga), dan BeYoung.

Kritik dan kontroversi

Masalah struktural

Kasus direktur utama 2021, tudingan bias

Pada awal 2021, Direktur Utama RRI 2016-2021 Muhammad Rohanudin menjadi sorotan setelah mendaftarkan diri menjadi Dewan Pengawas RRI 2021-2026 dan dinyatakan lolos seleksi awal. Rohanudin dituding oleh sebagian pihak yang mengatasnamakan karyawan RRI memiliki "rekam jejak yang buruk" selama menjabat, seperti dugaan nepotisme, mismanajemen, dan penyalahgunaan wewenang.[4] Hal itu seirama dengan pernyataan Irawan Ronodipoero, anak pendiri RRI Joesoef Ronodipoero, yang mengatakan telah terjadi "disharmoni" di tubuh RRI akibat kepemimpinannya.[5]

Tudingan ini diperkuat oleh hasil penelitian Sapta Pratala pada bulan yang sama yang menemukan bahwa portal berita rri.co.id memberi porsi berita dengan subjek anggota DPR yang sangat besar untuk Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dibandingkan fraksi-fraksi lain. Selain itu, riset Sapta Pratala menilai rri.co.id melakukan bias dengan lebih banyak mengabarkan komentar yang menolak pembubaran Front Pembela Islam (FPI) setelah pemerintah membubarkan organisasi tersebut pada 30 Desember 2020.[6] Sapta Pratala hanya dideskripsikan di media berita sebagai "pengamat media penyiaran publik", namun belum ada keterangan lebih lanjut tentangnya.

Pada 13 Mei, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Satia Chandra Wiguna sempat meminta Komisi I DPR memecat Rohanudin karena dianggap "bertolak belakang dengan posisi ideal RRI sebagai lembaga pemberitaan yang netral" dan "membela kaum intoleran",[6] meskipun menurut UU Nomor 32 Tahun 2002 DPR tidak berhak memberhentikan Dewan Direksi RRI. Namun, Dewan Pengawas RRI telah memberhentikan Rohanudin lebih dahulu pada 8 Mei.[4]

Tudingan dan langkah Dewan Pengawas mendapat kritik oleh pakar komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga. Menurutnya, tudingan tersebut tidak boleh serta merta dijadikan dasar untuk menghakimi RRI, oleh karena statusnya sebagai media publik. RRI, menurut Ritonga, harus "mengayomi semua elemen masyarakat" dan "tidak boleh seperti di zaman Orde Baru, yang jelas-jelas menjadi corong pemerintah".[7][8]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Armando, Ade (2011). Televisi Jakarta di Atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia. Yogyakarta: Bentang. hlm. 64. 
  2. ^ Pusat Pemberitaan (YouTube) (2015). "RRI NET LIVE STREAMING". Diakses tanggal 2 January 2021. 
  3. ^ anni005 (2018). "RRI Net, Inovasi Digital Tonton Apa Yang Anda Dengar". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diakses tanggal 2 Januari 2021. 
  4. ^ a b Parjiyono, Yon (2021). "Lakukan Pelanggaran Berat, Dewas Berhentikan Dirut RRI M Rohanudin". Suara Karya. Diakses tanggal 7 Agustus 2021. 
  5. ^ Hadi, Abdul (2021). "Anak Pendiri RRI: Dirut Tak Boleh Gunakan Kekuasaan untuk Kepentingan Pribadi". ANTVklik.com. Diakses tanggal 7 Agustus 2021. 
  6. ^ a b Koriun, Hary B (2021). "RRI Dinilai Tak Independen, Partai Anak Muda Ini Minta DPR Bertindak". Riau Pos. Diakses tanggal 7 Agustus 2021. 
  7. ^ Jannah, Annisa Nur (2021). "RRI Jadi Corong PKS dan Pembela FPI? Pengamat pun Buka Suara". GenPI.co. Diakses tanggal 7 Agustus 2021. 
  8. ^ Dzulfiqar, Muhammad (2021). "RRI Dinilai jadi Corong PKS dan FPI, Pakar: RRI Tidak Boleh Sebatas Corong Pemerintah". GoRiau.com. Diakses tanggal 7 Agustus 2021. 

Pranala luar