Anjungan Lampung

festival budaya di Indonesia

Anjungan Provinsi Lampung merupakan salah satu Anjungan Daerah di Taman Mini Indonesia Indah. Pembangunan Anjungan Lampung yang berintikan dua rumah adat, Adat Saibatin dan Pepadun, dimulai tahun 1973 dan pada 17 April 1975. Gubernur Lampung, Sutiyoso atas nama masyarakat Lampung mempersembahkannya kepada Ibu Tien Soeharto selaku Ketua Yayasan Harapan Kita. Kini Anjungan Lampung menampilkan enam bangunan utama, yaitu rumah panggung, balai adat, bangunan kantor, bangunan mess, teater terbuka dan Kantin.

Anjungan Lampung
Berkas:Anjungan Lampung.jpg
Anjungan Provinsi Lampung merupakan salah satu Anjungan Daerah di Taman Mini Indonesia Indah
Informasi umum
Gaya arsitekturRumah Tradisional
KotaLampung
NegaraIndonesia

Anjungan Lampung merupakan wujud mini Provinsi Lampung. Oleh karenanya Anjungan Lampung adalah bagian dari sebuah Citra (Image) dari Provinsi Lampung yang berfungsi sebagai alat komunikasi visual dalam hal fisik bangunan maupun aktifitasnya yang merupakan bagian dari kegiatan promosi dan Informasi. Namun sejalan dengan perkembangan dan derasnya trend globalisasi dan diberlakukannya otonomi daerah, tak dapat dipungkiri telah terjadi pergeseran paradigma, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam pengelolaan pemerintahan.

Lampung adalah daerah yang luas, kaya dan subur.Masyarakat tradisonalnya terdiri dari dua Komunitas Budaya, yaitu Lampung Pepaduan yang tinggal di pedalaman adalah Masyarakat Kepenyimbangan Strukturnya adalah lebilh bersipat demokratis tetapi ini adalah Struktur Lampung yang mempunyai nilai-nilai keagungan di masyarakat Lampung karena masyarakat yang memegang nuansa demokratis ini menjaga nilai-nilai kehidupan tatacara yang ada pada sistim Kepenyimbangan. Sedangkan golongan lain adalah Lampung Saibatin, yang tinggal daerah Pegunungan dan pesisir pantai tanah Lampung. Propinsi ini merupakan daerah transmigrasi pertama di Indonesia, terjadi di awal abad 20, Sosiologis terdiri dari du unsur golongan masyarakat yang terdapat sekarang. Karena itulah masyarakatnya digolongkan menjadi dua golongan, Masyarakat Lampung Asli dan Masyarakat Lampung Migrasi, sesuai dengan slogan dari lambang Pemerintah daerahnya 'Sang Bumi Ruwa Jurai'.

Konteks Keberadaan Anjungan Lampung

Pertama, Peran sebagai agent Ketahanan Nasional dalam hal ketahanan Budaya yang mempertahankan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki Adat dan budaya yang diwariskan Leluhur secara turun temurun dari generasi ke generasi. Peran pelestarian diwujudkan dalam kegiatannya sebagai obyek wisata Adat dan budaya melalui pertunjukan seni budaya, pameran budaya, wisata keluarga, wisata pelajar dan lainnya. sekaligus sebagai sarana rekreasi edukasi budaya, dan wujud fisiknya adalah Rumah Adat. serta Balai Adat dan Pesanggerahan.

Kedua, perannya sebagai agent promosi informasi pembangunan daerah, di satu sisi harus membuka diri terhadap modernisasi iptek serta investasi agar dapat membangun kerjasama dalam bidang ekonomi dengan bangsa lain disisi lain juga mempromosikan hasil pembangunan daerah dalam segala bidang. hal ini diwujudkan dalam kegiatan pameran tetap potensi industri, perdagangan dan pariwisata Pemerintah Kabupaten/Kota, yang menampilkan peluang investasi serta produk unggulannya. Oleh karena itu secara simultan tugas tersebut dirangkum dalam bentuk pelayanan promosi dan informasi dalam kemasan Pusat Informasi Industri, Perdagangan, Pertanian, Investasi Pariwisata dan Kebudayaan (Lampung Trade, Industri, Investment, Tourism and Culture Informtion Center).

Ketiga, perannya sebagai media penjalin kerukunan masyarakat Lampung yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Anjungan Lampung juga dapat dijadikan sebagai media untuk berkegiatan bagi kepentingan masyarakat Lampung baik itu untuk upacara tradisi maupun bermusyawarah sebagai pada kehidupan bermasyarakat tradisional Lampung dan sebagai pengungkap rasa rindu kampung halaman.

Gerbang utama anjungan berarsitektur khas Lampung, di tengah halaman terdapat ikon komunitas budaya di Provinsi Lampung, yakni menara siger. gedung berlantai dua untuk kantor pengelolaan anjungan, terletak di sebelah kanannya. Gedung ini juga digunakan untuk perpustakaan, ruang pelayanan informasi dan promosi, serta ruang konvensi.

Di sebelah kiri menara siger terdapat rumah tradisional berbentuk rumah panggung yang semuanya terbuat dari kayu, disebut juga balai, yang di Lampung menjadi rumah tempat tinggal para kepala adat (Jukkuan). Ruangan meliputi gapura, tempat melapor, tangga rumah, serambi depan untuk menerima tamu , serambi tengah untuk tempat kumpul anggota kerabat pria dan wanita, kamar tidur bagi anak tertua, kamar untuk anak kedua, dan kamar untuk anak ketiga. Di daerah asalnya, rumah kepala adat (Jukkuan) memiliki beranda di sekeliling, yang membedakannya dengan rumah masyarakat biasa. Dahulu, atap rumah terbuat dari sabuk, namun sekarang menggunakan seng ataupun genteng.

Di Anjungan Lampung, difungsikan sebagai ruang peragaan berbagai benda budaya, seperti pakaian adat, peralatan rumah tangga, pelaminan, dan kerajinan. Ruangan yang besar, yang di tempat asalnya digunakan untuk musyawarah bagi para kepala Adat (Jukkuan) oleh karena itu balai ini disebut juga balai agung (Lapang Luakh) terdiri atas lima bagian, yakni tangga masuk beratap, disebut serambi, digunakan untuk pertemuan kecil; ruang musyawarah resmi; tempat menyimpan alat musik tradisional dan ruang tempat para kepala Adat (Jukkuan). Anjungan Lampung terdiri atas dua lantai. Lantai atas digunakan untuk pergelaran kesenian dan upacara adat, sedangkan lantai bawah sebagai tempat peragaan dan pameran produk unggulan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung. Pada halaman belakang terdapat teater terbuka, bataiyan, yang digunakan untuk pertunjukan, bersebelahan dengan Kafetaria Krakatau.

Anjungan Lampung pernah dikunjungi oleh tamu-tamu negara sahabat, baik tingkat kepala negara maupun kepala pemerintahan, misalnya Perdana Menteri Thailand Kukrit Pramoj pada 12 Juni 1975.

Isi Dan Arti Lambang Lampung

 
Lambang daerah Provinsi lemah Lampung

Lampung. Sang Bumi Ruwa Jurai, Rumah Tangga dua unsur serba buai, Hidup mendiami dataran, pegunungan dan lautan. Penghasilan lada dan padi sebagai sumber penghidupan. Rakyat bersatu bekerja sama membangun, dengan alat senjata yang ada ia bertahan guna mewujudkan mahkota kejayaan Pancasila dibawah naungan negara Republik Indonesia.

Perisai

  • Dasar Lambang bersudut Lima.

Kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan rumah tangga yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat adil berdasarkan Pancasila.

  • Warna Dasar Perisai.
    • Hijau : Menunjukkan Daerah dataran tinggi yang subur untuk tanaman musim.
    • Coklat : Menunjukkan Daerah dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang.
    • Biru : Menunjukkan kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para nelayan. Warna Tepi Perisai. Kuning Emas Tanda kebesaran cita masyarakat untuk membangun daerah dan negaranya.

Pita SANG BUMI RUWA JURAI

  • Bentuk Pita
    • Dilihat dari bawah merupakan pintu gerbang masuk ke Daerah Lampung yang subur serta makmur
    • Dilihat dari atas merupakan wadah pembangunan yang berintikan pertanian lada dan padi oleh masyarakat yang kaya budaya.
  • Warna Pita
    • Putih Jernih melambangkan kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
    • Pita Putih berarti pula suatu hamparan kain putih yang biasa dipakai masyarakat adat untuk menyambut tamu terhormat.
  • Arti Tulisan
    • Sang Bumi rumah tangga agung yang luas berbilik-bilik.
    • Ruwa Jurai dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di dalam wilayah Provinsi Lampung.
  • Arti Ruwa Jurai
    • Linguistik Culturil Terdiri dari dua unsur keturunan asal yang tergolong dalam :
      • Masyarakat Lampung yang berbahasa “O”
      • Masyarakat Lampung yang berbahasa “A”
    • Sosiologis terdiri dari du unsur golongan masyarakat yang terdapat sekarang
      • Masyarakat Lampung Asli
      • Masyarakat Lampung Migrasi

Aksara Lampung

  • Bunyi Aksara Lampung
  • Asal Kata : Lampung
    • Legende berasal dari nama poyang SI LAMPUNG keturunan sang Dewa SENEBAHANDANEIDODARI SINUHUN yang dikatakan saudara dari SI JAWA ratu Mojopahit dan SI PASUNDAYANG Ratu Pejajaran dari SI LAMPUNG adalah ratu DIBALAU
    • Berasal dari kata TOLANG P’OHWANG (Tulang Bawang), nama negara yang pernah ada di daerah ini dimasa dynasty Han. Kata-kata ini merupakan rangkaian kata To (orang) Lang P’ohwang (Lampung)

Daun dan buah Lada

  • Daun Lada berjumlah 17 buah, buah Lada berjumlah 8.
    • Lada merupakan produksi utama penduduk asli sejak masa lampau, sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia pada abad ke 7 dan bangsa-bangsa Barat sejak abad ke 15.
    • Biji Lada berjumlah 64, menunjukkan bahwa terbentuknya Dati I Lampung Tahun 1964

Setangkai Padi

  • Buah Padi berjumlah 45
    • Padi merupakan produksi utama penduduk migrasi sejak permulaan abad ke 20 (1905) sehingga karena kedua hasil produksi lada dan padi tersebut, maka terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antar kedua unsur golongan masyarakat sampai terwujudnya Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai sekarang.

Laduk Bersejarah

  • Golok rakyat serba guna
  • Dapat digunakan untuk pertanian, alat rumah tangga dan dapat pula dipergunakan untuk membela diri.

Payan Bersejarah

  • Tumbak Pusaka Tradisional
  • Merupakan Lambang Budaya Ksatria dan bila perlu dipakai untuk mempertahankan kehormatan keluarga serta Negara dari ancaman musuh.

Gong gajah mekhu

  • Warna Gung Kuning Tua (Kuningan).
  • Arti Gung perlambang keagungan seni budaya asli.
  • Fungsi Gung :
    • Sebagai alat inti seni budaya (tabuhan).
    • Sebagai tanda pemberitahuan karya besar dimulai.
    • Sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.
  • Lingkaran gung terdiri dari lingkaran besar dan bulatan kecil yang mengandung arti :
    • Lingkaran besar berarti himpunan masyarakat ruwa jurai serta asal usulnya.
    • Lingkaran (bulatan) kecil berarti segolongan pemimpin (pemerintah) yang mengeratkan hubungan kerjasama antara yang dipimpin dan yang memimpin.

Siger

  • Warna Siger Kuning Emas
  • Arti Siger Mahkota perlambang keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat.
  • Kandungan bentuk banyaknya gerigi lancip berlekuk 9, sebagai lambang dari sembilan sungai yang mengalir di daerah Lampung yaitu :
      • Way Semaka
      • Way Sekampung
      • Way Seputih
      • Way Pengubuan
      • Way Abung Rarem
      • Way Sungkai
      • Way Kanan (Umpu Besai)
      • Way Tulang bawang
      • Way Mesuji
  • Di dalam Siger terdapat bunga Melur (melati 4 bunga, setiap bunga mempunyai 4 daun bunga yang berkelompok lima).
    • Dengan pengertian sebagai berikut : Kuntum Bunga melambangkan 4 Kepaksian asal Sekala Brak yang terdiri dari Kepaksian Sekala Brak yaitu :
      • Umpu Pernong (Istana Gedung Dalom)
      • Umpu Belunguh (Lamban Gedung)
      • Umpu Bejalan di Way ( Lamban Dalom)
      • Umpu Nyerupa (Gedung Pakuon)
  • Kelompok Daun Bunga
    • Setelah berkembang dan tersebarnya masyarakat di seluruh daerah Lampung, maka terbinalah 5 daerah Keratuan yang masing-masing dipimpin oleh :
      • Ratu di Belalau
      • Ratu di Puncak
      • Ratu Pemanggilan
      • Ratu di Pungung
      • Ratu Darah Putih
  • Daun Bunga Sekala yang terdapat pada Puncak Lengkungan Siger atas dimana ujungnya mengenai tiang payung. Bunga sekala itu menjulang dari 4 daun kembangnya (dari bawah) yang mengandung arti : Menjulang dari 4 daun bunga : Semua Jurai yang berasal dari sekala Brak yang dilambangkan oleh 4 Kepaksian mempunyai filsafat hidup Bunga Sekala berdaun Lima melambangkan bahwa Filsafat Pi’il Pesenggiri itu bertemali 5 alam pikiran sebagai berikut :
    • Pi’il Pesenggiri ; Pi’il artinya berjiwa besar, Pesenggiri artinya menghargai diri.
    • Juluk Adek ; Juluk artinya Gelar sebelum Kawin, Adek artinya gelar setelah Kawin.
    • Nemui Nyimah ; Nemui artinya terbuka hati untuk menerima tamu, Nyimah artinya suka memberi dengan ikhlas.
    • Nengah Nyappur ; Nengah artinya suka berkenalan, Nyappur artinya pandai bergaul.
    • Sakai Sambaian ; Sakai artinya suka tolong menolong, Sambaian artinya bergotong royong.
  • Pedoman Hidup Suku Lampung
    • Berani menghadapi tantangan: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador.
    • Teguh pendirian: ratong banjir mak kisir, ratong barak mak kirak.
    • Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jera tilah ya kelai.
    • Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
    • Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, repa ulah riya ulih.
    • Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah.
    • Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: wayni dang rubok, iwani dapok.

Payung Agung Bersejarah

  • Warna Payung Kuning Muda
  • Bagian Payung : Jari Payung berjumlah 17, Bagian Ruas Tepi berjumlah 8, Bagian Batas Ruas berjumlah 19, Rumbai Payung berjumlah 45.
  • Arti Payung
    • Sebagai Payung Agung yang melambangkan Negara Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustsu 1945
    • Sebagai Payung Jurai yang melambangkan Provinsi lampung tempat semua jurai berlindung.
  • Tiang dan bulatan Puncak Payung
    • Tiang Payung : Eka menjulang satu cita
    • Bulatan Puncak : Esa terbilang satu kuasa Pengertian Satu cita membangun bangsa dan Negara Republik Indonesia dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa.

Referensi