Sinagoga Sha'ar Hashamayim (Indonesia)

bangunan kuil di Indonesia

Sinagoga Sha'ar Hashamayim (bahasa Ibrani: שער השמים‎ ("Sha'ar Hashamayim", "Gerbang Surga" dalam bahasa Indonesia) atau dikenal juga dengan Beth Knesset Sha'ar Hashamayim adalah Sinagoga Yahudi Ortodoks dengan tradisi Sephardi (Spanyol dan Portugis) yang berlokasi di Tondano, Sulawesi Utara, Indonesia, yang didirikan pada tahun 2003.

Sinagoga Sha'ar Hashamayim
בית כנסת שער השמים
Agama
AfiliasiYahudi Ortodoks
RitusSephardic
KepemimpinanYaakov Baruch
StatusAktif
Lokasi
LokasiWatulambot, Tondano Barat, Kabupaten Minahasa
Indonesia Sulawesi Utara, Indonesia

Sinagoga Sha'ar Hashamayim adalah sinagoga kedua di Indonesia setelah sinagoga lain di kota Surabaya, yang dibangun pada tahun 1939 oleh komunitas Yahudi Irak, dan ditutup pada tahun 2009. Sha'ar Hashamayim menjadi satu-satunya Sinagoga Ortodoks di Indonesia yang masih beroperasi sampai saat ini.

Jemaat Sinagoga Sha'ar Hashamayim relatif kecil. Tetapi meskipun begitu, jemaat berhasil mempertahankan tradisi dan budaya peninggalan orang-orang Yahudi yang telah berada di Indonesia sejak ratusan tahun.

Sejarah

Sinagoga Sha'ar Hashamayim awalnya adalah sebuah rumah yang dimiliki seorang Yahudi Belanda bernama Leo Elias van Beugen. kemudian rumah tersebut dibeli oleh keluarga Van der Stoop pada tahun 2003, kemudian dihibahkan kepada Komunitas Yahudi setempat untuk dijadikan Sinagoga. Sinagoga kemudian diresmikan pada tanggal 17 September, 2004 oleh J. P Van der Stoop, seorang Yahudi Belanda yang juga seorang Direktur Sigmo Beheer BV Netherland.

Keluarga Van der Stoop membangun dan mendonasikan Sinagoga dengan tujuan agar orang Yahudi di Indonesia baik yang berada di Sulawesi maupun keturunan Yahudi Irak tetap bisa menjalankan ibadah dan menjadikan Sinagoga Sha'ar Hashamayim di Tondano sebagai simbol pusat keagamaan Yahudi di Indonesia. Berdirinya Sinagoga di Tondano karena di Minahasa cenderung lebih aman dibanding kota lain di Sulawesi Utara maupun di luar pulau Sulawesi sebab masyarakat lokal Minahasa secara politik sangat pro terhadap Israel.


Pada akhir tahun 2019, Sinagoga ini diresmikan oleh pemerintah daerah yang dimana itu juga membuat Sinagoga Sha'ar Hashamayim menjadi satu-satunya tempat ibadah agama Yahudi di Indonesia yang sah secara hukum[1].

Sinagoga ini pertama kali berdiri menggunakan nama Sinagoga Beth Hashem. lalu beberapa tahun kemudian Sinagoga ini berganti nama menjadi Ohel Yaakov atas usul seorang Rabbi dari Singapura. Lalu setelah diskusi panjang mengenai masa depan Sinagoga, akhirnya pada tahun 2011 nama Sinagoga diganti menjadi Sha'ar Hashamayim seiring juga dengan perubahan Minhag yang dipakai oleh Sinagoga.

Pada awal tahun 2021, Sinagoga ini mendapat pengawasan dari tiga orang Rabbi: Rabbi Moshe Otero (Darkei Israel), Rabbi Maikel Habib (Torah VeAhava), Rabbi Sjimon René den Hollander (Congregation Searith Israel, New York), dan juga mendapat dukungan dari Komunitas Yahudi Sephardic Belanda, New York, dan London.

Gaya Arsitektur dan Interior

 
Lampu gantung antik dan Heikal

Tampilan luar Sinagoga terinspirasi dari City of David di Yerusalem, yang dimana keseluruhan bangunan dilapisi dengan batu alam, baik bangunan Sinagoga itu sendiri, mau pun ruangan Mikvah.

sedangkan interior Sinagoga terinspirasi dari Esnoga/Portuguese Synagogue (Amsterdam), dengan tempat lilin disetiap ujung Tebah, Heikal yang menyerupai Heikal Esnoga Amsterdam, lampu gantung antik yang berasal dari jaman kolonialisme Belanda, kursi panjang di bagian samping untuk jemaat pria, dua baris kursi panjang di bagian belakang untuk jemaat perempuan, dan rak buku untuk Siddurim, dan buku hari raya.

Fasilitas

 
Guest House untuk para Rabbi tamu

Di halaman Sinagoga terdapat bangunan terpisah khusus untuk Mikvah, yang dimana pembangunan Mikvah tersebut hanya membutuhkan waktu 3 bulan dan menjadikan kolam Mikvah pertama yang ada di Indonesia baik sebelum dan sesudah masa kolonial Belanda. pembangunan Mikvah sendiri diawasi oleh Rabbi Sjimon René den Hollander dari New York.

selain kolam Mikvah, di halaman Sinagoga juga terdapat bangunan Guest House untuk para Rabbi tamu yang datang ke Sinagoga dengan tujuan agar para Rabbi lebih mudah menjangkau Sinagoga khususnya pada hari Shabbat yang dimana pada hari itu seorang Yahudi tidak boleh menggunakan kendaraan.

Galeri

 
Logo Sinagoga berbentuk kaligrafi dibuat oleh seorang Muslim (Husada Tsalitsa Mardiansyah) dan seorang Yahudi (Ezra Avraham). logo tidak hanya menjadi simbol Sinagoga, tetapi juga simbol persaudaraan Yahudi dan Muslim di negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di Dunia ini.
 
Interior Sinagoga
 
gedung Mikvah (kiri), gedung Sinagoga (kanan)
 
Gulungan Taurat, pemberian keluarga Yahudi Ben Judah
 
Peresmian Sinagoga oleh pemerintah daerah, 2019
 
Gerbang Sinagoga
 
Pembacaan Sefer Torah oleh Jemaat Sha'ar Hashamayim
 
Pembacaan Ratapan pada malam Tisha B'av
 
Perayaan Hanukkah

Lihat Juga

Refrensi

  1. ^ "Only synagogue left in Indonesia officially inaugurated". The Jerusalem Post | JPost.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-17.