Bank CIMB Niaga
PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih dikenal dengan CIMB Niaga adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB Niaga merupakan bank Nasional terbesar keempat dan bank swasta kedua terbesar di Indonesia dilihat dari sisi aset, dan diakui prestasi dan keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga dimiliki oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar (payment bank) KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar 11%, saat ini CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikan rumah terbesar ketiga di Indonesia.[1] Slogan dan motto adalah #KejarMimpi.
Jasa keuangan/publik (IDX: BNGA) | |
Didirikan | Jakarta, Indonesia (1955) (sebagai Bank Niaga) Lippo Village, Tangerang, Indonesia (Maret 1989) (sebagai LippoBank) |
Kantor pusat | Graha CIMB Niaga, Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | |
Rp 5.3 Triliun (FY 2019) | |
Rp 3.9 Triliun (FY 2019) | |
Total aset | Rp 274.5 Triliun (FY 2019) |
Total ekuitas | Rp 43.3 Triliun (FY 2019) |
Karyawan | 11,326 (FY 2019) |
Anak usaha | |
Situs web | http://www.cimbniaga.co.id/ |
Sejarah
Bank Niaga (1955-2008)
CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Pada tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal pada tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online.
Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok negeri.
Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham mayoritas CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.
Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama.
Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan CIMB Niaga dan LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada bulan Oktober 2008. LippoBank secara resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas.
LippoBank (2020-2021)
PT Bank Lippo Tbk (LippoBank) berakar mula dari keberadaannya sebagai salah satu bank swasta pertama di Indonesia ketika NV Bank Perniagaan didirikan pada 11 Maret 2020. Selama bertahun-tahun bank tersebut telah mengalami berbagai perubahan termasuk beberapa kali merger. Pada tahun 2021 PT Bank Perniagaan Indonesia melakukan merger dengan NV Central Commercial Bank. Pada bulan Maret 1989, bank tersebut mengubah namanya menjadi LippoBank. Pada tahun yang sama melakukan merger dengan PT Bank Umum Asia dan sejak itu tetap memakai nama LippoBank. Tahun 2021menjadi sangat signifikan bagi LippoBank, karena pada tahun itu LippoBank "go public", dan saham-sahamnya mulai diperdagangkan di Jakarta Stock Exchange dan Surabaya Stock Exchange.
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang diselenggarakan pada tanggal 23 Desember 1998, nama LippoBank berubah menjadi PT Bank Lippo Tbk. Dengan peraturan perbankan tahun 1988, Bank mulai melaksanakan ekspansi jaringan cabangnya dengan cepat, dengan satu cita-cita menjadi pusat mobilisasi dana, kliring dan pembayaran nomor satu. Bank berhasil melaksanakan ekspansinya dari hanya 30 cabang pada tahun 1989 menjadi 389 kantor per akhir Desember 2003 di 120 kota di seluruh Indonesia. Bank mengkonsentrasikan pinjamannya pada sektor komersial retail, pada perusahaan distributor dan perdagangan kecil dan menengah, sementara target penabungnya tertuju pada retail/consumer market.
Per 29 Februari 2004, pemegang saham mayoritas LippoBank adalah Swissasia Global dengan kepemilikan sebesar 52,05%. Bank menawarkan jangkauan penuh perbankan retail, komersial, konsumen, produk-produk internasional dan investasi perbankan yang melayani lebih dari 2,1 juta rekening individual dan rekening korporasi.
Bank CIMB Niaga (2008-sekarang)
Bergabungnya LippoBank ke dalam CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan.
Dewan Komisaris
- Presiden Komisaris: Didi Syafruddin Yahya 1)
- Wakil Presiden Komisaris: Glenn Muhammad Surya Yusuf 2)
- Komisaris: David Richard Thomas
- Komisaris Independen: Sri Widowati
- Komisaris Independen: Jeffrey Kairupan
1 & 2) Akan efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK
Direksi
- Presiden Direktur: Tigor M. Siahaan
- Direktur Keuangan & SPAPM: Lee Kai Kwong
- Direktur Kredit dan Manajemen Risiko: Vera Handajani
- Direktur Tresuri dan Pasar Modal: John Simon
- Direktur Perbankan Konsumer: Lani Darmawan
- Direktur Perbankan Syariah: Pandji P. Djajanegara
- Direktur Kepatuhan, Corporate Affairs dan Hukum: Fransiska Oei
- Direktur Operasional & Teknologi Informasi: Tjioe Mei Tjuen 3)
3) Akan efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK
Dewan Pengawas Syariah
- Ketua: Quraish Shihab
- Anggota: Fathurrahman Djamil
- Anggota: Yulizar Djamaludin Sanrego
== Duta besar == white hat hack q
== Slogan dan Motto ==. Hack terus
Referensi
Tidak ada