Kota Pekalongan
Pekalongan (bahasa Jawa: ꦏꦸꦛꦦꦼꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀, translit. Kutha Pekalongan) adalah salah satu kota pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat.
Kota Pekalongan | |
---|---|
Julukan: World's City of Batik | |
Motto: Bersih, Aman, Tertib, Indah, Komunikatif | |
Koordinat: 6°53′18″S 109°40′31″E / 6.8883°S 109.6753°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | 1 April 1906 |
Dasar hukum | Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Achmad Afzan Arslan Djunaid |
• Wakil Wali Kota | Salahudin |
Luas | |
• Total | 45,25 km2 (17,47 sq mi) |
Populasi (2020[1]) | |
• Total | 224.063 |
Demografi | |
• Agama | Islam (94.13%) Kristen Protestan (2.85%) Katolik (2.25%) Buddha (0.67%) Hindu (0.07%) Aliran Kepercayaan (0.02%) Konghucu (0.01%)[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0285 |
Kode Kemendagri | 33.75 |
DAU | Rp581.330.216.000,00 (2020) |
Flora resmi | Bambu Wulung |
Fauna resmi | Perenjak Jawa |
Situs web | www |
Kota ini terletak di Jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 km sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal dengan julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif.
Sejarah
Nama Pekalongan sampai saat ini belum jelas asal-usulnya, belum ada prasasti atau dokumen lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan, yang ada hanya berupa cerita rakyat atau legenda. Dokumen tertua yang menyebut nama Pekalongan adalah Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomor 40 tahun 1931. Nama Pekalongan diambil dari kata 'Halong' (dapat banyak) dan di bawah simbol kota tertulis 'Pek-Along-An'.
Hal ini diikuti dengan keputusan DPRD Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan tambahan Lembaran Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958, serta persetujuan Pepekupeda Teritorium 4 dengan SK Nomor KTPS-PPD/00351/II/1958 yang menyatakan bahwa nama Pekalongan berasal dari kata 'A-Pek-Halong-An' yang berarti pengangsalan (pendapatan).[butuh rujukan]
Pada pertengahan abad ke-19 di kalangan kaum liberal Belanda muncul pemikiran etis, yang selanjutnya dikenal sebagai politik etis, yang menyerukan Program Desentralisasi Kekuasaan Administratif yang memberikan hak otonomi kepada setiap Karesidenan dan Kota Besar serta pembentukan dewan-dewan daerah di wilayah administratif tersebut.
Pemikiran kaum liberal ini ditanggapi oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dengan dikeluarkannya Staatbland Nomor 329 Tahun 1903 yang menjadi dasar hukum pemberian hak otonomi kepada setiap residensi dan untuk Kota Pekalongan. Hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomor 124 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 tentang Decentralisatie Afzondering van Gelmiddelen voor de Hoofplaatss Pekalongan uit de Algemenee Geldmiddelen de dier Plaatse yang berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menandatangani penyerahan kekuasaan kepada tentara Jepang. Jepang menghapus keberadaan dewan-dewan daerah, sedangkan Kabupaten dan Kotamadya diteruskan dan hanya menjalankan pemerintahan dekonsentrasi.
Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh dwitunggal Soekarno-Hatta di Jakarta, ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata untuk merebut markas tentara Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari tentara Jepang.
Secara yuridis formal, Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, maka Pekalongan berubah sebutannya menjadi Kotamadya Dati II Pekalongan.
Terbitnya PP Nomor 21 Tahun 1988 tanggal 5 Desember 1988 dan ditindaklanjuti dengan Inmendagri Nomor 3 Tahun 1989 mengubah batas wilayah Kotamadya Dati II Pekalongan sehingga luas wilayahnya berubah dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa dan 24 kelurahan.
Sejalan dengan era reformasi yang menuntut adanya reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 32 Tahun 2004 yang mengubah sebutan Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan.
Geografis
Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42” - 6º55’44” LS dan 109º37’55” - 109º42’19” BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00 - 518,00 km membujur dan 517,75 - 526,75 km melintang, dimana semuanya merupakan daerah datar, tidak ada daerah dengan kemiringan yang curam, terdiri dari tanah kering 67,48% Ha dan tanah sawah 32,53%.
Berdasarkan jenis tanahnya, di Kota Pekalongan memiliki jenis tanah yang berwarna agak kelabu dengan jenis aluvial kelabu kekuningan dan aluvial yohidromorf. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai ± 9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai ± 7 km.
Batas wilayah
Batas wilayah administrasi Kota Pekalongan yaitu:
Utara | Laut Jawa |
Timur | Kabupaten Batang |
Selatan | Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang |
Barat | Kabupaten Pekalongan |
Kota Pekalongan merupakan daerah beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm - 300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120 hari. Keadaan suhu rata-rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah, berkisar antara 17 - 35 °C.
Iklim dan cuaca
Data iklim Pekalongan | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.0 (78.8) |
26.5 (79.7) |
26.9 (80.4) |
27.4 (81.3) |
27.5 (81.5) |
27.0 (80.6) |
26.4 (79.5) |
26.7 (80.1) |
27.3 (81.1) |
27.6 (81.7) |
27.4 (81.3) |
26.8 (80.2) |
27.0 (80.6) |
Presipitasi mm (inci) | 632.5 (24.902) |
415.4 (16.354) |
327.0 (12.874) |
195.1 (7.681) |
152.6 (6.008) |
87.7 (3.453) |
82.1 (3.232) |
74.2 (2.921) |
81.4 (3.205) |
143.6 (5.654) |
186.3 (7.335) |
319.5 (12.579) |
2.697,4 (106,197) |
Rata-rata hari hujan atau bersalju | 18.4 | 16.6 | 16.5 | 13.8 | 10.6 | 8.5 | 4.7 | 4.5 | 5.2 | 8.8 | 14.8 | 17.6 | 140.0 |
Sumber: [3] |
Pemerintahan
Secara administrasi pemerintahan Kota Pekalongan dipimpin oleh seorang Walikota dan Wakil Walikota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat.
Kecamatan dibagi lagi menjadi beberapa kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Sejak 2005, Walikota Pekalongan dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD.
Daftar Walikota
Dewan Perwakilan
Kecamatan
Demografi
Agama
Sejak dulu, Kota Pekalongan dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat religiusitas yang cukup tinggi, indikatornya adalah dengan banyaknya jumlah pondok pesantren yang ada yakni 44 buah dengan jumlah santri mencapai 4.706 orang. Keberagaman pemeluk agama tidak lagi menimbulkan permasalahan yang berarti menunjukkan kondusifnya kehidupan antar umat beragama Kota Pekalongan.
Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kota Pekalongan, sedangkan agama lain yang dianut sebagian warga Kota Pekalongan adalah Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Untuk memenuhi kebutuhan peribadatan, di Kota Pekalongan terdapat berbagai jenis tempat ibadah berupa Masjid 106 unit, Musholla 613 unit, 13 buah Gereja Kristen, 2 Gereja Katolik, 1 Pura dan 5 Wihara yang tersebar diseluruh kecamatan Kota Pekalongan.
Etnis
Kota Pekalongan secara etnik didominasi oleh Suku Jawa yang bertutur dengan Bahasa Jawa dialek Pekalongan yang secara dialek dekat dengan Bahasa Jawa Banyumasan dialek Tegal ataupun Bahasa Jawa Semarang. Sejarah Pekalongan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan membuatnya memiliki sejumlah komunitas pendatang yang menonjol, seperti etnis Cina dan Arab, selain tentu saja suku-suku Nusantara lain seperti suku Melayu dan Banjar.
Ekonomi
Karena letaknya sangat strategis yaitu di antara Jakarta dan Surabaya, perekonomian Kota Pekalongan cukup maju diantara kota-kota lain di Jawa Tengah yaitu dalam bidang industri, perikanan dan properti. Dalam bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki sebuah pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa.
Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga.
Pusat perbelanjaan
Kota Pekalongan memiliki beberapa pusat perbelanjaan dari mall, pasar grosir hingga pasar tradisional.
Mall
- Plaza Pekalongan
- Transmart Pekalongan
- Pekalongan Square
- Yogya Toserba Pekalongan
- Superindo Supermarket
Pasar
- Pasar Grosir Batik Setono
- Pasar Induk Banjarsari (Berhenti Operasi Sementara karena Kebakaran)
- Pasar Induk Grogolan
- Pasar Induk Banyu Urip
- Pasar Pagi Keraton
- Pasar Podosugih
- Pasar Anyar
- Pasar Kraton
- Pasar Poncol
- Pasar Klego
- Pasar Induk Kuripan
- Pasar Buah Banjarsari
Industri
- Galangan kapal kayu
- Galangan kapal fiberglass
- Galangan kapal baja (PT Barokah Marine)
- Pabrik es balok
- Industri Ikan Asin
- Industri Pemindangan ikan
- Pabrik Pengalengan Ikan Maya
- Industri Kecil Pembuatan Terasi
- Pabrik Pembuatan Fillet Ikan
- Industri Kerajinan Batik
- Industri Pembuatan Mebel Rotan dan Bambu
- Industri Kecil Makanan Ringan
- Pabrik Rokok Sigaret Kretek
- Pabrik Teh
- Industri Pembuatan Sarung
- Industri Kain
Hiburan
- Cinema XXI Pekalongan Square dan Transmart Pekalongan
- Karaoke Happy Puppy Plaza Pekalongan
- Sahid International Convention Center
- Crown Dupan Club
Pariwisata
Kota Pekalongan dikenal akan batiknya yang telah mendunia, banyak wisatawan yang datang atau sekedar singgah di Kota Pekalongan. Tempat wisata di Kota Pekalongan tidak hanya wisata batik saja, tetapi terdapat juga wisata keagamaan, sejarah dan alam.
Tempat wisata
- Museum Batik Pekalongan
- Kampoeng Batik Kauman
- Kampung Wisata Batik Pesindon
- Kampung Wisata ATBM Medono
- Kampung Wisata Canting Landungsari
- Pantai Pasir Kencana
- Pantai Slamaran Indah
- Seaworld Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP)
- Wisata Hutan Bakau (Mangrove Park)
- Water Park Dupan
- Kawasan Kota Tua Jetayu
- Ziarah Makam Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas
- Taman Kota Kawasan Mataram
- Monumen 03-10-1945
Acara dan perayaan
Pada setiap tahun pada tanggal tertentu, Pemerintah atau warga Kota Pekalongan mengadakan berbagai acara yang menarik wisatawan, acara-acara tersebut diantaranya:
- Pekan Batik Nusantara (PBN) dan Pekan Batik Internasional (PBI)
Pekan Batik Nusantara diadakan 1 tahun sekali pada bulan Oktober sedangkan Pekan Batik Internasional berlangsung setiap 3 tahun sekali pada bulan yang sama. Kegiatan yang diselenggarakan dalam acara ini adalah gala diner, fashion show, gelar budaya, seminar, karnaval kreasi busana batik, pameran produk batik dalm dan luar negeri, great sale dan wisata kuliner.
- Perayaan HUT Kota Pekalongan
Diadakan 1 tahun sekali yaitu setiap tanggal 1 April, dalam acara ini dilakukan kirab dan gelar kesenian dan budaya khas Kota Pekalongan, karnaval serta berbagai event lomba. Tetapi pada tahun 2015, perayaan ini dilaksanakan dalam acara Pekan Kreatif Nusantara (PKN) yang konsep nya tidak jauh berbeda dengan Pekan Batik.
- Hari Teknologi Nasional
Diselenggarakan 1 tahun sekali pada bulan September, agenda dalam acara ini adalah pameran inovasi daerah yang diikuti berbagai daerah di Indonesia serta lomba inovasi.
- Nyadran
Tradisi Nelayan Pekalongan yang diadakan 1 tahun sekali dengan menggelar acara "ngelarung" sesaji ditengah laut yang diperebutkan oleh kalangan masyarakat nelayan.
- Pek Tjun
Dilakukan 1 tahun sekali, kegiatan Pek Tjun menampilkan kebudayaan Tionghoa dengan puncak acara di Pantai Pasir Kencana dengan atraksi barongsai yang dilarung di laut serta lomba mendirikan telur ditengah terik matahari.
- Cap Gomeh
Diselenggarakan 1 tahun sekali oleh umat Konghucu yang dipusatkan di Klenteng Pho An Thian, dengan kegiatan karnaval mengarak "para dewa" keliling kota yang diiringi kesenian Tionghoa.
- Krapyakan atau Syawalan
Diselenggarakan 1 tahun sekali, sepekan usai Hari Raya Idul Fitri, acara ini berlokasi di Jalan Jlamprang, Krapyak dengan pemotongan lopis raksasa seberat 1 ton lebih dengan tinggi sekitar 2 meter.[4]
- Festival Pintoe Dalam
Digelar 1 tahun sekali selama 2 hari di sepanjang Jalan Blimbing, Pekalongan Timur, menyajikan kesenian dan makanan khas etnis Tionghoa.
- Khoul
Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati wafatnya Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas, diselenggarakan 1 tahun sekali menjelang bulan puasa Ramadhan. Acara ini berlangsung di wilayah Makam Sapuro yang dihadiri masyarakat dari berbagai daerah di Nusantara dan Mancanegara.
Kuliner
Kota Pekalongan memiliki kuliner khas, diantaranya:
- Tauto, merupakan salah satu makanan khas Kota Pekalongan, makanan ini merupakan sebagaimana makanan soto namun menggunakan daging kerbau dengan bumbu khas yaitu tauco.
- Kopi tahlil, sebuah minuman kopi yang diracik dengan menggunakan bahan rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, pandan.
- Gule kambing kacang hijau, makanan ini dipengaruhi budaya khas Timur Tengah, gule kambing ini disajikan dengan dicampur bersama kacang hijau.
- Nasi kebuli, merupakan nasi yang dimasak menggunakan rempah-rempah yang disajikan dengan potongan daging kambing yang dilengkapi acar nanas.
- Garang asem, makanan yang berkuah bening dari daging sapi dengan racikan tomat dan cabai rawit gelondongan yang disajikan dalam kondisi panas. Biasa disajikan bersama megono.
- Megono, makanan yang terbuat dari nangka muda yang dirajang, diramu dengan bumbu dan dimasak dengan cara dikukus.
- Nasi uwet, makanan ini hampir mirip gulai kambing namun dengan kuah yang lebih encer karena tidak menggunakan santan.
- Nasi Otot, makanan yang terdiri dari nasi dan otot sapi yang diberi bumbu yang khas, serta ditambah dengan tambahan gorengan.
Di Kota Pekalongan juga terdapat restoran atau kafe baik berjaringan nasional maupun lokal, diantaranya:
- KFC
- Pizza Hut Delivery
- Richeese Factory
- Wendy's
- Solaria
- Ichiban Sushi
- Bakso Boedjangan
- Es Teler 77
- Mokko Donuts
- California Fried Chicken
- Papa Ron's Pizza
- Gahwaji Sky Lounge Hotel Namira Syariah
- Warung Orange Pekalongan
- Teras Bali
- Nostalgia Resto The Sidji Hotel
- Obonk Steak & Ribs
- Coffee and Beyond
- Garuda Madoong Kencana
- Warung Oemang
- ACP Cafe Pekalongan
- Taiwan Tea House
- The Oasis Cafe
Kesenian
- Wayang Kulit
- Simtuduror
- Kesenian Banjar
- Kesenian Melayu
Pendidikan
Kota Pekalongan memiliki sekitar 2.687 sekolah, 451.609 siswa dan 22.137 guru
Perguruan Tinggi
- Universitas Pekalongan
- Universitas Terbuka Pekalongan
- Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP)
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Pratama (STMIK Widya Pratama)
- Institut Agama Islam Negeri Pekalongan (IAIN Pekalongan)
- Akademi Keperawatan Negeri (AKPER Negeri)
- Akademi Kebidanan Harapan Ibu (AKBID Harapan Ibu)
- Politeknik Batik Pusmanu Pekalongan
Kesehatan
Rumah Sakit
- RSUD Bendan
- RSUD Kraton
- RS Islam Siti Khodijah
- RS Bhakti Waluyo
- RS Umum Budi Rahayu
- RS Karomah Holistic
- RS H. Ahmad Djunaid
- RS Bedah Aro
- RSIA Anugerah
- RS Hermina Pekalongan
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
- Puskesmas Bendan
- Puskesmas Tirto
- Puskesmas Kramatsari
- Puskesmas Kusuma Bangsa
- Puskesmas Krapyak Kidul
- Puskesmas Dukuh
- Puskesmas Klego
- Puskesmas Tondano
- Puskesmas Noyontaan
- Puskesmas Sokorejo
- Puskesmas Jenggot
- Puskesmas Pekalongan Selatan
- Puskesmas Buaran Pekalongan Selatan
- Puskesmas Kergon
- Puskesmas Salammanis
- Puskesmas Medono
- Puskesmas Degayu
- Puskesmas Setono
Transportasi
Kota Pekalongan mudah dijangkau karena merupakan kota perlintasan pada jalur Jakarta-Surabaya. Di Pekalongan terdapat beberapa fasilitas transportasi:
- Stasiun Pekalongan, semua kereta api penumpang berhenti di stasiun ini
- Terminal Bus Pekalongan
- Terminal Ponolawen
- Terminal Sayun
- Terminal Banjarsari
- Terminal Slamaran
- Terminal Grogolan
Olahraga
Di Kota Pekalongan terdapat fasilitas olahraga pada berbagai cabang olahraga, diantaranya:
- Stadion Hoegeng
- Stadion Bumirejo
- Stadion Kuripan Lor
- Kolam Renang Tirta Sari
- Gedung GOR Jetayu
- Gedung GOR Peritis Kemerdekaan
- Gedung GOR Medono
- Lapangan Tenis Prabajaya
- Lapangan Tenis PDAM
- Sungai Cemoro Sewu
- Lapangan Abdi Jaya Pringrejo
- Lapangan Golf Setono
Media
Televisi
Masyarakat di Kota Pekalongan dapat menikmati beberapa stasiun televisi, terdiri dari TV lokal dan nasional (catatan: sebagian besar stasiun TV dalam daftar di bawah ini juga dapat disaksikan di Tegal dan sekitarnya).
Kanal | Signal | Frekuensi | Nama | Nama Perusahaan | Pemilik | Status |
---|---|---|---|---|---|---|
Analog (PAL) | ||||||
22 | 479.25 MHz | UHF | NET. | PT Media Televisi Tegal | Net Visi Media | Nasional |
24 | 495.25 MHz | RTV | PT Visi Visual Indonesia Jaya | Rajawali Corpora | ||
26 | 511.25 MHz | Kompas TV | PT Bayanaka Multimedia Digital | KG Media | ||
39 | 615.25 MHz | tvOne | PT Lativi Media Karya Semarang-Padang | Visi Media Asia | ||
41 | 631.25 MHz | Trans7 | PT Trans7 Tegal Malang | Trans Media | ||
45 | 663.25 MHz | iNews | PT Global Telekomunikasi Terpadu | Media Nusantara Citra | ||
46 | 671.25 MHz | Trans TV | PT Trans TV Tegal Malang | Trans Media | ||
48 | 687.25 MHz | GTV | PT GTV Tegal | Media Nusantara Citra | ||
51 | 711.25 MHz | Indosiar | PT Indosiar Semarang Televisi | Surya Citra Media | ||
55 | 743.25 MHz | SCTV | PT Surya Citra Wisesa | |||
57 | 759.25 MHz | Batik TV | Lembaga Penyiaran Publik Lokal Batik TV | Pemerintah Kota Pekalongan | Lokal | |
59 | 775.25 MHz | RCTI | PT RCTI Dua | Media Nusantara Citra | Nasional | |
61 | 791.25 MHz | MNCTV | PT TPI Dua | |||
Digital (DVB-T2) | ||||||
28 | 530 MHz | UHF | TVRI Nasional | Lembaga Penyiaran Publik TVRI | Pemerintah Indonesia | Nasional |
TVRI Jawa Tengah | Lokal | |||||
TVRI Kanal 3 | Nasional | |||||
TVRI Sport HD | ||||||
33 | 570 MHz | SCTV | PT Surya Citra Wisesa | Surya Citra Media | ||
Indosiar | PT Indosiar Semarang Televisi | |||||
O Channel | ||||||
Mentari TV | ||||||
36 | 594 MHz | tvOne | PT Lativi Media Karya Semarang-Padang | Visi Media Asia | ||
antv | PT Cakrawala ANTV 7 | |||||
38 | 610 MHz | MetroTV | PT Media Televisi Semarang | Media Group | ||
Magna Channel | PT Mitra Media Digital Satu | |||||
BNTV | PT Mitra Siaran Digital Satu | |||||
42 | 642 MHz | RCTI | PT RCTI Dua | Media Nusantara Citra | ||
MNCTV | PT TPI Dua | |||||
GTV | PT GTV Tegal | |||||
iNews | PT Global Telekomunikasi Terpadu | |||||
44 | 658 MHz | Trans TV | PT Trans TV Tegal Malang | Trans Media | ||
Trans7 | PT Trans7 Tegal Malang | |||||
CNN Indonesia | PT Detik Tivi Satu | |||||
CNBC Indonesia | PT Trans Berita Bisnis Enam | |||||
Kompas TV | PT Bayanaka Multimedia Digital | KG Media |
Radio
Beberapa stasiun radio yang beroperasi di Kota Pekalongan antara lain:
- Radio BSP
- Radio Damasintha
- Radio RCS FM
- Radio Kota Batik
- Radio MS Pekalongan
- Radio Pop FM
Tokoh ternama
- Hoegeng Imam Santoso, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 (1968-1971)
- Abdul Rahman Saleh, Jaksa Agung Republik Indonesia
- Aziz Sattar, Aktor dan Sutradara
- Supeno, Menteri Pemuda dan Olahraga (1948–1949)
- Antonius Budi Ariantho, pemain bulu tangkis
- Lioe Tiong Ping, pemain bulu tangkis
- Muhammad Sultan, Tokoh Melayu
- Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas
- Habib Luthfi bin Yahya
- Habib Baqir Alatas
- Dian Pelangi
- Rudy Hadisoewarno
- Sutrisno Bachir
- Diani Amalia Ramadhani, penyanyi dan Anggota JKT48
Referensi
- ^ "Kota Pekalongan Dalam Angka 2017" (BPS Kota Pekalongan), diakses 13 Juni 2018
- ^ "Kota Pekalongan Dalam Angka 2017"
- ^ "Pekalongan, Indonesia Travel Weather Averages". Weatherbase. Diakses tanggal 7 Februari 2016.
- ^ "Lopis Raksasa, Ikon Budaya Pekalongan, diakses dari situs berita Suara Merdeka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-05. Diakses tanggal 2016-10-03.