Pada tahun 1994-1997, lahirlah berbagai kelompok kabaret di sekolah-sekolah, kampus-kampus, dan masyarakat, kehadiran mereka tentu terjadi karena peran dari beberapa anak Padhyangan, anak teater, dan para aktifis kesenian pada zamannya, sebut saja SMA Negeri 5 BANDUNG, SMA Puragabaya, SMA Negeri 19 Bandung, SMA Negeri 6 Bandung, SMA Kartika Candra, SMA Negeri 1 Bandung, dan SMA Negeri 2 Bandung, sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah yang pada zaman itu memiliki kelompok kabaret yang cukup dikenal, mereka biasa memperkenalkan kabaretnya di acara-acara sekolah seperti pentas seni sekolah (pensi), bazar sekolah, pekan olah raga sekolah (porak) dan berbagai macam kegiatan sekolah lainnya, dengan bermodalkan suara dubbingan pada sebuah kaset, yang dipadukan dengan potongan lagu dan parodi yang kental, mampu menunjukan eksistensinya di setiap sekolah dan kampus masing-masing. Hingga pada akhirnya kelompok-kelompok tersebut berani memperkenalkan diri di kegiatan luar atau masyarakat umum seperti acara off air Radio, perayaan tahun baru, promosi produk, dan lain-lain. Para Event Organizer, Radio, dan Unit Kegiatan Mahasiswa pun mengambil kesempatan ini untuk membuat acara mereka nge-hits pada zamannya, dengan mengadakan kompetisi Kabaret atau Festival Kabaret, hingga para kelompok tersebut pun menjadi sering bertemu satu sama lain pada acara di kompetisi tersebut.

TRILOGI (Umum), SMILE KABARET (SMA Kartika Candra), STEPU (SMA Puragabaya), KANTIN (sekarang POTRET 19 SMA Negeri 19 Bandung), KABARET LIMA (SMA Negeri 5 Bandung), Terase 06 (SMA Negeri 6 Bandung), dan STUDIO KABARET (Umum) adalah tim-tim yang mampu bersaing di ajang kompetisi di tahun 90an. Tim-tim tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing di setiap pertunjukannya, dan mereka yang terpilih pernah terlibat sebuah project televisi untuk pertama kalinya karena berhasil menjadi yang terbaik di ajang kompetisi kabaret atau biasa di sebut Festival Kabaret. Waktu demi waktu, kelompok-kelompok kabaret lain pun berbondong-bondong mengikuti festival kabaret seperti B’TOPS (SMA Negeri 9 Bandung), PISPOT (SMA Negeri 2 Bandung), Teater Anak Hiji / AH (SMA Negeri 1 Bandung), BENGSAS (SMA Negeri 10 Bandung), dan lain-lain, karena pada zaman itu kabaret menjadi candu dan sebuah tontonan parodi yang mengeksistensikan remaja saat itu dan semakin menjamur dimasyarakat, menjadikan mereka tampil di Televisi (TVRI, TPI sekarang MNC, ANTV, dan lain-lain), acara-acara OFF AIR Radio, dan acara ngehits pada zamannya.

Seiring berjalannya waktu, para kelompok kabaret pun ada yang mampu bertahan dan masih produktif bahkan ada pula yang vacum bahkan menghilang sama sekali, tapi semakin hari semakin bertambah pula kelompok-kelompok kabaret baru yang meniru satu sama lain sebagai awal kedatangan mereka, bahkan mereka yang bertahan mampu menjalin silaturahmi hingga lahirlah Latihan Gabungan bersama dan tergagasnya membuat Pertunjukan / Pagelaran Bersama yang di prakarsai oleh pelatih Puragabaya saat itu Kang Anton Yustian.

Bandung sangatlah kreatif, hingga saat ini gagasan gila dan pertunjukan yang atraktif semakin berkembang, dimana dengan kata kabaret. para pelakunya mampu mengeluarkan seluruh isi kreatifitasnya pada bidang ini, hampir ribuan grup kabaret di kota Bandung yang terbentuk, baik yang konsisten, maupun dadakan. Kabaret di Bandung, memiliki ciri dan keaneka ragaman bentuk yang berbeda di setiap kelompoknya, secara umum dari audio mixing (musik). Mereka menggabungkan unsur, dialog, lagu, sound fx, potongan iklan, potongan dialog film, ilustrasi musik, dan lain-lain untuk menghasilkan sebuah audio untuk menyampaikan cerita dalam kemasan pertunjukan kabaret, terkadang ada juga yang live dialog, tapi kebanyakan dari mereka menggunakan gerak bibir mengikuti audio playback yang biasa kita sebut lipsync.

Kabaret Bandung

Dengan mengandalkan unsur komedi dalam komposisi panggung, tarian, artistik, dan di bungkus dengan penyutradaraan yang begitu baik, anak-anak Bandung memperoleh sebuah pertunjukan kesenian modern yang terus akan semakin berkembang yang mereka namakan Kabaret Bandung. Bisa dibilang Kabaret Bandung adalah nama dari pertunjukan teater komedi yang terlahir di Kota Bandung, dan saat ini pertunjukan Kabaret Bandung adalah pertunjukan komedi modern yang mampu menampilkan seluruh parodi jenis pertunjukan kedalam sebuah pentas.

Sejarah Kabaret Bandung

Kabaret telah lama berkembang di Eropa termasuk di negeri kincir angin Belanda. Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia membawa pertunjukan kabaret ke negara jajahannya. Salah satunya ke kota yang dijuluki Paris Van Java yaitu kota Bandung. Berdasarkan dari hasil riset yang telah dilakukan, seorang legenda musisi Indonesia bernama Harry Rusli adalah seorang seniman yang pertama kali membuat pertunjukan komedi parodi sejenis kabaret. Kemudian Desember 1982 saat itu sekelompok mahasiswa dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Katolik Parahyangan mendirikan sebuah kelompok yang bernama Padhyangan. Merupakan singkatan dari Pajajaran dan Parahyangan. Kelompok ini merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan ide ide gila para anggotanya dalam bidang seni pertunjukan panggung. Seni pertunjukan panggung yang ditampilkan Padhyangan adalah sejenis parodi komedi yang mengandalkan musik dan mereka menampilkan pertunjukan kabaret. Dari situlah kabaret mulai dikenal oleh khalayak di kota Bandung. Berkembang hingga acara-acara khusus sebagai hiburan dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Sempat mengisi acara tetap di Radio OZ Bandung, dan seiring berjalannya waktu grup Padhyangan berpisah satu sama lain menjadi Padyangan 6 dan P-Project dan mereka pun membentuk generasi baru seperti Project Pop.

Seiring dengan berjalannya waktu tim tim kabaret di kota Bandung mulai bermunculan. Dengan banyaknya tim-tim kabaret di kota Bandung, para aktivis kabaret mulai memikirkan hal yang lebih besar agar kabaret terus berkembang. Penggiat kabaret Bandung pun mempunyai perwakilan disetiap penjuru kota Bandung, bermula dari seringnya bertemu di festival seni dan perlombaan sehingga mengakibatkan para penggiat Kabaret Bandung membentuk sebuah wadah silutahmi bernama FKB (Forum Kabaret Bandung). Mereka membentuk suatu wadah bagi para praktisi dan seniman kabaret di kota Bandung yang bernama Forum Kabaret Bandung. Kabaret Bandung sebuah seni pertunjukan yang begitu berkembang pesat pada kaum remaja tingkat pendidikan menengah Kota Bandung. Para praktisi kabarnya telah mengklaim bahwasanya Kabaret Bandung merupakan suatu bentuk kesenian baru. Melalui berbagai festival yang diadakan para seniman kabaret mengeksplorasi inspirasi mereka agar memiliki sebuah karya yang dapat dipertunjukkan. Tidak tanggung-tanggung dalam setahun, sebuah tim kabaret dapat membuat, menggarap, memproses, dan mempertunjukkan setidaknya 10 karya sebuah produktivitas yang patut dibanggakan bagi dunia seni pertunjukan. Melalui Forum Kabaret Bandung mereka mencanangkan cita-cita yang tinggi menasional.Forum Kabaret Bandung sendiri tidak mau disamakan dengan bentuk drama kabaret diluar Bandung/Indonesia sana, sehingga istilah kabaret dan kabaret Bandung sangat berbeda, walau ada unsur yang menyamakan mereka, yaitu‘Musik’ dan ‘Tarian’.

Sejarah Forum Kabaret Bandung

Adalah Kang Anton Yustian Jr, seorang praktisi Pertunjukan di era 80-an penggagas dari berdirinya Forum Kabaret Bandung di awal di tahun 1996, Kang Anton Yustian merupakan tokoh budayawan teater gaul, pendiri Teater Bel dan Studio Teater Kabaret Puragabaya (STEPU), beliau menjadi tokoh pemersatu tim-tim kabaret di tahun 90an yang melahirkan pertunjukan gabungan antar tim-tim kabaret saat itu, hingga berdirilah Forum Kabaret Bandung pertama kalinya di tahun 96 yang menjadi cikal bakal lahirnya longser gaul Anka Adika Production (AAP). Mengawali Forum Kabaret Bandung pertama kalinya Tryana dipercaya sebagai Ketua saat itu, namun kesibukan tim-tim kabaret di sanggar/tim nya masing-masing membuat Forum Kabaret Bandung harus bubar dengan sendirinya.

Di tahun 2008, 12 tahun berlalu sejak Forum Kabaret Bandung (FKB) pertama didirikan, para senior kabaret saat itu merasa perlu membangkitkan kembali forum kabaret, karena wadah untuk bertukar pikiran dan silaturahmi menjadi alasan utama, agar dapat memajukan seni pertunjukan ini bersama. Perwakilan-perwakilan dari tim STEPU, POTRET 19, TERASE 06, KABISA, BOSMAT, BENGSAS, EMULASI, PLASTIK, JEBEW 808, STUDIO KABARET, SENSASI, BAKATUWLA, dan lain-lain berkumpul di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House). Hingga akhirnya dipilihlah perwakilan yang selanjutnya dijadikan pengurus inti generasi Forum Kabaret Bandung 2009, diantarnya Ihra Yanuar, Trismandiat, Risdhika, Fitri Odjo, dan Argin Hasta,sebagai perwakilan tiap sudut kota Bandung.

Referensi

https://ketiknews.id/learn-indonesia/tokoh-bicara/Dunia-teater-kembali-berduka--Anton-Yustian-guru-besar-teater--Meninggal-Dunia

http://repository.upi.edu/44363/