Gelar kebangsawanan Jawa

Nama gelar

Gelar Bangsawan Jawa (khususnya Karaton Surakarta Hadiningrat) adalah penyematan berupa gelar lahir dan gelar kepangkatan yang diberikan kepada:

  1. Seseorang yang memiliki darah keturunan Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan),
  2. Seseorang yang tidak memiliki darah keturunan Raja namun berjasa terhadap Kerajaan


Gelar Kebangsawanan Jawa diatur dalam tata Paugeran yang berlaku di masing - masing Kerajaan dan Kadipaten yang ada di tanah Jawa.

Paugeran merupana suatu bentuk Undang - Undang yang ada di sebuah Kerajaan.

Macam Paugeran:

  1. Tetaler, adalah hukum adat yang berbicara atau mengatur tentang hukum nazab atau garis keturunan.
  2. Wewaler, adalah hukum adat yang berbicara atau mengatur tentang larangan atau pantangan.
  3. Angger - angger, hukum adat yang berbicara atau mengatur tentang ketentuan atau aturan adat.


Di jaman modern ini adat makin tergerus, budaya pun berangsur-angsur pun hanya selebar payung. Kerajaan Jawa, yaitu Kasultanan Mataram Islam akhirnya terpecah menjadi 2 (dua) Kerajaan dan 2 (dua) Kadipaten (Pura), yaitu:

  1. Karaton Surakarta Hadiningrat, berdiri sejak 1745 selepas selesainya politik devide et impera Belanda terhadap Kasultanan Mataram Islam melalui Perjanjian Giyanti, menjadi Kerajaan penerus Kasultanan Mataram Islam,
  2. Karaton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, berdiri sejak 1755 setelah diberikannya kekuasaan oleh Karaton Surakarta Hadiningrat setelah usainya Perjanjian Giyanti kepada Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sampeyandalem ingkang Sinuhun Kangdjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Satunggal,
  3. Kadipaten Mangkunegaran Surakarta Hadiningrat, berdiri sejak diberikannya kekuasaan oleh Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat setelah usainya Perjanjian Salatiga ditahun 1757 kepada Raden Mas (R.M). Said yang kemudian bergelar Sampeyandalem Ingkang Jumeneng Kangdjeng Gusti Pangeran Adipati Aria (S.I.J.K.G.P.A.A). Mangkunagara I;
  4. Kadipaten Paku Alaman Ngayogyakarta Hadiningrat, berdiri sejak Pangeran Notokusumo dinobatkan menjadi Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I pada 29 Juni 1813, menyusul Political Contract 17 Maret 1813 antara Residen Inggris John Crawford dan Pangeran Notokusumo. Pada 7 Maret 1822 secara resmi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda Paku Alam I diberi gelar Sampeyandalem Ingkang Jumeneng Kangdjeng Gusti Pangeran Adipati Aria (S.I.J.K.G.P.A.A). Paku Alam I.


Kekuasaan Kasultanan Mataram Islam telah banyak melahirkan keturunan-keturnan. Baik keturunan-keturunan yang masih ngugemi dengan menyandang Hak Gelar lahirnya, atau para turunan yang tidak hanya sebatas ngugemi Hak Gelar Lahirnya yaitu dengan satuhu mengabdi ke Kerajaan hingga mendapatkan Gelar Kepangkatan dari Kerajaan.


Selain dalam Tetaler yang berbicara atau mengatur tentang hukum nazab atau garis keturunan juga tertuang dalam Rijksblad. Rijksblad van Kasoeltanan, Rijksblad van Djokjakarta, Rijksblad van Soerakarta, Rijksblad van Mangkoenagaran, dan Rijksblad van Pakoe Alam.

Dalam "Rijksblad" pemberian gelar kebangsawanan jabatan untuk warga diluar kalangan istana memang diberlakukannya "upeti".

Kemudian, gelar lahir nasab diberikan kepada siapapun yang memiliki alur nasab kerajaan yang jelas. Namun semua bergantung orang tua bernasab tersebut menghendaki menyandang gelar nasab tersebut atau tidak.

Gelar Lahir yang dimiliki Oleh Seseorang yang memiliki Alur Darah Keturunan Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan) di Karaton Surakarta Hadiningrat

Berikut Gelar Lahir Nasab Keturunan Kerajaan (Bekas Pecahan Kasultanan Mataram Islam), khususnya Kraton Surakarta Hadiningrat :

A. Putra Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan), (Keturunan - I / Grad I)

      -. Laki - Laki bergelar lahir Gusti Raden Mas (G.R.M). Untuk Putra Mahkota bergelar lahir Raden Mas Gusti (R.M.G).

      -. Perempuan bergelar lahir Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj), kelak ketika menikah bergelar Gusti Raden Ayu (G.R.Ay).

B. Cucu Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan), (Keturunan - II / Grad II)

      -. Laki - Laki bergelar lahir Bandoro Raden  Mas (B.R.M).

      -. Perempuan bergelar lahir Bandoro Raden Ajeng (B.R.Aj), kelak ketika menikah bergelar Bandoro Raden Ayu  (B.R.Ay).

C. Cicit / Buyut Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan), (Keturunan - III / Grad III)

      -. Laki - Laki bergelar lahir Raden  Mas (R.M).

      -. Perempuan bergelar lahir Raden Ajeng (R.Aj), kelak ketika menikah bergelar Raden Ayu  (R.Ay).

D. Piut / Canggah Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan), (Keturunan - IV / Grad IV)

      -. Laki - Laki bergelar lahir Raden  Mas (R.M).

      -. Perempuan bergelar lahir Raden Ajeng (R.Aj), kelak ketika menikah bergelar Raden Ayu  (R.Ay).

E. Wareng Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan), (Keturunan - V / Grad V)

      -. Laki - Laki bergelar lahir Raden  Mas (R.M).

      -. Perempuan bergelar lahir Raden Ajeng (R.Aj), kelak ketika menikah bergelar Raden Ayu  (R.Ay).

F. Keturunan Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan) Ke- VI sampai dengan Keturunan Raja ke- XX

    -. Laki - Laki bergelar lahir Raden (R).

      -. Perempuan bergelar lahir Raden Rara (R.R), kelak ketika menikah bergelar Raden Nganten  (R.Ngt).

Sebutan keturunan ke-6 (Grad VI) Sinuhun sampai dengan keturunan ke-18 (Grad XVIII) adalah sebagai berikut:

Keturunan ke-6. Udhek-udhek

Keturunan ke-7. Gantung siwur

Keturunan ke-8. Cicip moning

Keturunan ke-9. Petarangan bobrok

Keturunan ke-10. Gropak senthe

Keturunan ke-11. Gropak waton

Keturunan ke-12. Cendheng

Keturunan ke-13. Giyeng

Keturunan ke-14. Cumpleng

Keturunan ke-15. Ampleng

Keturunan ke-16. Menyaman

Keturunan ke-17. Menya-menya

Keturunan ke-18. Trah tumerah.

Gelar Kepangkatan yang Dapat dimiliki Oleh Seseorang yang memiliki Alur Darah Keturunan Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan) di Karaton Surakarta Hadiningrat

1. Gelar Lahir : Raden Mas Gusti (R.M.G) Putra Mahkota, selanjutnya bergelar jabatan K.G.P.A.A (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom) dan terakhir Sahandap Sampeyandalem

Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (S.S.I.S.K.S) Paku Buwono Senapati ing Alaga Abdur Rahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Kaping ... Ing Nagari Surakarta Hadiningrat.

2. Gelar Lahir : Gusti Raden Mas (G.R.M), selanjutnya bergelar jabatan:

-. Gusti Pangeran Panji (G.P.P), setingkat Mayor Jendral

-. Gusti Pangeran Harya (G.P.H), setingkat Mayor Jendral

-. Kanjeng Gusti Pangeran Harya (K.G.P.H), setingkat Lenan Jendral.

3. Gelar Lahir : Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj) kelak ketika menikah menjadi Gusti Raden Ayu (G.R.Ay) kemudian dapat bergelar Gusti Kanjeng Ratu (G.K.R), setingkat Lenan Jendral.

4. Gelar Lahir : Bandoro Raden Mas (B.R.M) selanjutnya bergelar:

-. Kanjeng Raden Mas Harya (K.R.M.H), setingkat Kolonel

-. Bandoro Kanjeng Pangeran Haryo (B.K.P.H), setingkat Mayor Jendral

-. Kanjeng Pangeran Haryo (K.P.H), setingkat Mayor Jendral

5. Gelar Lahir : Bandoro Raden Ajeng (B.R.Aj) kelak ketika menikah bergelar Bandoro Raden Ayu (B.R.Ay), kemudian apabila berjasa dan mengabdi di Kraton Surakarta Hadiningrat

dapat mendapatkan anugrah gelar kepangkatan Kanjeng Bandoro Raden Ayu (K.B.R.Ay), setingkat Mayor Jendral.

6. Gelar Lahir : Raden Mas (R.M) kemudian apabila berjasa dan mengabdi di Kraton Surakarta Hadiningrat dapat mendapatkan anugrah gelar kepangkatan:

-. Raden Mas Lurah (R.M.L), setingkat Lurah

-. Raden Mas Ngabehi (R.M.Ng), setingkat Camat

-. Raden Mas Wedana (R.M.Wd), setingkat Pimpinan Beberapa Camat

-. Raden Mas Tumenggung (R.M.T), setingkat Bupati Anom

-. Raden Mas Adipati Aria (R.M.A.A), setingkat Bupati

-. Raden Mas Panji (R.M.P), setingkat Lenan Dua

-. Kanjeng Raden Mas Tumenggung (K.R.M.T), setingkat Bupati Sepuh

-. Raden Mas Riya Panji (R.M.R.P), setingkat Lenan Satu

-. Kanjeng Raden Mas Haryo Tumenggung (K.R.M.H.T), setingkat Bupati Nayaka

-. Kanjeng Raden Mas Panji (K.R.M.P), setingkat Lenan Kolonel

-. Kanjeng Raden Mas Riya Aria Panji (K.R.M.R.A.P), setingkat Kolonel

-. Kanjeng Pangeran Panji (K.P.P), setingkat Mayor Jendral.

7. Gelar Lahir : Raden Ajeng (R.Aj.) ketika kelak menikah bergelar Raden Ayu (R.Ay), kemudian apabila berjasa dan mengabdi di Kraton Surakarta Hadiningrat dapat mendapatkan

anugrah gelar kepangkatan:

-. Raden Ayu Tumenggung (R.Ay.T), setingkat Bupati Anom

-. Raden Ayu Panji (R.Ay.P),setingkat Lenan Dua

-. Kanjeng Raden Ayu Tumenggung (K.R.Ay.T), setingkat Bupati Nayaka

-. Kanjeng Raden Ayu (K.R.Ay), setingkat Mayor Jendral.

8. Gelar Lahir : Raden (R), kemudian apabila berjasa dan mengabdi di Kraton Surakarta Hadiningrat dapat mendapatkan anugrah gelar kepangkatan:

-. Raden Jajar (R.Jj), setingkat Kamitua

-. Raden Bekel, Bekel (R.B), setingkat Carik

-. Raden Ngabehi (R.Ng), setingkat Camat

-. Raden Tumenggung Panji (R.T.P), setingkat Bupati Anom

-. Raden Adipati Aria (R.A.A), setingkat Bupati

-. Raden Panji (R.P), setingkat Lenan Dua

-. Raden Riya Panji (R.R.P), setingkat Lenan Dua

-. Kanjeng Raden Tumenggung Panji (K.R.T.P), setingkat Bupati Sepuh

-. Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (K.R.H.T), setingkat Bupati Nayaka

-. Kanjeng Raden Panji (K.R.P), setingkat Mayor

-. Kanjeng Raden Aria Panji (K.R.A.P), setingkat Lenan Kolonel

-. Kanjeng Raden Riya Aria Panji (K.R.R.A.P), setingkat Kolonel

-. Kanjeng Pangeran Tumenggung (K.P.T), setingkat Gubernur / Manggalayudha

-. Kanjeng Pangeran (K.P.), setingkat Brigadir Jendral

-. Kanjeng Pangeran Aria (K.P.A), setingkat Mayor Jendral

9. Gelar Lahir : Raden Rara (R.R), kelak ketika menikah bergelar Raden Nganten (R.Ngt). Kemudian apabila berjasa dan mengabdi di Kraton Surakarta Hadiningrat dapat

mendapatkan anugrah gelar kepangkatan:

-. Nyi Lurah (Ny.L), setingkat Lurah

-. Nyi Mas Tumenggung (Ny.M.T), setingkat Bupati Anom

-. Nyi Mas Ayu Tumenggung (Ny.M.A.T), setingkat Bupati Sepuh

-. Kanjeng Mas Ayu Tumenggung (K.M.A.T), setingkat Bupati Nayaka

-. Kanjeng Mas Ayu (K.M.Ay/ K.M.A), setingkat Gubernur / Brigadir Jendral

Gelar Kepangkatan yang Dapat dimiliki Oleh Seseorang yang tidak memiliki Alur Darah Keturunan Raja / Sinuhun / Susuhunan (Sunan) di Karaton Surakarta Hadiningrat

Untuk Laki - Laki:

-. Mas Jajar (M.Jj), setingkat Kamitua

-. Mas Bekel (M.B), setingkat Carik

-. Mas Lurah (M.L), setingkat Lurah

-. Mas Ngabehi (M.Ng), setingkat Camat

-. Raden Tumenggung (R.T), setingkat Bupati Anom

-. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T), setingkat Bupati Sepuh

-. Kanjeng Raden Aria Tumenggung (K.R.A.T), setingkat Bupati Nayaka

-. Kanjeng Raden Aria (K.R.A), setingkat Lenan Dua

-. Kanjeng Raden Riya Aria (K.R.R.A), setingkat Mayor

-. Kanjeng Pangeran Tumenggung (K.P.T), setingkat Gubernur (Manggalayudha)

-. Kanjeng Pangeran (K.P), setingkat Brigadir Jendral

Untuk Wanita:

-. Nyi Lurah (Ny.L), setingkat Lurah

-. Nyi Mas Tumenggung (Ny.M.T), setingkat Bupati Anom

-. Nyi Mas Ayu Tumenggung (Ny.M.A.T), setingkat Bupati Sepuh

-. Kanjeng Mas Ayu Tumenggung (K.M.A.T), setingkat Bupati Nayaka

-. Kanjeng Mas Ayu (K.M.Ay/ K.M.A), setingkat Gubernur / Brigadir Jendral

Gelar Pernikahan

Bagi Wanita yang tidak memiliki alur garis kerturunan Kraton Surakarta Hadiningrat, yang menikah dengan Laki Laki yang bergelar lahir: Gusti Raden Mas (G.R.M), Bandoro Raden Mas (B.R.M), dan Raden Mas (R.M) maka secara otomatis mendapat sesebutan Raden Ayu (R.Ay).


Bagi Pria yang tidak memiliki alur garis kerturunan Kraton Surakarta Hadiningrat, yang menikah dengan Wanita yang bergelar lahir: Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj), Bandoro Raden Ajeng (B.R.Aj), dan Raden Ajeng (R.Aj) maka tidak memiliki hak untuk memakai gelar kerajaan sebelum ia diwisuda menjadi Abdi Dalem dengan jabatan sesuai Paugeran yang berlaku.

Lain-lain

Kerajaan Surakarta, Kerajaan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunagaran, dan Kadipaten Pakualaman masing-masing berwenang dan memiliki instansi khusus untuk menerbitkan surat keterangan mengenai silsilah seseorang dari Raja atau Adipati dan karena itu juga meneguhkan gelar keturunan yang sesuai. Instansi tersebut di Kerajaan Surakarta disebut Kusumawandawa, di Kerajaan Yogyakarta disebut Tepas Dharah Dalem, di Kadipaten Mangkunagaran disebut Kawadanan Satriya, dan di Kadipaten Pakualaman disebut Kawadanan Hageng Kasantanan.

Sedangkan surat keterangannya di Kerajaan Surakarta disebut Layang Pikukuh Dharah Dalem, di Kerajaan Yogyakarta disebut Layang Kakancingan Dharah Dalem, di Kadipaten Mangkunagaran disebut Piyagam Santana, dan di Kadipaten Pakualaman disebut Nawala Kakancingan.

Beberapa Orang dan Tokoh Kota/Kabupaten yang bergaris keturunan Karaton Kasunanan Mataram Islam Surakarta Hadiningrat:

1. Raden (R). Begug Puronomosidi, Mantan Bupati Wonogiri, mendapat kepangkatan dan sesebutan Kangdjeng Pangeran Aria (KPA). Suro Agul – Agul;

2. Raden (R). Danar Rahmanto, mantan Bupati Kab Wonogiri, merupakan keturunan ke – 10 Ingkang Sinuhun Kangdjeng Susuhunan (ISKS). Amangkurat I atau Amangkurat Agung

atau Amangkurat Tegal Arum ing Mataram Islam Diningrat, mendapat sesebutan dan kepangkatan Kangdjeng Pangeran Tumenggung (KPT). Danar Soeto Sandjajakusuma.

3. Raden Mas (RM). Hutomo Mandala Putra, putra Mantan Presiden Republik Indonesia H.M Soeharto, keturunan ke-4 Kangdjeng Gusti Pangeran Adipati Aria (KGPAA).

Mangkunagoro III Kadipaten Mangkunagaran Surakarta Hadiningrat, mendapat sesebutan dan kepangkatan Kangdjeng Pangeran Haria (KPH). Hutomo Mandalakusuma;

Dan Lain - Lain

Daftar Pustaka

  • Becker, Judith, and Feinstein, Alan, 1987, Karawitan, Source Readings in Javanese Gamelan and Vocal Music, Volume 2, in Michigan Papers on South and Southeast Asia, University of Michigan, Michigan.
  • Berg, Lodewijk Willem Christiaan van den, 1887, De Inlandsche Rangen en Titels op Java en Madoera, Landsdrukkerij, Batavia.
  • Dwidjosoegondo & Hadisoetrisno, 1942, Serat Dharah inggih Sesebutan Raden, Boekhandel Soenardhi, Malang.
  • Errington, James Joseph, 1988, Structure and Style in Javanese: A Semiotic View of Linguistic Etiquette, University of Pennsylvania Press, Philadelphia.
  • Marduwiyoto, Lasman, 1981, Angger Awisan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
  • Sastronaryatmo, Mulyono, 1986, Serat Babad Ila-ila, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
  • Schulze, Ludwig Fedor Max, 1890, Führer auf Java: Ein Handbuch für Reisende, Th. Grieben’s Verlag, Leipzig.
  • Somer, Jan Marginus, 1938, Maleische Taal: Lees- en Vertaaloefeningen, van het Nederlandsch in het Maleisch en Omgekeerd, Koninklijke Militaire Academie, Breda.
  • Stuart, Abraham Benjamin Cohen, 1880, Nota van den Ambtenaar voor de Javaansche Taal en Letterkunde over Adelijke Titels, Landsdrukkerij, Batavia.
  • Sulistyawati, 2004, Nama dan Gelar di Keraton Yogyakarta, dalam Humaniora Vol. 16 No. 3, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
  • Veth, Pieter Johannes, 1882, Aanteekeningen op het derde deel van Java, geographisch, ethnologisch, historisch, dalam Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, Zesde Deel, C. L. Brinkman, Amsterdam.
  • ___, 1846, Titels van Javaansche Ambtenaren en van de Zonen en Dochters van een Vorst, die uit eenen wettigen of onwettigen echt gesproten sijn, dalam Javaansche Titels, dalam Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië, Achtste Jaargang, Vierde Deel, Bataviaasch Genootschap, Batavia.
  • ___,2016, Kandjeng Raden Mas Pandji (KRMP). Edwin Putrakusumo, SE, Dharah Dalem Sinuhun Paku Buwono V, Kraton Surakarta Hadiningrat.
  • ___,1917, Adatrechtbundels XIV Java en Madoera, Serie D Vorstenlanden, No. 13 Gegevens Over Jogjakarta en Soerakarta (1843 – 1859), Martinus Nijhoff, s-Gravenhage.
  • ___, 1930, Bijblad op het Staatsblad van Nederlandsch Indie, deel LXVII, Landsdrukkerij, Weltevreden.
  • ___, 1931, Bijblad op het Staatsblad van Nederlandsch Indie, deel LXVIII, Landsdrukkerij, Bataviacentrum.
  • ___, 1937, Bijblad op het Staatsblad van Nederlandsch Indie, deel LXXIV, Landsdrukkerij, Batavia.

Pranala luar

Lihat Pula