Yurisdiksi

Revisi sejak 4 September 2021 15.29 oleh Atikah Krsn (bicara | kontrib) (menulis referensi)

Yurisdiksi berasal dari bahasa latin, Yurisdictio. Kata ini terdiri dari dua suku kata, juris yang artinya kepunyaan menurut hukum, dan dictio yang artinya adalah sabda. Kemudian dapat ditarik benang merahnya, bahwa yuridiksi adalah ucapan yang memiliki dasar hukum. Hal tersebut dapat diinterpretasikan lebih lanjut sebagai kewenangan bedasarkan hukum, yang mana kewenangan ini bukanlah hal yang berdiri sendiri, kekuasaan ini bedasarkan hukum, dan dibatasi oleh nilai-nilai hukum.[1] Kemudian berangkat dari kedua hal itu, yurisdiksi dapat disimpulkan menurut bahasa latin, yang artinya adalah :[2]

a.    Kepunyaan seperti yang ditentukan oleh hukum;

b.   Hak menurut hukum;

c.    Kekuasaan menurut hukum, dan;

d.   Kewenangan menurut hukum.

Unsur- Unsur Yurisdiksi

Yuridiksi ini kemudian diinterpretasikan oleh Antony Csabafi, yang menurutnya adalah hak suatu negara untuk mengatur oleh legislatif, eksekutif, atau yudikatif mengenai hak perorangan, properti, kejadian tertentu dengan hormat  tidak untuk permasalahan domestik saja.[3] Kemudian berangkat dari pengertian itu, dapat ditarik unsur-unsurnya, yakni :

  1. Ada hak/ kewenangan yang diatur oleh lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif;
  2. Mempengaruhi hak orang, properti, dan peristiwa; dan
  3. Tidak semata-mata mengatur dalam negeri saja.


Penting sekali untuk suatu negara menetapkan suatu aturan dan mekanisme yang baik, seperti norma (jurisdiction to prescibe), yurisdiksi untuk memaksakan aturan yang ada (jurisdiction to enforce), serta yurisdiksi untuk mengadili (jurisdiction to ajudicate) mengingat kejahatan-kejahatan yang ada semakin meningkat.[4] Ada salah satu pertemuan internasional yang membahas mengenai permasalahan pembajakan, migrasi ilegal dan perdagangan gelap senjata kecil dan ringan dalam pertemuan ARF Expert Group Meeting on International Crime di Seoul pada 30-31 Oktober 2000, yang mana cukup hal terkait mengkhawatirkan yang secara kuantitas meningkat yang berdampak pada keamanan regional. Terminologi mengenai yurisdiksi dan konteks yang ada sangat perlu untuk dipahami untuk dapat memahami situasi yang sesungguhnya terjadi.[5]

Referensi

  1. ^ "Nano pdf- Tinjauan Pustaka". Diakses tanggal 14 Agustus 2021 Pukul 15.00 WIB. 
  2. ^ "Tinjauan Teori tentang Yurisdiksi Penerapan Hukum dan Kejahatan Cyberporn" (PDF). Diakses tanggal 14 Agustus 2021 pukul 15.00 WIB. 
  3. ^ Csabafi, Anthony (1971). The Concept of State Jurisdiction in International Space Law. The Hague. hlm. 45. 
  4. ^ Pratiwi, Dian. K (1 Oktober 2017). "Pelaksanaan Prinsip Yurisdiksi Universal Mengenai Pemberantasan Kejahatan Perompakan Laut di Wilayah Indonesia". Jurnal Selat: 38. 
  5. ^ Dam, Syamsumar (2010). Politik Kelautan. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 104.