Fotonovela

Revisi sejak 6 September 2021 17.42 oleh Pravda V. Wardhana (bicara | kontrib) (menghapus dan menambahkan beberapa kata pada kalimat yang kurang jelas, menambahkan pranala dalam, mengedit beberapa kata yang tidak perlu, dan merapikan kalimat yang ambigu dalam menjelaskan informasi.)

Fotonovela adalah sebuah karya yang berupa rangkaian foto yang dilengkapi dengan teks cerita. Kata ini diambil dari kata foto dan novel. Fotonovela merupakan salah satu alternatif media tayang audiovisual yang menarik dan bisa digunakan untuk menunjukkan kepedulian dan penyadaran publik.

Asal Mula

Media ini muncul pada akhir Perang Dunia II, saat booklet atau brosur foto mulai diproduksi di Italia sebagai produk sampingan dari industri film. Mulanya, fotonovela merupakan rangkuman gambar dari film-film Hollywood sampai akhirnya berkembang menjadi media pembelajaran. Fotonovela kerap kali dikaitkan dengan historieta atau komik, serupa dengan fotonovela tetapi menggunakan ilustrasi gambar sebagai pelengkap cerita. Hingga akhir 1980an, Meksiko merupakan pusat perkembangan fotonovela sebelum akhirnya menyebar ke belahan dunia lain seperti Amerika Serikat, Ekuador, beberapa negara Afrika.

Media ini telah mengalami sejarah panjang dan berdampak besar terhadap komunitas Latin di Amerika Serikat, juga di Meksiko dan Amerika Latin. Dr. Irene Herner, seorang sosiolog asal Meksiko menyatakan besarnya potensi fotonovela dan komik sebagai alat pembelajaran publik. Banyaknya gambar dan sedikit teks membuat jenis media seperti ini mengundang publik untuk membaca dan memahami makna fotonovela. Dalam perkembangannya, fotonovela digunakan sebagai media pendidikan, advokasi publik, penyadaran, proses diskusi, hingga peningkatan motivasi untuk berbagai isu seperti gender, budaya, politik, lingkungan, dan masih banyak lagi.

Di Indonesia, penggunaan fotonovela sudah sering digunakan, baik yang dinamai fotonovela maupun komik, brosur, presentasi, foto bersuara, dan masih banyak lagi. Fotonovela memiliki nilai lebih karena bisa memotret realitas nyata dan relatif lebih mudah dibuat. Kekayaan alam serta karakteristik unik setiap wajah dan wilayah Indonesia bisa ditangkap dengan baik dan jika dilengkapi pesan yang sesuai akan memperkuat gambaran keadaan lokal apa adanya.