TVRI Jawa Timur

Stasiun televisi di Jawa Timur
Revisi sejak 7 September 2021 08.09 oleh 182.1.136.168 (bicara)

TVRI Jawa Timur merupakan stasiun televisi daerah yang didirikan oleh Televisi Republik Indonesia untuk wilayah Jawa Timur. TVRI Jawa Timur didirikan pada tanggal 3 Maret 1978 dengan nama TVRI Surabaya. TVRI Jawa Timur berkantor di Jl. Mayjend Sungkono No. 124, Kota Surabaya.

TVRI Jawa Timur
LPP TVRI Stasiun Jawa Timur
Surabaya, Jawa Timur
Indonesia
SaluranAnalog: 26 UHF
Digital: 35 UHF
SloganTV-ne Wong Jawa Timur (TV-nya Orang Jawa Timur)
Pemrograman
BahasaBahasa Indonesia
Bahasa Jawa
AfiliasiTVRI Nasional
Kepemilikan
PemilikLPP TVRI
Riwayat
Siaran perdana
3 Maret 1978
Bekas tanda panggil
TVRI Surabaya
Bekas nomor kanal
9 VHF (analog)
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kemkominfo dan KPID Provinsi Jawa Timur
Pemancar relaylihat kotak info di bawah
Pranala
Situs webwww.tvri.go.id/stasiun/jatim
TVRI Jawa Timur
Kantor pusatJl. Mayjend Sungkono 124 Surabaya, Jawa Timur

TVRI Jawa Timur me-relay 92% acara pada TVRI Nasional dan sisanya, TVRI Jawa Timur membuat program khusus untuk Provinsi Jawa Timur yang ditayangkan mulai pukul 14.00-18.00 WIB di saluran TVRI Jatim.

PRO 2 TVRI Jatim bersiaran di kanal analog 9 VHF dan kanal digital mulai pukul 18.00-21.00 WIB, belakangan kanal analog tersebut telah dimatikan dan bersiaran penuh di kanal digital.

Sejarah

Titik awal siaran televisi di Jawa Timur ialah pada waktu stasiun pemancar relay di Comorosewu dan Surabaya diresmikan. Kedua stasiun pemancar relay ini mulai di operasikan pada bulan Juni dan Juli 1971 dengan merelay sepenuhnya siaran dari Jakarta.

Pada tanggal 3 Maret 1978 TVRI Stasiun Surabaya diresmikan, dan sejak itu TVRI Stasiun Surabaya memulai siaran secara resmi. Siaran pertama televisI di Indonesia berupa siaran percobaan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1962, dalam bentuk siaran langsung Upacara Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka Jakarta. Siaran secara teratur baru dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan upacara pembukaan ASIAN GAMES IV. Tanggal tersebut kemudian di tetapkan sebagai hari jadi TVRI, yang di peringati setiap tahun.

Periode Hitam Putih

Selain karena tuntutan masyarakat untuk dapat menikmati siaran TVRI, potensi daerah juga menjadi pertimbangan dibangunnya TVRI Stasiun daerah. Disisi lain, Pemerintah juga berkeinginan agar informasi pembangunan lebih cepat dapat di terima oleh masyarakat di seluruh pelosok pedesaan, sehingga mereka lebih cepat tahu, mau dan akhirnya mampu berperan aktif dalam pembangunan.

Masyarakat Jawa Timur, pertama kali menikmati siaran TVRI dengan baik baru sekitar bulan Juni 1971, itu pun masih terbatas yang berada diwilayah kabupaten Magetan, Madiun dan kabupaten Ponorogo, Sejak diresmikannya Stasiun Pemancar TVRI Cemorosewu yang berkedudukan di desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Kemudian, tanggal 1 Juli 1971, Gubernur Jawa Timur Mochamad Noer, meresmikan Stasiun Pemancar TVRI yang berkedudukan di kelurahan Dukuh Pakis, kecamatan Karang Pilangan, Kotamadya Surabaya. Dana pembangunannya selain dari Pemerintah Pusat, juga memperoleh bantuan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur serta sumbangan masyarakat pemilik Pesawat Televisi di Jawa Timur. Sedangkan tanah yang menjadi lokasi, merupakan sumbangan pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya yang pada waktu itu Walikotamadya Surabaya adalah Soekatjo.

Tuntutan masyarakat Jawa Timur untuk dapat menerima siaran TVRI semakin tinggi, khususnya yang berada di luar wilayah Kotamadya Surabaya. Menyadari tuntunan dan peran televisi sebagai media masa yang mampu menggelorakan dan menggalang partisipasi aktif warga Jawa Timur dalam pembangunan, maka Pemerintah daerah Tingkat I Jawa Timur bekerja sama dengan Fakultas Teknik Elektro Institut 10 November Surabaya (ITS) mengadakan Sigi ke berbagai daerah di Jawa Timur yang tidak dapat menerima siaran TVRI. Kemudian di usulkan kepada pihak TVRI agar di daerah yang bersangkutan didirikan stasiun-stasiun pemancar. Sebagai langkah awal, pada tanggal 22 Desember 1972 daya pemancar TVRI Surabaya ditingkatkan dari 100 Watt menjadi 2000 Watt, sehingga mampu menjangkau wilayah Gerbang Kertasusila.

Pada tanggal 9 Maret 1973, Stasiun Jabung yang berlokasi di desa Jabung. Kacamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto secara resmi digunakan. Stasiun ini berfungsi sebagai penghubung siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta dari Cemorosewu ke Surabaya, sehingga siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta dapat di terima lebih baik di banding sebelumnya. Kemudian pada tanggal 1 Desember 1973, Stasiun Relay di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang di resmikan penggunaannya yang diarahkan ke kota Malang dan Lawang. Pada tanggal 17 Agustus 1974 berkat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri telah diresmikan penggunaan Stasiun Pemancar relay di Pare yang di arahkan ke kota Kediri dan sekitarnya.

Melihat dan menimbang tuntutan masyarakat Jawa Timur untuk menikmati siaran TVRI serta dukungan Pemerintah daerah Tingkat I Provinsi Jawa Timur, maka berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Radio Televisi dan Film, nomor 04/KEP/DIRJEN/RTF/76, telah ditetapkan Pengelola Pembangunan Stasiun Persiapan Surabaya dan Stasiun-stasiun lain di Jawa Timur. Sebagai pimpinan proyek, waktu itu ditunjukkan Drs. Sa’dullah yang bertugas mengelola kegiatan proyek-proyek pembangunan Stasiun TVRI dan perluasan jaringan TVRI di Jawa Timur sekaligus mempersiapkan kegiatan yang berhubungan dengan Organisasi dan Operasional siaran di wilayah Jawa Timur.

Pada tahun 1975-1977, dalam rangka peringatan dan perluasan jaringan TVRI di Jawa Timur, Departemen Penerangan telah membangun Studio Televisi Hitam Putih di Surabaya, stasiun dan Pemancar di Gunung Banon (Tulungagung), Gunung Brengik (Pamekasan), Gunung Gending (Jember) dan Gunung Doek (Probolinggo) serta Stasiun Link di Saradan. Sedangkan daya Pemancar Stasiun Surabaya di tingkatkan menjadi 10 Kilowatt, sehingga jangkauan penyuaranya lebih luas lagi. Biaya pembangunan jaringan Siaran Televisi di Jawa Timur, selain berasal dari DIP, juga memperoleh bantuan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur serta Pemerintah Daerah Tingkat II yang kebetulan menjadi lokasi pembangunan Stasiun Pemancar Relay ataupun Stasiun Penghubung.

Sebagai persiapan menyongsong Stasiun penyiaran, terutama untuk mempersiapkan perangkat lunak, pada tahun 1975 talah dilakukan seleksi calon pegawai TVRI. Sekitar 85 orang calon pegawai hasil seleksi kemudian di kirim untuk mengikuti Pendidikan dan Latihan di Balai Diklat TVRI di Jakarta selama 1 tahun, dan 1 tahun lagi praktik kerja di TVRI Stasiun Pusat Jakarta untuk berbagai profesi. Sekembalinya dari Diklat, dilakukan produksi paket-paket acara sebagai bahan siaran TVRI Stasiun Surabaya. Produksi dilakukan di dalam maupun di luar Studio dengan peralatan untuk siaran Hitam-Putih. Siaran percobaan selama 1 Jam, dilakukan pada tanggal 27 Februari 1978 pada pukul 16.40 WIB, sedang acara selebihnya hanya merelay siaran dari TVRI Stasiun Pusat Jakarta. Siaran percobaan ini di nilai berhasil karena berlangsung mulus tanpa kesulitan teknis. Kemudian pada hari Jumat tanggal 3 Maret 1978 TVRI Stasiun Surabaya diresmikan menjadi Stasiun Produksi dan Penyiaran oleh Sekjen Departemen Penerangan Bpk. Soetikno Lukitodisastro. Berdasarkan Surat keputusan Menteri Penerangan R.I Nomor 28/SK/BK1978, ditetapkan Sa’dullah sebagai Kepala TVRI Stasiun Surabaya yang pertama.

Pada tahun 1978, TVRI Stasiun Surabaya telah memiliki 26 mata acara yang setiap hari mengudara rata-rata 52 menit dalam siaran Hitam-Putih. Pada tahun 1979, Jumlah mata acara meningkat menjadi 40 mata Acara dengan total jam siaran 88 menit setiap hari yang seluruhnya masih dalam siaran Hitam-Putih. Di banding dengan tahun 1978, komposisi siaran sedikit mengalami perubahan. Kelompok acara Berita Penerangan menurun dari 18 persen menjadi 13 persen. Kelompok Musik Hiburan juga menurun dari 30% menjadi 21%, sedang acara Bapora Drama (Budaya, Agama, Pendidikan, Olahraga dan Drama) meningkat dari 42% menjadi 49%. Untuk siaran iklan meningkat dari 7% menjadi 16% dari total jam siaran. Pada tahun 1980, jam siaran rata-rata mencapai 110 menit dengan mata acara yang seluruhnya mencapai 55 mata acara. Kelompok siaran iklan meningkat menjadi 21%, sedangkan kelompok acara Berita Penerangan, Musik Hiburan dan Bapora Drama hanya sedikit mengalami perubahan.

Periode Siaran Berwarna

Sebenarnya, siaran berwarna penuh setelah dilakukan TVRI Stasiun Pusat Jakarta sejak tahun 1979. Berkaitan dengan hal itu, diharapkan Stasiun daerah, termasuk di dalamnya Stasiun Surabaya secara bertahan memproduksi dan menyiarkan acara-acara berwarna, sebagai salah satu upaya untuk menarik pemirsa. Mulai tanggal 1 April 1981, siaran iklan di TVRI ditiadakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan Nomor 30/1981. Dengan demikian siaran iklan yang tahun sebelumnya di TVRI Stasiun Surabaya mencapai 21%, juga di tiadakan. Namun secara keseluruhan, jumlah mata acara meningkat menjadi 65 mata acara dengan jam siaran setiap hari mencapai 121 menit. Walaupun siaran iklan di tiadakan, pada tahun yang sama para Teknisi TVRI Stasiun Surabaya berhasil merekayasa sendiri OB-Van untuk memproduksi acara-acara berwarna. Oleh karena itu produksinya masih sangat terbatas, maka penyiaran acara berwarna baru mencapai 12% dari total jam siaran, sedangkan sisanya (88%) masih tetap bentuk penyiaran Hitam-Putih.

Pada jeda iklan TVRI tahun 1981 hingga 2001 hanya promosi acara saja. 20 tahun kemudian TVRI kembali menyiarkan iklan.

Pada tahun 1982, volume acara siaran berwarna semakin di tinggikan, sehingga penyiarannya mampu ditingkatkan lagi menjadi 22% dari jam siaran yang setiap hari rata-rata mencapai 112 menit. Pada tanggal 12 Mei 1982, berdasarkan Surat Keputusan dirjen RTF Keliling (SPK) di seluruh Indonesia. Jawa Timur dan Bali memperoleh 1 unit SPK yang menurut rencana ditempatkan di daerah Malang. Namun karena alasan Teknis, maka 1 Unit SPK ini di tarik dan kemudian diperbantukan pada TVRI Stasiun Surabaya untuk mendukung Produksi Acara berwarna di luar Studio.

Pada tahun 1983, produksi acara siaran berwarna semakin ditingkatkan baik di dalam maupun di luar studio, sehingga persentase penyiaran acara berwarna meningkat menjadi 39% dan jam siaran yang rata-rata mencapai 117 menit setiap hari. Jumlah acara mencapai 66 mata acara dan 66% di antaranya masih disiarkan dalam bentuk hitam-putih.

Pada tahun 1984, Box penyiar mulai di pasang kamera berwarna, sehingga penyiar continuity dan penyiaran berita berwarna. Demikian pula siaran acara-acara pedesaaan muai di produksi dengan kamera berwarna, sehingga penyiaran berwarna mampu di tingkatkan menjadi 48% dari total jam siaran rata-rata mencapai 135 menit setiap hari. Jumlah acara waktu itu mencapai 81 mata acara yang 52% di antaranya masih disiarkan dalam bentuk Hitam-Putih. Pada tahun 1985, Siaran Hitam-Putih menurun menjadi 48% dari total jam siaran yang mencapai 165 menit setiap hari dengan jumlah acara mencapai 92 mata acara. Sementara itu siaran berwarna telah mencapai 52%, karena volume produksi acara siaran berwarna baik di dalam maupun di luar Studio semakin ditingkatkan. Pada tahun ini, berita daerah sudah disiarkan berwarna penuh.

Untuk memperluas jangkauan siaran, pada tahun 1985 (tanggal 26 Oktober 1985) telah diresmikan Stasiun Pemancar Relay Oro-oro Ombo oleh Menteri Penerangan Harmoko, yang berlokasi di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kabupaten Malang. Namun Sebelumnya, pada tahun 1979 juga telah di resmikan Stasiun Pemancar Relay Gunung Banon yang berlokasi di Desa Demuk Kecamatan Pucang Laban, kabupaten Tulungagung. Bahkan pada tahun 1982 juga telah diresmikan Stasiun Relay Alas Malang di Desa Alas Malang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Stasiun Pemancar Relay Gunung Pandan di Desa Kamandowo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Serta Stasiun Pemancar Relay Gunung Brengos di Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan dan Stasiun Pemancar Relay Wonogondo di desa Wonogondo Kecamatan Kebonagung, keduanya di Pacitan.

Pada Tahun 1986, telah terjadi era baru dalam dunia Penyiaran TVRI Stasiun Surabaya. Berkat Keterampilan dan Kreativitas Teknisi TVRI Stasiun Surabaya serta bantuan 2 buah kamera berwarna dari Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur, telah mampu merekayasa peralatan operasional sehingga pada bulan Agustus 1986 telah berhasil menyelenggarakan siaran berwarna penuh. Pencanangannya dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur Wahono pada Upacara Peningkatan Hari Bhakti Departemen Penerangan tanggal 19 Agustus 1986 di halaman gedung TVRI Stasiun Surabaya, walaupun status TVRI Stasiun Surabaya masih Hitam-Putih. Jumlah mata acara menurun menjadi 76 mata acara yang rata-rata penyiarannya mencapai 120 menit setiap hari. Pada tahun 1987, tidak banyak mengalami perubahan, namun dengan diresmikannya stasiun transmisi di Trenggalek, Tuban dan Pulau Bawean, jangkauan siaran TVRI Stasiun Surabaya lebih meningkat lagi.

Pada tanggal 24 Agustus 1990, tepatnya saat SCTV tengah mengudara di Surabaya, TVRI Surabaya juga direlay oleh SCTV Surabaya, dengan program berita lokal TVRI Surabaya yang bernama Berita Daerah.

Kini, TVRI Stasiun Jawa Timur telah di dukung dengan 20 Stasiun Pemancar dan 2 stasiun Penghubung telah mampu menjangkau 95% Wilayah Jawa Timur, bahkan sebagian Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Untuk acara, terdapat 79 mata acara yang meliputi 11 Mata Acara Berita atau Penerangan (26,6%), 30 Mata Acara Pendidikan/Olahraga (26,2%), 17 Mata Acara Budaya/Drama (13,3%), 21 Mata Acara musik atau Hiburan (18,9%) dan 16% Kelompok mata acara pendukung. Peningkatan Kualitas dan Bobot acara selalu diupayakan sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat pemirsa terhadap acara-acara yang ditawarkan di TVRI Jatim. TVRI Jatim tidak berjalan sendirian, melainkan selalu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam memproduksi acara-acara bermutu. Sasarannya jelas, yaitu memenuhi selera masyarakat yang serba Bhinneka terhadap berbagai acara yang ditayangkan TVRI Jatim.

Programa 2 Jawa Timur

Programa 2 Jawa Timur mengudara di Surabaya, pada tahun 1990-an di kanal 26 UHF mulai pukul 18.00-21.00 WIB untuk masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya. Program acara pada saat itu antara lain berisikan berita, dokumenter, dan film animasi.

Pada tahun 2001-2009,Programa 2 hanya menyiarkan siaran TVRI Nasional saat tumpang tindih dengan siaran lokal TVRI Jatim di kanal 9 VHF.

PRO 2 TVRI Jatim kembali mengudara pada tahun 2009-2010, hasil kerjasama TVRI Jawa Timur dengan pihak swasta. PRO 2 mengudara pada kanal 26 UHF mulai pukul 15.00-24.00 WIB dengan format Radio TV Jatim, untuk masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya.

Program acara yang pernah ada antara lain Music Pro, Music Channel Asia, Seputar Surabaya Sore, Seputar Surabaya Malam, Top Musik Indonesia,Ngaji Yuk, dan Iklan Niaga TV.

Pada akhir tahun 2010 hingga kini,kanal 26 UHF digunakan untuk menyiarkan siaran TVRI Jatim.

PRO 2 TVRI Jatim kembali mengudara lagi sejak 16 Maret 2015 pada kanal analog 9 VHF dan kanal digital 35 UHF. PRO 2 mengudara pada pukul 17.00-18.00 WIB dan pukul 19.00-21.00 WIB , akhirnya berubah jam siarannya menjadi pukul 18.00-21.00 WIB. TVRI PRO 2 menayangkan siaran TVRI Jawa Timur pada pukul 14.00-18.00 WIB, sisanya merelai siaran TVRI Nasional. Program acara yang ditayangkan berfokus pada pemirsa metropolitan wilayah Surabaya dan sekitarnya dengan format siaran live, menghadirkan program acara berkaitan gaya hidup, edukasi, musik dan informasi. Program acara antara lain : Berita Indipro,Musik Kamu,Top Musik,Informasi Sekitar Kita,dan Dialog Plonk.

Pada tanggal 16 Maret 2016, untuk pertama kali, PRO 2 TVRI Jatim diakui keberadaannya, pada hari itu PRO 2 merayakan hari jadinya yang setahun bersama kru PRO 2 dan pemirsa PRO 2.

Per 1 Februari 2019, PRO 2 TVRI Jatim sudah tidak mengudara lagi dan format siaran live PRO 2 dihentikan dan diambil alih penuh oleh TVRI Jatim.

Kini, kanal analog 9 VHF dimatikan dan kanal digital 35 UHF diisi oleh siaran digital pro2 yang dikelola penuh oleh TVRI jawa timur dan jam siarannya berubah menjadi jam 08.00-24.00 WIB untuk siaran TVRI Jatim (termasuk via analog)). Program acara siaran digital Pro 2 mayoritas siaran ulang.

Program TVRI Jawa Timur

  • Jawa Timur Hari Ini
  • Battle Of The Band
  • Goyang Dangdut
  • Kabhar Madhura
  • Ranah Publik
  • Pakdhe Karwo Sambang Deso
  • Sportiva
  • Pariwisata
  • Wisata Kuliner
  • Semanggi
  • Ajang Wadul
  • Expresi Kabaret
  • Karya Anak Bangsa
  • Wanita
  • Gita Nurani
  • Ludruk
  • BBQ (Belajar Baca Al Qur'an)
  • Icip-Icip
  • Expresi Tradisi
  • Solusi Menuju Sehat
  • Pagelaran Wayang Kulit
  • Fantasi
  • Bincang Budaya
  • Mujizat
  • Ananda
  • Music Music
  • Track Record
  • Campursari Tambane Ati
  • Asalam (Ayo Sinau Agama Islam)
  • Masih Rindu
  • Keroncong

Kantor pusat

Jalan Mayor Jendral Sungkono
Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan
Kota Surabaya, Jawa Timur 60256
  Indonesia
Telepon: (62-31) 567 8298, 567 8515, 567 8216, 567 7552
Faksimile: (62-31) 561 6774
Jangkauan Siaran: 38.409-kilometer = 80.15 %
Kekuatan Transmisi: antara 1 sampai dengan 10.000-watt
Jangkauan Penduduk: 29.461.159 jiwa = 85.38 %

Ketersediaan terestrial

TVRI Jawa Timur juga dapat ditangkap melalui Siaran Digital

Daerah Kota Provinsi Frekuensi
Surabaya Pusat Surabaya Jawa Timur 35 UHF
Surabaya Barat
Surabaya Selatan
Surabaya Utara
Surabaya Timur
Kota Daerah Provinsi Frekuensi
Surabaya Gerbangkertosusila Jawa Timur 35 UHF
Gresik
Bangkalan
Mojokerto
Sidoarjo
Lamongan
Pasuruan

Stasiun pemancar

TVRI Jawa Timur memiliki sejumlah stasiun pemancar yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur sebagai berikut:

  • Surabaya
  • Banyuwangi (Alas Malang)
  • Bondowoso/Situbondo
  • Jember (Gunung Gending)
  • Kediri (Besuki dan Pare)
  • Lawang, Malang (Gunung Gebuk) (tidak beroperasi)
  • Madiun (Gunung Pandan)
  • Magetan (Cemorosewu)
  • Malang/Batu (Oro-Oro Ombo)
  • Mojokerto (Jabung)
  • Nawangan, Pacitan (Gunung Brengos)
  • Pamekasan (Gunung Brengik)
  • Probolinggo (Gunung Doek)
  • Pulau Bawean
  • Suruh, Trenggalek
  • Tuban
  • Tulungagung (Gunung Banon) (tidak beroperasi)
  • Wonogondo, Pacitan

Pranala luar