Satelit Satria

satelit komunikasi

Satelit Satria atau Satelit Republik Indonesia (SATRIA) adalah Satelit Multifungsi (SMF) yang dirancang khusus untuk koneksi internet.[3] Satelit ini dibuat oleh perusahaan Perancis, Thales Alenia Space [4] dan akan diluncurkan oleh roket SpaceX Falcon 9.[5]

Satria
Jenis misiSatelit komunikasi
OperatorSatelit Nusantara Tiga
Durasi misi15 tahun (rencana) [1]
Properti wahana
BusSpacebus-Neo [1][2]
ProdusenThales Alenia Space [2]
Awal misi
Tanggal luncurQ4 2022 [1]
Parameter orbit
Sistem rujukanGeosentris
Sistem orbitGeostasioner
Bujur orbit146° East [2]
Transponder
PitaKa band [2]
KapasitasSatelit High Throughput
 

Satelit satria ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan internet publik melalui pemerataan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T dan perbatasan. Melalui proyek ini diharapkan seluruh layanan pendidikan, fasilitas kesehatan, administrasi pertahanan dan keamanan, serta pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia dapat terkoneksi dengan internet. Satelit SATRIA Berkapasitas 150 Gbps dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) frekuensi Ka-Band, dan mencapai hampir 150 ribu titik layanan publik di seluruh wilayah Indonesia. Satelit satria diproyeksikan akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik.[6]

Penjelasan Proyek

Pada April 2019 Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mengumumkan konsorsium PSN memenangkan tender pengadaan Satelit SATRIA, dengan nilai proyek mencapai Rp 20,7 triliun. Konsorsium PSN terdiri dari empat perusahaan, yakni PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusatara Satelit Sejahtera.

Konstruksi dimulai akhir tahun 2019 dan diluncurkan pada kuartal kedua tahun 2022. Pada 2023, Satelit SATRIA diharapkan sudah dapat beroperasi untuk mendukung konektivitas layanan, serta meningkatkan ekonomi digital Indonesia.[3]

Bakti memiliki mekanisme dengan skema KPBU, yaitu kerja sama dengan pemerintah dan badan usaha. Di mana, PT Satelit Nusantara Tiga merupakan badan usaha pelaksana yang memiliki dua tugas. Pertama, mencari pembiayaan dan kedua, mencarikan pabrikan/vendor yang mengerjakan secara teknik pabrikasi satelitnya, peluncuran, dan pengoperasiannya.

Adapun komposisi konsorsium proyek Satelit Multifungsi ini terdiri atas PT Pintar Nusantara dengan komposisi 50 persen, PT Dian Satelit Sejahtera 25 persen, PT Nusantara Satelit Sejahtera 24 persen, dan PT Pasifik Satelit Nusantara 5 persen.

BPI France dari Prancis dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dari Tiongkok adalah perusahaan sponsor mengenai porsi pendanaan.

Referensi

  1. ^ a b c "Satria" (dalam bahasa Inggris). Gunter's Space Page. Diakses tanggal 21 Juli 2020. 
  2. ^ a b c d "THALES ALENIA SPACE TO PROVIDE SATRIA TELECOMMUNICATION SATELLITE FOR INDONESIA" (dalam bahasa Inggris). Thales Group. Diakses tanggal 21 Juli 2020. 
  3. ^ a b https://aptika.kominfo.go.id/2020/01/satelit-satria/
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-24. Diakses tanggal 2020-07-20. 
  5. ^ Prima, Erwin (2020-07-20). "Satelit Satria Akan Meluncur 2023 dengan SpaceX Elon Musk". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-08. 
  6. ^ https://amp.tirto.id/satelit-satria-milik-indonesia-bakal-mengorbit-pada-2022-ew7d

Pranala luar