Tangsi Belanda
Tangsi Belanda merupakan kompleks bangunan yang dahulunya berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pertahanan bagi para tentara Belanda. Benteng Belanda ini diperkirakan berdiri sekitar tahun 1800-an dan dibangun oleh kolonial Belanda dan masyarakat Siak, khususnya di Benteng Hulu, Mempura, Siak. Dalam tangsi terdapat berbagai macam bangunan yang antara lain berfungsi sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata, dan lainnya. Benteng peninggalan belanda yang berdiri ditepian sungai ini menurut cerita dibangun tak lama setelah -Istana Siak. Benteng ini sudah diakui sebagai peninggalan sejarah dan telah menjadi hal milik daerah untuk diusahakan sebagai objek wisata. Saat ini pemeliharaannya diawasi oleh Dinas Pariwisata setempat. Tangsi ini dilengkapi dengan meriam. Meriam Siak terletak di Benteng Istana lama yang dikendalikan oleh suku Bintan. Setiap hari sedadu Belanda mengadakan patroli kekampung-kampung guna menakut-nakuti rakyat. Dahulu fungsi dari Benteng Belanda ini untuk memata-matai pergerakan Sultan Siak yang ada diseberang. Mereka takut kalau sewaktu-waktu sultan melakukan penyerangan mendadak, maka mereka membuat benteng ini sebagai tempat berlindung dan pertahanan mereka.
Setiap ruangan yang ada pada benteng ini juga memiliki fungsi tersendiri. Pada lantai atas biasanya Belanda menggunakan sebagai asrama atau tempat peristirahatan atau kamar tidur. Sedangkan fungsi setiap ruangan bawah pada bangunan Benteng Belanda ini bermacam-macam antara lain sebagai berikut: 1. Sebagai kantor pusat pemerintahan Belanda di Siak
Kantor pusat ini adalah ruangan utama pada Benteng Belanda yang berfungsi untuk menerima maupun memberi informasi serta sebagai tempat ataupun wadah yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan melindungi aset berupa dokumen-dokumen Belanda.
2. Sebagai ruang pertemuan atau musyawarah Belanda dalam mencapai kesepakatan
Ada 2 ruang pertemuan pada benteng Belanda dalam mencapai kesepakatan. Ruang pertemuan atau ruangan untuk musyawarah ini bisa juga dibilang sebagai ruang rapat. Diruangan inilah tempat berkumpulnya kolonial Belanda untuk membahas suatu masalah.
3. Sebagai ruang penjara
Ruang penjara berfungsi untuk memenjarakan masyarakat yang memberontak pada Belanda sehingga ditangkap dan diringkus didalam tahanan. Menurut informasi yang didapatkan, yang dipenjara pada penjara ini bukan hanya masyarakat siak saja, tetapi juga berasal dari masyarakat di luar siak.
4. Sebagai tempat untuk penyimpanan senjata
Ruang senjata ini berfungsi untuk menyimpan senjata kolonial Belanda. Senjatanya meliputi senapan, pistol, meriam dan lainnya. Ruang senjata ini sempat roboh dan menewaskan 2 orang remaja yang kala itu sedang duduk dibawah bangunan ini.
REFERENSI
- ^ Novrianto, Riangga; Marettih, Anggia Kargenti Evanurul (2018-12-13). "Self-efficacy dan Optimisme sebagai Prediktor Subjective Well-Being pada Mahasiswa Tahun Pertama". Mediapsi. 4 (2): 83–91. doi:10.21776/ub.mps.2018.004.02.4. ISSN 2477-6459.
- ^ H. Hoed, Benny (2010-10-01). "Henri Chambert-Loir (ed.), Sadur; Sejarah terjemahan di Indonesia dan Malaysia. Jakarta/Bandung: Kepustakaan Populer Gramedia, École franςaise d'Extrême-Orient, Forum Jakarta-Paris, Pusat Bahasa, Universitas Padjadjaran, 2010, 1160 pp. ISBN 9789799102140". Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia. 12 (2): 399. doi:10.17510/wjhi.v12i2.124. ISSN 2407-6899.