Pemantauan genetik
Pemantauan genetik adalah penggunaan pernyataan fenotipe (misalnya warna bulu dan morfologi kerangka)[1] atau penanda genetik (genetic marker) seperti mitokondria, MtDNA, alozim,mikrosatelit, dan SNP (single-nucleotide polymorphism) untuk mengetahui tingkat kemurnian genom serta perubahan antropogenik pada populasi alami. Pemantauan genetik berperan dalam pendataan perubahan populasi dan keanekaragaman spesies maupun individu. Dalam penelitian, pemantauan genetik digunakan dalam mempersiapkan produksi model penelitian dan pemeliharaan koloni.
Kategori
Untuk memudahkan, pemantauan genetik dibagi menjadi dua kategori:
Kategori I identifikasi penanda genetik untuk pemantauan populasi tradisional
Merupakan penggunaan penanda genetik untuk pemantauan populasi tradisional melalui identifikasi individu, spesies, dan populasi[2]. Dibagi kembali menjadi kategori Ia untuk mengidentifikasi setiap individu dan kategori Ib untuk mengidentifikasi spesies dan tingkat taksonomi yang lebih tinggi.
Kategori Ia menggunakan penanda genetik mikrosatelit dan SNP (single-nucleotide polymorphism). Digunakan dalam (i) penghitungan kelimpahan populasi terutama pada spesies langka dan dilindungi (misalnya Petrogale penicillata dan Ursus arctos horribilis) dan (ii) vital rates, seperti laju kehidupan (survival rate).
-
Petrogale penicillata — Brush-tailed Rock-wallaby
Kategori Ib menggunakan identifikasi MtDNA, alozim, mikrosatelit, dan SNP (single-nucleotide polymorphism). Contoh penggunaan kategori ini adalah dalam mengetahui (i) perubahan jangkauan geografis dan efeknya pada spesies, (ii) persilangan (misalnya persilangan Lynx rufus dengan Lynx canadensis dan Strix occidentalisdengan Strix varia), dan (iii) mengidentifikasi penularan dan prevalensi parasit dan organisme patogen lain.
-
Strix varia
Kategori II parameter populasi genetik
Merupakan penggunaan penanda genetik (MtDNA, alozim, mikrosatelit, dan SNP) untuk memantau parameter genetik populasi. Contoh penggunaan kategori II adalah untuk mengetahui (i) variasi genetik, (ii) demografi populasi di alam liar maupun di penangkaran untuk mengetahui status konservasi, (iii) analisis proporsi individu dalam populasi campuran (mixed-stock), (iv) melihat aliran gen, (v) identifikasi ukuran populasi efektif (misal pada Salmo trutta), serta (vi) analisis stuktur populasi dan migrasi.
Referensi
- ^ "Genetic Monitoring". www.dar.emory.edu. Diakses tanggal 2021-09-08.
- ^ "Genetic monitoring as a promising tool for conservation and management". Trends in Ecology & Evolution (dalam bahasa Inggris). 22 (1): 25–33. 2007-01-01. doi:10.1016/j.tree.2006.08.009. ISSN 0169-5347.
Schwartz, M.K. (2004). "Hybridization between bobcats and Canada lynx". Conservation Genetics. 5: 349–355.
Haig, S.M. (2004). "Genetic identification of spotted owls, barred owls, and their hybrids: legal implications of hybrid identity". Conservation Biology. 18: 1347–1357.
Palm, Stefan; Laikre, Linda; et al. (2003-05-01). "Effective population size and temporal genetic change in stream resident brown trout (Salmo trutta, L.)". Conservation Genetics. 4 (3): 249–264. doi:10.1023/A:1024064913094.
Piggott, M.P. et al. (2006) Estimating population size of endangered brush-tailed rock-wallaby (Petrogale penicillata) colonies using faecal DNA. Mol. Ecol. 15, 81–91
Piggott, M.P.; et al. (2006). "Estimating population size of endangered brush-tailed rock-wallaby (Petrogale penicillata) colonies using faecal DNA". Molecular Ecology. 15 (1): 81–91.