Fadjar Sidik (EYD:Fadjar Sidik; lahir 8 Februari 1930 - meninggal 14 Januari 2004 pada umur 74 tahun) adalah seorang pelukis yang sudah mencapai purify of form(kemurnian bentuk). Dalam beberapa lukisanya, ia melukis lukisan yang abstract disebut "design ekspresif".[1]

Masa Sekolah

Ayahnya Fadjar Sidik adalah seorang pengikut Muhammadiyah yang taat. Sedangkan ibunya, Dewi Maryam adalah seorang pengurus Aisyah. Untuk sekolahnya, Fadjar dikirim ke HIS Muhammadiyah Ngupasan Jogja. Orang tuanya mengirimnya ke HIS Muhammadiyah supaya ia bisa memaju dalam bidang pendidikan Barat dan juga pendidikan nasionalis dan religius seperti tokoh-tokoh pergerakan nasionalis yang ayahnya kagumi. Walapum dikirim untuk menjunjung pendidikan Barat dan Nasionalis, di HIS ia jadi antusias pada pelajaran menggambar.

Lewat baca-bacaaanya di HIS, minat pada lukis semakin tinggi untuk Fadjar. Pada SMA, Fadjar telah membuat sketsa dan vignette yang ada didalam majalah-majalah kebudayaan. Setelah dari HIS, ia masuk jurusan sasatra Universitas Gajah Mada. Masa-masa ini adalah masa-masa penting baginya. Ini adalah masa-masa di mana ia membentuk mental dan orientasinya pada budaya-budaya modernisme Barat. Setelah itu, ia masuk ASRI bagian 5 yaitu guru gambar. Tetapi teroinya lebih banyak dibanding praktikalnya di ASRI. Fadjarpun disarankan ke Sanggar Pelukisa Rakyat, di mana iya dapat menguasai sektsa dan menjadi bajasa visualnya.

Menggambar

Setelah meninggalkan Sanggar Pelukis Rakyat karena dekatnya Sanggaritu dengan politik PKI, ia melanjutkan petualangan estetiknya di Bali. Di Balilah, di mana ia menemukan gairah baru dalam karya karena banyaknya objek artistik. Menurut hasil industri, banyak yang indah dan enak dilihat di Bali tetapi tidak untuk ditulis. Karena ini, Fadjar kecawa karena kehilangan dunia idealnya. Fadjar tetap mencoba melukis pemandangan-pemandangan yang ia lihat di Bali, dan terjadilah bentuk abstrak ciptaanya.

Dinamika Keruangan

Dinamika Keruangan adalah salah satu manifestasi pencapaian bentuk abstrak murni Fadjar Sidik. Dalam lukisan “Dinamika Keruangan”, Fadjar Sidik menampilkan ritme-ritme bentuk dari dua gugusan elemen visual dengan dominan warna hitamdan warna kuning oker. Timbullah klimaks ritme yang meneteskan kelegaan pada lukisan ini. Jika dalam lukisan itu terdapat bentuk bulatan dan sabit, hal itu sama sekali bukan representasi relijius yang berkaitan dengan nilai simbolik bulan penuh atau bulan sabit. Demikian juga gugusan bentuk-bentuk segi empat dan geliat sulur garis hitam, bukan abstraksi bentuk ular dan serangganya yang mempunyai nilai magis simbolik. Dari sinilah di mana Fadjar Sidik dikenal sebagai salah satu pelukis yang revolusionaris di zaman kita.

Peninggalan

Fadjar Sidik meninggal di rumahnya di Yogyakarta. Ia meninggalkan lukisan-lukisan yang sampai sekarang masih bisa dibilang sebagai lukisan yang sangat menginspirasi. Selama 40 tahun ia diuji untuk mempertahankan keyakinan estetik abstraknya secara kuat. Fadjar Sidik telah menjadi agen perubahan dalam lukis smodern di Indonesia

Bibliography

▷ Fajar Sidik. Ian Tee. Art Agenda S.E.A. and Asia Art Center. 2000, 256 pages

  1. ^ 1978-, Dahlan, Muhidin M.,. Almanak seni rupa Indonesia : secara istimewa Yogyakarta. [Jakarta]. ISBN 9789791436298. OCLC 848263279.