Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar

nagari di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat
Revisi sejak 16 September 2021 10.27 oleh Sutarnoaja (bicara | kontrib) (Memperbaiki ketikan)

Pagaruyung adalah nagari yang terletak di dekat Batusangkar, Ibu kota Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Dari sumber tambo, nagari ini dulunya adalah ibu kota dari Kerajaan Pagaruyung yang disebut Kerajaan Jambu Lipo (Bukit Jambu). Jan bu lupo yang berarti "jangan ibu lupa". Jambu lipo ini berdiri pada abad ke-10 dengan beragamakan Islam hingga jaman Pra-sejarah kala itu. Di perkirakan pada tahun 1287 Masehi para mujahid tiba di muko-muko menyebarkan agama. Hingga berdirinya kerajaan tertua di lereng tengkuk Humatang Sulang ketinggian mencapai 3.221 MDPL, gunung tertinggi yang tidak pernah aktif di pulau Sumatra hingga saat ini jaman pra-sejarah.

Pagaruyung
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenTanah Datar
KecamatanTanjung Emas
Kode Kemendagri13.04.05.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas27,87 km²
Jumlah penduduk132.215 jiwa

Sejak tahun 2001 Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar telah memulai untuk melakukan pemindahan secara bertahap pusat pemerintahan dari Batusangkar ke Pagaruyung. Di mana program ini dimulai dengan mendirikan kantor Bupati di kawasan nagari ini.

Sejarah

Pada tahun 1803-1804, sekelompok haji asal Minangkabau pulang ke negerinya. Mereka terkesan oleh penaklukkan Mekkah yang terjadi awal 1803 oleh kalangan Wahhabi, dan ingin mengubah masyarakat Minangkabau lewat kekerasan. Mereka disebut Padri dan mengecam kebiasaan orang Minang seperti judi, sabung ayam, candu, minuman keras, tembakau terkecuali sirih, dan juga adat Minangkabau yang bersifat matrilinear dan matrilokal mungkin. Cara kekerasan ini menimbulkan perang saudara dalam masyarakat Minang. Tahun 1815, keluarga kerajaan Pagarruyung dibantai oleh kalangan Padri.

Tahun 1819, Belanda balik ke Padang setelah Inggris meninggalkannya. Kalangan keluarga kerajaan yang masih hidup dan para penghulu (kepala adat) minta bantuan Belanda untuk menghadapi kekerasan Padri. Pada Februari 1821 mereka menandatangani suatu perjanjian di mana mereka menyerahkan kepada Belanda kedaulatan atas tanah Minang. Tidak lama kemudian, Belanda menyerang Padri. Mulailah Perang Padri, yang berlangsung sampai tahun 1838.

Potensi Daerah

Sebagai rencana ke depan menjadikan nagari Pagaruyung sebagai pusat pemerintahan dari kabupaten Tanah Datar, beberapa program pembangunan insfastruktur telah mulai dilakukan. Selain memindahkan kantor Bupati, juga kantor Polresta Tanah Datar juga telah didirikan di kawasan ini, di mana kantor lama akan dikembalikan fungsinya menjadi Fort van der Capellen sebagai tempat objek wisata sejarah.

Selain itu salah satu tujuan wisata penting di kawasan ini, antara lain Istano Basa, yang merupakan replika istana kerajaan Pagaruyung pada masa lalu.

 
Replika Istano Basa di Pagaruyung

Pagaruyung memiliki objek wisata, Bukit Batu Patah Luhak nan Tigo dan Bukit Alahan Panjang