Mojowarno, Jombang
Mojowarno adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini terletak di sebelah selatan Kecamatan Mojoagung. Di sini berdiri salah satu gereja kristen protestan tertua di Indonesia. Meskipun penduduknya mayoritas beragama Islam, tetapi pemeluk Kristen disini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Sehingga tak heran kalau pemeluk Kristen disini merupakan yang terbesar di Kabupaten Jombang. Gereja Kristen Protestan tertua yang ada di Mojowarno tersebut merupakan GKJW (Greja Kristen Jawi Wetan) dikerjakan mulai tahun 1879 dan diresmikan pada 3 Maret 1881, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Di desa Mojowarno inilah induk dari jemaat Kristen (Protestan) Jawi Wetan (Jawa Timur) yang beraliran calvines. Mereka merupakan petani yang rajin bekerja dan tidak mengenal lelah. Karena itu, kebersihan, kerajinan, dan produktivitas petani di Mojowarno itu sangat mencolok berbeda dengan keadaan di desa-desa lain.Mereka mau bekerja dengan baik, bukan sekadar ingin mendapatkan hasil panenan yang berlimpah. Tetapi, mereka bekerja dengan baik dan tekun, adalah sebagai bagian dari semangat religius. Dengan bekerja, mereka memenuhi panggilan Allah. Mereka memang mencangkul ke tanah, tetapi kepalanya mendongak "ke langit", mencari keselamatan. Bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak menyimpang dari tatanan, sudah menjadi the life morality (moralitas hidup) masyarakat Desa Mojowarno ketika itu.
The life morality, bekerja amat tekun sebagai wujud dari sikap religiusnya bukan dominasi warga Desa Mojowarno, Jombang saja. Pada ratusan tahun sebelumnya, rakyat Mesir pun melakukan saat membangun piramida, makam raja-raja. Mereka membangun piramida seperti bentuk saat ini, karena pada waktu lalu rakyat Mesir memuja Dewa Matahari. Keyakinan yang membuat mereka mampu membangun sebuah bangunan kokoh, yang sesungguhnya melambangkan sinar matahari itu. Dengan bangunan yang melambangkan sinar matahari, pada saat tertentu misalnya sinar matahari memang jatuh tepat di muka Ramses II, diharapkan jiwa raja yang disemayamkan dalam piramida itu lebih mudah "ke langit".
Mojowarno | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Jombang | ||||
Populasi | |||||
• Total | 81,320 jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 35.17.07 | ||||
Kode BPS | 3517060 | ||||
Luas | 78,62 km² | ||||
Kepadatan | 1.034 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 19 | ||||
|
Moralitas hidup rakyat Mesir saat itu, seperti halnya morali-tas hidup warga Desa Mojowarno, mampu mendorong peradaban mereka menjadi lebih maju dibanding sekitarnya. Mereka menjadi lebih tertata, sebab selalu patuh pada aturan. Bayangkan, jika penataan batu piramida itu menyimpang sedikit saja, bukan hanya bangunan itu tidak bakal kokoh, tetapi bisa runtuh dan berantakan.
Modernisasi kehidupan akhirnya mulai menggusur semangat dan the life morality, termasuk pada warga Desa Mojowarno. Akibatnya, kini pemandangan di desa itu, setidak-tidaknya tidak seindah yang dilihat Nurcholish sewaktu masih kecil. Warganya memang masih tetap bertani. Tetapi, sebagian dari mereka tak lagi bekerja dengan semangat memuji Tuhan dan mewujudkan moralitas hidupnya. Bekerja dilakukan tak lebih untuk keuntungannya pribadi. Komitmen total pada sikap religinya tak ada lagi.