Stadion Gelora Haji Agus Salim

Revisi sejak 24 September 2021 15.40 oleh Urang Kamang (bicara | kontrib) (Ini kok kenapa ganda artikelnya? Mana isinya sama persis kedua-duanya.)

Stadion Gelora Haji Agus Salim adalah sebuah Stadion multifungsi di Kota Padang, Sumatra Barat, yang merupakan markas klub sepak bola Semen Padang dan PSP Padang. Stadion ini dibangun untuk persiapan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ-13) tahun 1983. Pada saat MTQ, yang dibangun hanya tribun tertutup/barat dan tribun selatan. Setelah pelaksanaan MTQ, Pemerintah Daerah Tk. I Sumatra Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Ir. H. Azwar Anas, melanjutkan pembangunan tribun terbuka (timur dan utara), dan baru selesai pada tahun 1985. Stadion Gelora Haji Agus Salim memiliki kapasitas 28.000 tempat duduk.

Stadion Gelora Haji Agus Salim
Informasi stadion
Nama lengkapStadion Gelanggang Olahraga Haji Agus Salim
PemilikPemerintah Provinsi Sumatra Barat, Tahun 2015 dipinjam pakai kepada Pemerintah Kota Padang
Lokasi
LokasiIndonesia Kota Padang, Sumatra Barat
Konstruksi
Dibuka1985
Direnovasi2009-2010
ArsitekIsmet Darwis
Data teknis
PermukaanRumput
Kapasitas28.000[1]
Pemakai
Semen Padang FC (Liga Super Indonesia)
PSP Padang (Divisi Utama)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Nama

Stadion ini dinamakan untuk menghormati Haji Agus Salim, seorang Pahlawan Nasional Indonesia dan mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, yang berasal dari Koto Gadang, Agam.

Sejarah

Stadion Gelora Haji Agus Salim dibangun pada tahun 1983 sebagai persiapan pelaksanaan MTQ 13 Tahun 1983 oleh Pemerintah Daerah Tk. I Sumatra Barat waktu itu. Awalnya di Kota Padang ada dua Stadion yang satu adalah Stadion Imam Bonjol yang dikelola oleh Kodim 0302 Padang dan GOR H. Agus Salim. Pada tahun 1992, Stadion Imam Bonjol dibongkar dan dijadikan taman kota oleh Pemerintah Kota Padang. Sejak itu Stadion Haji Agus Salim Padang menjadi satu-satunya stadion yang representatif di Kota Padang.

Stadion Haji Agus Salim ini awalnya dirancang untuk 15.000-20.000 penonton. Namun sampai saat ini, Stadion Haji Agus Salim hanya memiliki kapasitas 10.000 tempat duduk, dan memiliki tribun tertutup di sektor barat.

Pada tanggal 30 September 2009, terjadi gempa yang mengguncang Kota Padang dan merusak hampir keseluruhan fasilitas stadion. Beberapa fasilitas penunjang pertandingan tak luput seperti gangguan koneksi pada penerangan, ruang ganti pemain yang rusak, dan lapangan yang retak dan gersang mengakibatkan stadion ini tak layak dipakai. Kemudian, PT Semen Padang dengan persetujuan pemerintah kota merenovasi stadion ini sehingga layak untuk menggelar laga Liga Super Indonesia. Perbaikan yang dilakukan diantaranya penanaman rumput, perbaikan drainase, perbaikan pagar, ruang ganti pemain, penambahan kamar mandi dan toilet, perbaikan ruangan wasit dan ruangan pers, lantainya dikeramik, hingga pemasangan lampu stadion.

Mulai musim kompetisi 2010-2011, Semen Padang bisa kembali lagi bermarkas di stadion, setelah sebelumnya selama lebih dari setahun mengungsi ke Stadion M. Yamin, Sijunjung.

Mulai tahun 2015 ini, status kepemilikan Stadion ini telah dialihkan dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat ke Pemerintah Kota Padang dengan sistem Pinjam Pakai selama 5 tahun dan dapat diperpanjang. Dengan status ini, pengembangan Stadion lebih terbuka dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang.

Referensi

Pranala luar