Guli-guli kelamin
Manik-manik kelamin atau pearling adalah bentuk modifikasi tubuh berupa praktik memasukkan manik-manik kecil secara permanen yang terbuat dari berbagai bahan di bawah kulit alat kelamin—baik labia, serta batang penis atau kulup penis. Selain sebagai praktik estetika, praktik ini biasanya dimaksudkan untuk meningkatkan kenikmatan seksual pasangan selama hubungan seks vaginal atau anal.
Asal-usul yang pasti dari praktik tidak diketahui, tetapi dokumentasi awal di Tiongkok menunjukkan bahwa prakti ini berasal dari Asia Tenggara, sekitar awal 1400-an. Dokumen sejarah menyebut penyisipan pada alat kelamin ini sebagai mianling, yang secara harfiah berarti lonceng Burma.[1] Di Filipina, para peneliti telah menemukan bahwa praktik ini ditemui dalam berbagai bentuk dari Visayas hingga Luzon selatan. Di Visayas, peniti yang terbuat dari emas, gading, atau kuningan dimasukkan pada penis anak lelaki melalui kepala penis mereka, menurut penelitian oleh sejarawan Filipina pra-kolonial, William Henry Scott. Saat anak laki-laki tumbuh dewasa, pin ini akan didekorasi dan mereka kemudian akan mengikat cincin berduri tumpul untuk menstimulasi pasangan seks mereka. Dalam Barangay, penelitiannya tentang etnografi Filipina abad ke-16, Scott menulis, "ornamen ini membutuhkan manipulasi oleh wanita itu sendiri untuk dimasukkan, dan tidak dapat ditarik sampai organ kelamin pria benar-benar rileks."[2] Scott menambahkan bahwa ada sekitar 30 jenis cicin berbeda untuk "memenuhi pilihan wanita."
Referensi
- ^ Sun Laichen (June 2007). "Burmese Bells and Chinese Eroticism: Southeast Asia's Cultural Influence on China". Journal of Southeast Asian Studies. 38 (2): 247–273. doi:10.1017/s0022463407000033. JSTOR 20071832.
- ^ Scott, William Henry (1994). Barangay: Sixteenth Century Philippine Culture and Society. Quezon City: Ateneo de Manila University Press. ISBN 971-550-135-4