Film bisu

film tanpa dialog dan rekaman suara
Revisi sejak 27 September 2021 06.21 oleh AldianzaFatria (bicara | kontrib) (Menambahkan konten.)

Film bisu (bahasa Inggris: silent film, silent movie) adalah film yang diproduksi tanpa dialog dan rekaman suara, berasal dari periode sebelum diperkenalkannya film bersuara. Meskipun film bisu menyampaikan narasi dan emosi secara visual, berbagai elemen plot (seperti latar atau era) atau kunci utama dialog dapat disampaikan dengan menggunakan kartu judul. Kadang-kadang seseorang bahkan bertugas menceritakan kartu intertitle (kartu judul) untuk penonton.

Adegan terkenal dari film Safety Last! (1923)

Istilah film bisu juga sering dipergunakan untuk menggambarkan film-film era suara yang hanya memiliki rekaman suara musik tanpa dialog, seperti City Lightsdan The Artist. Istilah "film bisu" dapat menjadi pengertian yang keliru, sebab film bisu kebanyakan disertai dengan suara. Selama era 'film bisu' yang berlangsung dari pertengahan 1890-an hingga akhir 1920-an, pianis, organis teater—atau bahkan, di kota-kota besar, orkes kecil—sering memainkan musik untuk mengiringi film tersebut. Para pianis dan organis teater mengiringi film dengan musik bedasarkan kertas musik atau improvisasi. Meskipun pada saat itu teknologi untuk menyinkronkan suara dengan film belum ada, musik dipandang sebagai bagian penting dari pengalaman menonton.

Dalam film bisu yang dibuat untuk hiburan, dialog disampaikan melalui gerak isyarat, pantomim, dan telop antarjudul. Ide menggabungkan film dengan rekaman suara sebenarnya sudah sama tuanya dengan penciptaan gambar hidup. Kesulitan teknis menyebabkan dialog tersinkronisasi baru mudah dilakukan pada akhir 1920-an setelah disempurnakannya tabung penguat Audion dan diperkenalkannya sistem Vitaphone.

Kesuksesan film bersuara The Jazz Singer dari Warner Bros. pada tahun 1927 menyebabkan studio-studio besar menyadari bahwa agar mampu bersaing, mereka membutuhkan teknologi suara canggih. Era film bersuara dimulai setelah studio-studio besar setuju bekerja sama dengan Western Electric untuk menciptakan sistem suara pada tahun 1928.[1]

Setelah adanya film bersuara, film bisu terus diproduksi, tetapi makin jarang. Charlie Chaplin membuat dua film bisu pada tahun 1930-an, dan mengurangi produksi filmnya setelah film bersuara menjadi lumrah. Media film bisu terus digunakan Charlie Chaplin hingga tahun 1936 dengan dirilisnya Modern Times. Setelah itu, film bisu untuk keperluan praktis, telah menjadi bentuk seni yang ditinggalkan orang.[1]

Referensi

  1. ^ a b Sagert, Kelly Boyer (2010). Flappers: A Guide to an American Subculture. ABC-CLIO. hlm. 39–41. ISBN 0313376905. 

Pranala luar