Adaik basandi syarak

Hukum Adat di Indonesia
Revisi sejak 28 September 2021 13.15 oleh Rahmatdenas (bicara | kontrib)

Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (bahasa Indonesia: adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Kitabullah, selanjutnya disingkat ABSSBK) adalah aforisme terkait pengamalan adat dan Islam dalam masyarakat Minangkabau. ABSSBK dideskripsikan bahwa adat Minangkabau harus "bersendikan" kepada syariat Islam, yang pada gilirannya didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah.[1] Versi lengkap ungkapan ini memiliki lanjutan syarak mandaki adaik manurun (bahasa Indonesia: syariat mendaki, adat menurun), yakni fakta historis bahwa Islam tiba di wilayah Minangkabau melalui pesisir dan bertemu dengan pengaruh adat di dataran tinggi.[2]

ABSSBK juga dikenal sebagai aforisme di kawasan rumpun Melayu lainnya seperti Riau, Jambi, Banjar, Gorontalo, dan Tidore.

Riau

Adat yang bersendikan syara' dan syara' bersendikan Kitabullah.[3]

Jambi

Adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah.[4]   

Gorontalo

Adati hula-hula'a to sara'a, Sara'a hula-hula'a to Quru'ani.[5]

Banjar

Adat Basandi Syara, dan Syara Basandi Kitabullah.[6]

Tidore

Adat ge mauri syara, syara mauri Kitabullah.[7]

Referensi

  1. ^ Benda-Beckmannn, Franz, dan Keebet von Benda-Beckmannn. "Changing one is changing all: Dynamics in the Adat-Islam-State Triangle." The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 38.53-54 (2006): 239-270.
  2. ^ Abdullah, Taufik (1987). Sejarah dan masyarakat: lintasan historis Islam di Indonesia. Pustaka Firdaus. 
  3. ^ Pemerintah Daerah Propinsi Riau, Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 1 tahun 2014 Tentang Lembaga Adat Melayu Riau, Sekretariat Daerah
  4. ^ Pemerintah Propinsi Jambi, Peraturan Daerah Nomor 2 tentang Lembaga Adat Melayu Jambi, Sekretariat Daerah Propinsi Jambi, 2014.
  5. ^ Masyarakat Gorontalo Agamis Berbalut Adat diakses pada Selasa 3 April 2012 17:14 WIB di nu.or.id
  6. ^ Adat Basandi Syarak dalam Falsafah Masyarakat Banjar "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-27. Diakses tanggal 2015-05-27.
  7. ^ Burhanudin, Dede (2013). Rumah ibadah bersejarah. Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI. ISBN 978-602-8766-83-8.