Swara Publiek adalah sebuah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit di Surabaya. Surat kabar ini terbit setiap hari (harian) yang terbitan pertamanya terbit pada 1 April 1925. Surat kabar ini merupakan peranakan yang diasuh oleh Liem Koen Hian, seorang wartawan keturunan Tionghoa yang lahir di Banjarmasin. Ia sekaligus menjabat sebagai direktur pada saat itu.[1]

Surat kabar ini secara resmi diterbitkan oleh N.V Swara Publiek yang setiap edisinya terbit dalam dua lembar. Di bagian redkasi, surat kabar ini memiliki penulis tetap bernama Gustav Amann.[1]

Menurut buku Seabat Pers Kebangsaan, 1907-2007, surat kabar Swara Publiek fokus memberitakan makna-makna penting Nasionalisme Cina. Contoh salah satu terbitannya pada 1926 yang mengulas kisah hidup Sun Yat Sen terkait idenya tentang tiga asas Kebangsaan, Demokrasi, dan Kesejahteraan Rakyat. Tulisan itu ditulis oleh penulis tetapnya.[1]

Dalam perjalanannya, Swara Publiek ini juga pernah memprotes berita-berita Perwarta Soerabaja. Surat kabar ini beranggapan bahwa Perwarta Soerabaya dalam beritanya penuh kebohongan, omong kosong, menuduh tanpa bukti, dan sering mengambil barita surat kabar lain dan hanya sedikit diubah. Salah satu protesnya terdapat pada Swara Publiek edisi 29 Januari 1926 pada rubrik Pridato Hari Sabtoe.[1]

Rubrik lainnnya yang diterbitkan surat kabar ini yaitu, rubrik kota, rubrik warta familie, rubrik berita loear negeri, rubrik dalam negeri, rubrik roepa-roepa, rubrik lembar dagang, rubrik sport, rubrik feuilleton dan rubrik advertentie.[1]

Surat kabar ini memasang tarif berlangganan seharga f 2 untuk satu bulan bagi pembacanya yang berada dalam negeri dan f 2,5 untuk luar negeri. Berlanggana satu kwartal, surat kabar ini memasang tarif f 6 untuk dalam negeri dan f 7,5 untuk luar negeri.[1]

Pemasangan iklan, Swara Publiek memasang tarif f 0,501 untuk satu regel. Satu iklan seklai muat seharga f 2,50. Namun, surat kabr ini tidak pernah memasang iklah di halaman muka. Iklan hanya dipasang di halaman bagian belakang.[1]

Tidak lama tampil, karena sering bergesekan dengan surat kabar kulit putih seperti Melajoe Tionghoa, surat kabar Swara Publiek terpaksa tutup pada 1929 dan dijual oleh Liem Koen Hian ke Perwarta Soerabaja.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 276–279. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007.