Pengguna:Winarno87/Desa Pendawa

Revisi sejak 4 Oktober 2021 00.50 oleh Zul muhaimin hmn (bicara | kontrib) (top: Perbaikan kesalahan ketik)
Desa Pendawa
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenTegal
KecamatanLebaksiu
Kode pos
52461
Jumlah penduduk5.158



Desa Pendawa(Hanacaraka: ꦥꦤ꧀ꦢꦮ,Bahasa Banyumasan:Pandawa)merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah, Indonesia Desa Pendawa pernah menjadi salah satu desa otonomi yang berada di Tegal Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, dari 4 (empat) Desa otonomi Tegal.Pada masa Hindia Belanda dibentuk sebagai hasil dari nasionalisasi koloni-koloni Belanda Tahun 1927.

Sejarah

Nama Pendawa berasal dari nama sebuah Tokoh pewayangan Jawa (Hanacaraka: ꦥꦤ꧀ꦢꦮ,Bahasa Banyumasan:Pandawa,dan nama tersebut sering kita dengar dengan Istilah lain Pandawa.

Desa Pendawa,Desa tua,sampai saat ini Desa Pendawa dikelilingi empat Pedukuhan besar dan ke empat pedukuhan tersebut menjadi sebuah Nama Desa yaitu Dukuhwringin,Dukuhsalam,Dukuhlo,dan Dukuh Babakan. Pemimpin atau nama ketokohan yang ada di Desa Pendawa Tak Lepas dari ketokohan yang berkaitan dengan masa pada era Kesultanan Mataram,Desa Pendawa menjadi tempat singgah para prajurit kesultana mataram pada masa era Kepemimpinan Raja Kesultanan Mataram Yaitu Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Susuhunan Hamangkurat Agung. Raden Wirasari,adalah Salah satu tokoh dimasa Kesultanan Mataram yang menetap di Wilayah Tegal,Beliau menjadi salah satu prajurit yang mengikuti perjalanan Rajanya Dari Keraton Plered menuju Wilayah Tegal Bersama kakaknya yang dipercaya untuk memimpin pasukan.Setalah masa peralihan masa Kepemimpinan Susuhunan Hamangkurat Agung kepada putra Mahkotanya yaitu Adipati Anom Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Susuhunan Hamangkurat II,Raden Wirasari menyingkir dan diberi kekuasan dan menetap di Desa Pendawa.

Masa Kolonial

'Desa Pendawa pernah menjadi salah satu desa otonomi yang berada di Tegal Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, dari 4 (empat) Desa otonomi Tegal diantaranya adalah Slawikulon,Tegalsari,dan Kejambon.Pada masa Pemerintah Hindia-Belanda Tahun 1927 Desa Pendawa,tercatat adalah sebuah sebuah desa pertanian di kabupaten Slawi dekat sarang jalan bagus dari Tegal menuju Banjoemas,mempunyai sebanyak 2.395 jiwa penduduk, dan memiliki 128 jiwa sawah konstruksi milik bersama dengan bagian tetap dan 63 kebun konstruksi dan mewarisi. Desa ini terdiri dari dusun (desas tua) Pendawa dan Saimbang. Desa Pendawa menjalankan pasar dan memiliki sekolah desa, bunga desa dan desabank. Pada era sebelumnya tercatat,Dalam salah satu arsip laporan Pabrik Gula Dukuhwringin Tahun 1857 Pendawa adalah wilayaha yang memepunyai lahan cukup luas menjadi salah satu sumber pertanian tebu mengikuti wilayah distrik Slawi.Dan Pada masa itu Desa Pendawa dipimpin oleh Bekel/Kepala Desa Bernama Wangsa prana/Wangsa Truna.

Tadisi dan Budaya

Desa Pendawa terkenal dengan Desa yang sangat penjaga Tradisi Budaya di wilayah setempat. Terbukti hingga sampai saat ini,Masyarakat Desa Pendawa Masih menjalan beberapa tradisi yang setiap satun Tahun Sekali Diadakan di Area Candi Watulumpang.Tradisi tersebut tak lain ialah wujud syukur terhadap tuhan dengan dilakukan perenungan dan Do'a Bersama setiap Bula Syuro.

Candi WatulumpangBerdasarkan ciri dan bentuk situs Watu Lumpang dapat dikategorikan peninggalan pra sejarah zaman Batu Besar Megalitikum, di Pulau Jawa yang biasanya berada di pinggir sungai.

Sebuah benda peninggalan purbakala yang sangat menarik untuk dikunjungi berupa Situs Watu Lumpang yang diperkirakan atau ditaksir kurang lebih berumur 3.931 tahun berdasarkan jenis batuanya.termasuk zaman Megalitikum.

Nama-Nama Tokoh Pemimpin Desa Pendawa dari Masa-Kemasa

− − − − − − − − − − − − −
No

Kepala Desa

Masa Jabatan

Keterangan

1

Raden Wirasari

1676 - 1721

prajurit Kesultanan mataram.

2

Raden Wangsa Prana/Wangsa Truna.

1731 - 1859

Bekel

3

Sujrat/Ranyu

1859 - 1950

Bekel

4

Bajuri

1950 - 1956

Bekel.

5

Saryat

1956 - 1962

Bekel

6

Siryad

1963 - 1974

Bekel

7

Suwardjo

1975 - 1989

Lurah.

8

Sartono

1999 - 2007

Lurah.

9

Suwarmo

1956 - 1962

Lurah

10

Sartono

2097 - 2011

Lurah

11

Darto

12012 - 2018

Lurah

12

Suwito

2019 - 2025

Lurah