Muslihan Sulchan
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) H. Muslihan Sulchan, S.I.P. (28 Agustus 1950 – 20 Juli 2021) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat dari satuan Artileri Medan.[1] Jabatan terakhir yang diembannya adalah sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri (Danpussenart)[2] sebelum satuan Artileri selanjutnya dipisahkan menjadi Artileri Medan (Armed) dan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud). Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana (Kasdam-VII/Wirabuana)[3][4][5] dan Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Wadanpusterad).[4]
Muslihan Sulchan | |
---|---|
Komandan Pusat Kesenjataan Artileri | |
Masa jabatan 24 Januari 2005 – 07 Agustus 2006 | |
Kepala Staf TNI AD |
|
Pengganti
| |
Kepala Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana | |
Masa jabatan 01 Februari 2003 – 23 Januari 2005 | |
Kepala Staf TNI AD | Ryamizard Ryacudu |
Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat | |
Masa jabatan 15 Februari 2002 – 31 Januari 2003 | |
Kepala Staf TNI AD |
|
Informasi pribadi | |
Lahir | Malang, Jawa Timur | 28 Agustus 1950
Meninggal | 20 Juli 2021 RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta | (umur 70)
Makam | Taman Makam Bahagia TNI Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Hj. Sutji Rahayu
(m. 1976; meninggal 2021) |
Anak |
|
Orang tua | H. Masroekin (ayah) Hj. Soentari (Ibu) |
Almamater | Akabri (1974) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1974–2006 |
Pangkat | Brigadir Jenderal TNI |
Satuan | Artileri Medan |
Pertempuran/perang |
|
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Jenderal bintang satu ini dikenal sebagai salah satu pelopor pemisahan satuan Artileri menjadi Artileri Medan dan Artileri Pertahanan Udara. Semasa ia menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri, dibentuk suatu kelompok kerja yang bertugas untuk menyusun kajian akademik pemisahan Pusat Kesenjataan Artileri. Kelompok kerja tersebut dipimpin langsung oleh Brigadir Jenderal TNI Muslihan Sulchan dengan beranggotakan Kolonel Art. Sudharmanto, Kolonel Art. Bambang Sungesti, Kolonel Art. Fakhrudin, Mayor Art. Jama'ah, Mayor Art. Miftahudin, Mayor Art. Yudhi Murfi, Kapten Art. Guntur Eko Saputro, Kapten Art. Harvin Kidingallo, Kapten Art. Dedik Ermanto, dan Kapten Art. M. Haidi. Setelah melalui serangkaian proses, pada akhirnya likuidasi Pusat Kesenjataan Artileri (Pussenart) yang diikuti dengan pembentukan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed) dan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) telah berhasil diimplementasikan berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. Kep/43/XI/2006 yang disahkan oleh Jenderal TNI Djoko Santoso, M.Si. pada tanggal 27 November 2006.[6][7] Hal ini menjadikan Muslihan Sulchan sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri yang terakhir di Indonesia.[2]
Kehidupan Pribadi
Muslihan Sulchan lahir di Kota Malang, Jawa Timur pada tanggal 28 Agustus 1950 sebagai anak pertama dari pasangan H. Masroekin dan Hj. Soentari. Ia memiliki lima orang adik yang bernama Djoned Soedjono, Sya'roni, Soenaryati, Soehartini, dan Soehartono.
Muslihan Sulchan lahir dan besar di keluarga militer. Ayahnya yaitu Masroekin, merupakan seorang Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia yang pernah berjuang melawan kolonialisme di masa silam. Hal itu yang menginspirasinya untuk meneruskan jejak ayahnya dengan bergabung ke militer untuk membela nusa dan bangsa Indonesia. Ia mulai mengikuti pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) pada tahun 1970 dan lulus di satuan Artileri Medan pada tahun 1974.[1][8][9] Salah satu adiknya, Djoned Soedjono—saat ini dikenal sebagai Kolonel Inf. (Purn.) Djoned Soedjono—kala itu juga turut bergabung mengikuti pendidikan perwira dua tahun setelah kakaknya dan merupakan abiturien satuan Infanteri tahun 1975.[10]
Muslihan Sulchan menikah dengan Sutji Rahayu pada tanggal 16 Oktober 1976. Sutji Rahayu merupakan anak kedua dari pasangan H. Soeratman dan Hj. Soeratmi. Soeratman juga merupakan seorang Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia. Sutji Rahayu bertemu Muslihan Sulchan pertama kali dalam suatu acara reuni taruna di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Pada saat itu, Sutji Rahayu diajak oleh kakaknya—saat ini dikenal sebagai Kolonel Arh. (Purn.) Yahya Suratmono—untuk ikut dalam acara reuni taruna tersebut. Yahya Suratmono merupakan seorang taruna dua tingkat di bawah Muslihan Sulchan yang kelak merupakan abiturien satuan Artileri Pertahanan Udara tahun 1975.[10] Dari pertemuan itu, mereka berdua mulai mengenal lebih dekat satu sama lain, dan tak lama melanjutkan ke jenjang pernikahan. Dari pernikahannya, Muslihan Sulchan dan Sutji Rahayu dikaruniai tiga anak perempuan dan dua anak laki-laki, yang masing-masing bernama:
- Anita Yuni Pratami, menikah dengan Kolonel Inf. Heru Agung Aryandhono, S.I.P.
- Vera Mita Nia, S.E., M.M., menikah dengan Kolonel Inf. Mukhamad Albar, S.E., M.M.
- Erna Aprilia Puspita Sari—meninggal muda
- Ziggy Nugroho—meninggal muda
- apt. Anggi Triantoro, S.Farm., M.M., menikah dengan apt. Egi Gustiani, S.Farm.
Sebagian besar kariernya dihabiskan di bidang militer selama 32 tahun. Muslihan Sulchan juga banyak berperan dalam berbagai pertempuran, di antaranya Operasi Seroja I tahun 1975, Operasi Pengamanan Pemilu Irian Jaya tahun 1977, dan Operasi Seroja II tahun 1978. Melalui kesuksesan Operasi Seroja di mana Timor Timur berhasil diambil alih dari pemerintahan Fretilin dan diintegrasikan dengan Republik Indonesia, Muslihan Sulchan dianugerahi gelar kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia. Selama berkarier di lingkungan TNI Angkatan Darat, Muslihan Sulchan sering dipercaya untuk menempati beberapa posisi strategis.
Muslihan Sulchan dikenal oleh keluarga dan teman-temannya sebagai sosok yang keras, tegas, disiplin, cerdas, dan jujur dalam kesehariannya. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang termasuk gemar bekerja dan beraktivitas. Selepas pensiun dari dunia militer, ia melanjutkan bekerja di Badan Intelijen Negara Republik Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi konsultan di sebuah perusahaan senjata dan komisaris di sebuah perusahaan farmasi. Kegiatan tersebut dilakukannya agar tetap produktif walaupun telah memasuki usia pensiun.
Pendidikan
Pendidikan Umum
- SD (1963)
- SLTP (1966)
- SLTA (1969)
- S1 Ilmu Politik (1995)
Pendidikan Pengembangan Umum Militer
- Akabri (1974)
- Sussarcab Armed (1975)
- Suslapa Armed (1984)
- Seskoad (1990)
- Sesko ABRI (1996)
- Lemhannas (2000)
Pendidikan Pengembangan Spesialisasi Militer
- Susjurpatih Inti PHH (1975)
- Sussar Para (1978)
- Susjurpa Rai Armed (1986)
Perjalanan Karier
Karier Militer
Riwayat Kepangkatan dan Jabatan
No. | Pangkat | Jabatan | Terhitung Mulai Tanggal |
1 |
Letnan Dua |
Lulus Akabri | 01 Desember 1974 |
2 |
Letnan Dua |
Pajau-I Rai-B Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti | 01 Agustus 1975 |
3 |
Letnan Satu |
Pamurai-A Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti | 01 April 1977 |
4 |
Letnan Satu |
Parai-B Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti | 01 Juli 1978 |
5 |
Letnan Satu |
Danrai-C Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti | 01 Juli 1979 |
6 |
Kapten |
Kasi-3/Pers Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti | 01 September 1980 |
7 |
Kapten |
Gumil Gol-VII Pusdikarmed | 01 Agustus 1984 |
8 |
Mayor |
Kasi Org Bagbinsat Pussenarmed | 01 Agustus 1985 |
9 |
Mayor |
Wadanyonarmed-7/76 mm Tarik/Biring Galih | 01 November 1986 |
10 |
Letnan Kolonel |
Danyonarmed-8/105 mm Tarik/Uddata Yudha | 01 Juni 1990 |
11 |
Letnan Kolonel |
Dandim-0826/Pamekasan Rem-084/Bhaskara Jaya | 01 Juni 1992 |
12 |
Letnan Kolonel |
Dosen Gol-V Seskoad | 01 Juni 1993 |
13 |
Letnan Kolonel |
Dosen Gol-IV Seskoad | 01 Februari 1995 |
14 |
Kolonel |
Aspers Kasdam-V/Brawijaya | 15 Mei 1996 |
15 |
Kolonel |
Paban-V/Binperssip Spersad | 15 Agustus 1997 |
16 |
Kolonel |
Danrem-022/Pantai Timur Dam-I/Bukit Barisan | 15 November 1998 |
17 |
Kolonel |
Pamen Mabesad (Lemhannas) | 01 April 2000 |
18 |
Kolonel |
Paban-II/Bindik Spersad | 15 Agustus 2001 |
19 |
Brigadir Jenderal |
Wadanpusterad[4] | 15 Februari 2002 |
20 |
Brigadir Jenderal |
Kasdam-VII/Wirabuana[3][4][5] | 01 Februari 2003 |
21 |
Brigadir Jenderal |
Danpussenart Kodiklatad[1][2][11] | 24 Januari 2005 |
22 |
Brigadir Jenderal |
Pati Mabesad (Dalam Rangka Pensiun[11]) | 08 Agustus 2006 |
23 |
Brigadir Jenderal |
Purnawirawan | 01 September 2006 |
Riwayat Pertempuran
- Operasi Seroja I (1975)
- Operasi Pengamanan Pemilu Irian Jaya (1977)
- Operasi Seroja II (1978)
Riwayat Penugasan Luar Negeri
- Thailand (1996)
- Korea Selatan (2000)
- Austria (2005)
Karier Sipil
Penghargaan
Tanda Jasa
- Satyalancana Seroja
- Satyalancana Kesetiaan VIII
- Satyalancana Kesetiaan XVI
- Satyalancana Dwidya Sistha
- Satyalancana Kesetiaan XXIV
- Bintang Kartika Eka Pakçi Nararya
Brevet
- Payung Udara Dasar
- Mobil Udara
- Raider
Gelar Kehormatan
- Veteran Pembela Kemerdekaan RI (Pembela Timor Timur)
Meninggal Dunia
Sejak tanggal 19 Juli 2021, Muslihan Sulchan menunjukkan gejala retensi cairan pada tubuh yang mengindikasikan terjadinya cedera ginjal akut. Hal tersebut diikuti dengan sesak napas yang kian memburuk pada tengah malam. Dini hari tanggal 20 Juli 2021, diputuskan untuk segera dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dari kediaman pukul 02:59 WIB dan tiba pukul 03:12 WIB. Kondisinya ditetapkan oleh dokter sebagai sindrom gangguan pernapasan akut, sehingga perlu dipasang ventilator. Pada pukul 03:58 WIB, ia mengalami henti napas dan henti jantung sehingga tindakan resusitasi jantung paru dilakukan. Pada akhirnya, bertepatan dengan hari raya Iduladha 1442 H, Muslihan Sulchan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 20 Juli 2021 pukul 04:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.
Di hari yang sama, pemulasaran jenazah dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto. Sebelum diberangkatkan, jenazah disalatkan di depan ruang Melati, rumah duka RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 20 Juli 2021 pukul 12:39 WIB. Selanjutnya jenazah dibawa ke lokasi pemakaman bersama rombongan keluarga dengan pengawalan dari Komando Garnisun Tetap I/Jakarta dan tiba di Taman Makam Bahagia TNI Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten pada pukul 13:15 WIB. Upacara pemakaman secara militer sebagai penghormatan terakhir berlangsung dari pukul 13:32 WIB sampai dengan 13:44 WIB yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Edison, S.E., M.M. sebagai inspektur upacara. Dalam upacara tersebut, jenazah dikebumikan ke dalam liang lahat sebagai tempat peristirahatan terakhir pada pukul 13:37 WIB.
Hanya berselang sekitar seminggu, istri tercintanya, Sutji Rahayu, turut menyusul kepergian Muslihan Sulchan. Berbeda dengan Muslihan Sulchan, istrinya didiagnosis menderita Covid-19 sejak 02 Juli 2021 yang kian mengalami perburukan sehingga sejak 10 Juli 2021 dirawat di RSPAD Gatot Soebroto. Dalam keadaan terpasang ventilator sejak 21 Juli 2021, Sutji Rahayu meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 28 Juli 2021 pukul 21:10 WIB dan dikebumikan di TPU Samaan Malang, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur pada pukul 14:53 WIB.
Referensi
- ^ a b c Sjaerozi, M. Arif (2008-11-09). "dwitaka: Alumni Akmil Kecabangan Armed". dwitaka. Diakses tanggal 2020-01-02.
- ^ a b c "Pussenarmed". pussenarmed-tniad.mil.id. Diakses tanggal 2021-04-05.
- ^ a b "Jenazah Korban Heli Jatuh Mayor Yuchi Dimakamkan di Makassar". detiknews. Diakses tanggal 2020-06-24.
- ^ a b c d "Current Data on the Indonesian Military Elite". Indonesia (80): 123–159. 2005. ISSN 0019-7289.
- ^ a b "Die Kinder Suhartos übernehmen die Macht, Indonesien-Information Nr. 1/2004". www.watchindonesia.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-02. Diakses tanggal 2020-01-02.
- ^ Pusat Penerangan TNI (15 Januari 2007). "Kasad Resmikan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed)". Diakses tanggal 02 Januari 2020.
- ^ "Sejarah Arhanud". Pussenarhanud. 2018-07-03. Diakses tanggal 2020-01-02.
- ^ "Lulusan Tahun 1974". web.archive.org. 2001-02-22. Diakses tanggal 2021-09-18.
- ^ Sjaerozi, M. Arif (Senin, 26 Januari 2009). "dwitaka: Abituren Akmil 1974". dwitaka. Diakses tanggal 2021-09-18.
- ^ a b Sjaerozi, M. Arif (Senin, 26 Januari 2009). "dwitaka: Abituren Akmil 1975". dwitaka. Diakses tanggal 2021-09-17.
- ^ a b TNI, PUSPEN TNI, Puspen Mabes. "MUTASI JABATAN DI JAJARAN TNI | WEBSITE TENTARA NASIONAL INDONESIA". tni.mil.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-28.
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Brigjen TNI Sabar Yudo Suroso |
Komandan Pusat Kesenjataan Artileri 2005—2006 |
Diteruskan oleh: Brigjen TNI Sularso (sebagai Danpussenarmed) Brigjen TNI Leonardus Johan Pieters Siegers (sebagai Danpussenarhanud) |
Didahului oleh: Brigjen TNI Suprapto |
Kepala Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana 2003—2005 |
Diteruskan oleh: Brigjen TNI Sabar Yudo Suroso |