Tim nasional sepak bola Italia

tim nasional sepak bola

Tim nasional sepak bola Italia (bahasa Italia: Nazionale di calcio dell'Italia) telah 18 kali ikut dalam Piala Dunia FIFA. Mereka absen hanya pada 1930, 1958 dan 2018. Mereka juga merupakan juara bertahan Kejuaraan Piala Eropa 2020.

Italia
Lencana kaos/Lambang Asosiasi
JulukanGli Azzurri (Biru)
AsosiasiFederasi Sepak Bola Italia
(Federazione Italiana Giuoco Calcio – FIGC)
KonfederasiUEFA (Eropa)
PelatihItalia Roberto Mancini
KaptenGiorgio Chiellini
Penampilan terbanyakGianluigi Buffon (176)
Pencetak gol terbanyakLuigi Riva (35)
Kode FIFAITA
Peringkat FIFA
Terkini 10 Penurunan 1 (20 Juni 2024)[1]
Tertinggi1 (November 1993, Februari 2007, April–Juni 2007, September 2007)
Terendah21 (Agustus 2018)
Peringkat Elo
Terkini 12 Penurunan 5 (19 Januari 2024)[2]
Warna pertama
Warna kedua
Pertandingan internasional pertama
 Italia 6–2 Prancis 
(Milan, Italia; 15 Mei 1910)
Kemenangan terbesar
 Italia 9–0 Amerika Serikat 
(Brentford, Inggris; 2 Agustus 1948)
Kekalahan terbesar
 Hungaria 7–1 Italia 
(Budapest, Hongaria; 6 April 1924)
Piala Dunia
Penampilan18 (Pertama kali pada 1934)
Hasil terbaikJuara (1934, 1938, 1982, 2006)
Piala Eropa
Penampilan10 (Pertama kali pada 1968)
Hasil terbaikJuara (1968 2020|2020)
Piala Konfederasi
Penampilan2 (Pertama kali pada 2009)
Hasil terbaikPosisi ketiga (2013)

Federasi Sepak Bola Italia (Federazione Italiana Giuoco Calcio; FIGC) berdiri pada 1898 dan bergabung dengan FIFA pada 1905. Italia dan Jerman adalah negara setelah Brasil yang paling sering menjuarai kejuaraan bergengsi Piala Dunia dengan empat raihan trofi. Masing-masing diraih pada tahun 1934, 1938, 1982 dan 2006. Selain itu, pada 1968 Italia juga berhasil menjuarai Piala Eropa sebagai satu-satunya raihan trofi Henri Delauney yang pernah direbut. Tim Italia dijuluki Gli Azzurri atau "si biru langit" mengacu pada kostum utama mereka yang berwarna biru.

Prestasi Awal

Tim nasional Italia pertama kali mencuat secara internasional pada tahun 1934 seiring dengan gelaran Piala Dunia yang diadakan di sana. Italia, yang saat itu di bawah komando Benito Mussolini berhasil meraih trofi mereka dengan bantuan beberapa Oriundi, atau pemain keturunan Italia yang pernah membela negara lain, terutama Argentina ada yang unik di Tim Italia yaitu 9 dari 11 pemain yang membela Gli Azzuri berasal dari klub Juventus seperti Giampiero Combi, Virginio Rosetta, Luigi Bertolini, Felice Borel, Umberto Caligaris, Giovanni Ferrari, Luis Monti, Raimundo Orsi dan Mario Varglien.

Empat tahun berselang Italia berhasil mempertahankan gelar dalam hajatan yang diadakan di Prancis. Sukses beruntun Italia tersebut tak lepas dari peran pelatih Vitorio Pozzo dan kapten tim Giuseppe Meazza. Sayangnya, Perang Dunia II memupus harapan Italia untuk mencetak hattrick setelah dibatalkannya Piala Dunia 1942. Menjelang Piala Dunia 1950, Italia mempunyai tim yang dihormati di kancah Eropa, di mana mayoritas pemainnya berasal dari klub Torino dengan bintangnya Valentino Mazzola. Sayangnya, sebuah kecelakaan pesawat merampas nyawa seluruh punggawa klub Torino, yang juga berarti mengurangi kekuatan Italia secara signifikan di ajang Piala Dunia yang digelar di Brasil pada 1950.

Trofi Eropa

 
"Battle of Santiago" di Piala Dunia 1962 di Cili

Selepas tragedi tersebut, Italia tidak pernah berprestasi maksimal. Beberapa ajang Piala Dunia bahkan mencatat sejarah buruk Azzurri, di antaranya yang dikenal dengan "Battle of Santiago" pada Piala Dunia 1962 di Cili. Partai antara tuan rumah Cili dan Italia tersebut dikenang sebagai salah satu partai terbrutal dalam sejarah Piala Dunia menyusul banyaknya insiden antar pemain. Kekalahan memalukan selanjutnya adalah ketika Italia tersisih di tangan wakil Asia, Korea Utara di ajang Piala Dunia 1966 di Inggris.

Baru pada 1968, melalui pemain seperti Sandro Mazzola (putra dari Valentino Mazzola), Luigi Riva dan Omar Sivori, Italia merebut gelar prestisus Kejuaraan Eropa setelah mengalahkan Yugoslavia dalam partai puncak. Keberuntungan menaungi Italia ketika di semifinal mereka menyisihkan tim kuat Uni Sovyet melalui undian koin!

Tim yang memenangi Euro 1968 tersebut dipertahankan pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Italia melaju ke final setelah melewati partai yang dikenang sebagai pertandingan terbaik sepanjang masa oleh World Soccer Diarsipkan 2007-11-20 di Wayback Machine. melawan Jerman Barat yang dimenangi Italia dengan skor 4-3 setelah melewati dua kali perpanjangan waktu. Di final, Italia takluk di tangan tim Samba, Brasil, yang diperkuat bintang seperti Pele, Carlos Alberto dan sebagainya.

Sepanjang dekade 70-an, Italia hampa gelar. Satu-satunya prestasi terbaik setelah 1970 adalah tampilnya Italia di semifinal Piala Dunia 1978 di Argentina. Saat itu Italia dilatih oleh Enzo Bearzot dan masih menampilkan Dino Zoff, kiper yang merebut gelar Euro 1968 sebagai penjaga gawang utama.

Era Enzo Bearzot

Menyongsong Piala Dunia 1982 yang digelar di Spanyol, kesebelasan Italia diguncang skandal setelah beberapa pemain dan klub lokal terlibat judi totonero. Di antara pemain yang terhukum adalah striker Paolo Rossi yang juga tampil di Argentina 78. Meski tidak banyak bermain di kompetisi akibat hukuman, Bearzot tetap memanggil Rossi sebagai salah satu pemain di Piala Dunia 1982. Bearzot juga masih mempertahankan Dino Zoff sebagai penjaga gawang, yang sekaligus mengukir rekor pemain tertua yang berlaga di Piala Dunia dengan usia lebih dari 40 tahun.

Italia memulai Piala Dunia dengan tidak meyakinkan setelah hanya lolos dari penyisihan Grup 1 dengan modal 3 kali seri. Di pertandingan pertama, kekuatan baru Eropa saat itu, Polandia berhasil menahan seri Italia. Tetapi, melawan tim yang dianggap kelas dua, Peru, Italia kembali hanya bisa memaksakan hasil imbang. Gol Bruno Conti dibalas Peru tujuh menit jelang pertandingan usai. Pertandingan selanjutnya lebih parah. Melawan Kamerun, yang notabene merupakan debutan di Piala Dunia, lagi-lagi Italia bermain seri 1-1. Gol dicetak oleh Francesco Graziani, striker Fiorentina pada saat itu. Mengumpulkan nilai 3 dari tiga kali imbang, poin Italia disamai oleh Kamerun. Italia beruntung punya tabungan mencetak gol yang lebih banyak daripada Kamerun.

Di babak selanjutnya, Italia tergabung bersama Grup C, grup maut yang dihuni oleh juara bertahan Argentina dan tim kuat Brasil yang diperkuat pemain handal macam Socrates dan Falcao. Italia beruntung bisa mengalahkan Argentina dengan skor 2-1. Dua gol dicetak oleh gelandang Marco Tardelli dan Antiono Cabrini. Hal itu memicu kecaman terhadap taktik Bearzot, dan stok penyerang yang dibawanya. Bearzot menerapkan taktik catenaccio, mengutamakan pertahanan yang ketat. Salah satu episode terkenal adalah penjagaan ekstraketat dari Claudio Gentile terhadap bintang Argentina, Diego Maradona.

Sebagai respon terhadap kritik, Paolo Rossi yang masuk tim secara kontroversial memperlihatkan ketajamannya, di antaranya menjebol tiga kali gawang Brazil di pertandingan kedua Grup C. Rossi membobol gawang Brazil dari menit ke-5, dan disamakan oleh Socrates pada menit ke-12. Rossi membawa Italia unggul sampai babak pertama berakhir ketika pada menit ke-25 dia mencetak gol keduanya di turnamen. Brazil membalas di babak kedua, dengan Falcao memjebol gawang Dino Zoff di menit 68. Selang 6 menit kemudian, Rossi melengkapi hattricknya dan membawa Italia unggul sampai pertandingan selesai. Kemenangan 3-2 itu membawa Italia memuncaki grup dan kembali menantang Polandia di semifinal.

Duel di semifinal yang merupakan ulangan duel di awal turnamen berhasil dimenangi Italia 2-0. Paolo Rossi mencetak gol keempat dan kelimanya di turnamen dengan memborong dua gol atas Polandia yang di antaranya diperkuat Zbigniew Boniek. Di lain pihak, Jerman Barat sukses menghempaskan Prancis lewat adu penalti setelah skor imbang 3-3. Dua partai semifinal menghasilkan pertemuan klasik antara Jerman Barat dan Italia, ulangan semifinal Piala Dunia 1970 yang seru.

Duel antar juara dua kali Piala Dunia tersebut berakhir dengan kemenangan Azzurri. Magi Rossi kembali membawa tuah bagi Italia ketika dia mencetak gol keenam di turnamen ini sekaligus membuka skor. Marco Tardelli menambah keunggulan Italia, yang dilengkapi dengan gedoran Alessandro Altobelli untuk membawa negeri spaghetti itu memimpin 3 gol. Jerman hanya memperkecil kedudukan melalui satu gol Paul Breitner. Hasil akhir 3-1 untuk kemenangan Italia. Itu menjadi titel dunia ketiga bagi Italia sekaligus menyamai raihan titel Brasil. Paolo Rossi tampil sebagai pemain terbaik turnamen dan meraih sepatu emas dengan 6 gol-nya.

Ironisnya, Italia justru tidak lolos ke putaran final Euro 1984, meski masih bermaterikan tim juara dunia dan pelatih Enzo Bearzot. Prestasi Italia juga tidak meyakinkan selama sisa dekade 80-an, dan baru bangkit pada 1990 ketika mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia. Italia terhenti di semifinal oleh Argentina bersama Diego Maradona, yang merupakan juara bertahan, dalam drama adu penalti. Di playoff, Italia berhasil mengalahkan Inggris dan merebut gelar hiburan sebagai peringkat ketiga.

Skuat Italia di Piala Dunia 1982

Dekade 90-an

Pada 1994, Italia yang diperkuat bintang Juventus, Roberto Baggio dan beberapa pemain AC Milan berhasil melaju sampai final menghadapi Brasil. Baggio menjadi bintang ketika mencetak rangkaian gol penentu menuju final. Sayangnya, justru Baggio pula yang menjadi biang kekalahan Italia ketika dirinya gagal mencetak gol dalam drama adu penalti. Selain Baggio, kapten Italia dan AC Milan, Franco Baresi juga gagal. Raihan Italia kembali disalip oleh Brasil dengan empat titel.

Tahun 1996 dan 1998 adalah catatan kegagalan Italia, masing-masing di Euro 96 (yang digelar di Inggris) dan Prancis 98. Italia tersisih di penyisihan grup setelah kalah dalam selisih gol dengan Republik Ceko. Di Piala Dunia 1998, Italia gagal di tangan Prancis melalui adu penalti. Prancis kemudian meraih gelar juara Piala Dunia.

Duel antara Italia dan Prancis kembali berulang di final Piala Eropa 2000 yang digelar di Belanda-Belgia. Di final, Italia unggul 1-0 sampai menit terakhir injury time ketika penyerang Prancis Sylvain Wiltord membawa malapetaka dengan membobol gawang kiper Italia Francesco Toldo untuk memaksakan perpanjangan waktu. Di babak perpanjangan waktu, David Trezeguet berhasil mencetak gol untuk Prancis. Saat itu sistem permainan menggunakan sistem Sudden Death, sehingga Italia dipastikan kalah di final. Kekalahan tragis itu membayangi Italia di Piala Dunia 2002 setelah mereka dipukul oleh tuan rumah Korea Selatan. Pasca kekalahan di Piala Dunia 2002, kapten Paolo Maldini mengundurkan diri sekaligus mengukir rekor sebagai pemain dengan 126 caps, terbanyak sepanjang masa.

Drama berlanjut di Piala Eropa 2004. Pelatih Giovanni Trapattoni yang juga menangani Azzurri di Jepang-Korea 2002 gagal membawa Italia lolos penyisihan setelah hanya mengumpulkan nilai 5 dari tiga kali bertanding. Dua tim Skandinavia, Swedia dan Denmark menyisihkan Italia melalui hitung-hitungan selisih gol yang rumit. Kegagalan itu mengakibatkan Trapattoni mundur dan digantikan oleh Marcello Lippi.

Piala Dunia 2006

Pelatih Marcello Lippi membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2006 yang digelar di Jerman. Italia lolos ke Jerman setelah menjuarai grup dalam Kualifikasi Piala Dunia, dan kemudian tergabung dalam Grup E bersama Republik Ceko, Amerika Serikat dan Ghana. Sebelum Piala Dunia, skandal kembali marak ketika dakwaan terhadap beberapa klub yang mengguncang persepak bolaan Italia digulirkan. Kasus yang populer dengan istilah calciopoli tersebut menyita konsentrasi sejumlah pemain Italia yang klubnya terlibat.

Pada pertandingan pertama, Italia berhasil mengatasi Ghana dengan skor 2-0. Andrea Pirlo dan Vincenzo Iaquinta mencetak gol-gol untuk Italia. Di pertandingan kedua, Italia bermain imbang dengan Amerika Serikat, 1-1. Alberto Gilardino mencetak gol untuk Italia sebelum Cristian Zaccardo membuat gol bunuh diri untuk membuat pertandingan imbang. Pertandingan penentuan melawan Republik Ceko berhasil dimenangkan ketika Marco Materazzi dan Filippo Inzaghi mencetak dua gol kemenangan Italia sekaligus meloloskan tim Azzurri ke babak selanjutnya.

Di fase knock-out, Italia bertemu dengan Australia yang keluar sebagai runner up Grup F. Pertandingan dimenangkan pada menit terakhir ketika Francesco Totti berhasil mengeksekusi penalti yang diberikan wasit akibat pelanggaran kepada bek Fabio Grosso oleh pemain Australia. Di perempat final, Italia menyisihkan Ukraina dengan skor 3-0. Luca Toni membuat dua gol, dan satu tambahan gol dari Gianluca Zambrotta membuat Italia melenggang ke semi final untuk pertama kalinya sejak 1994. Di semifinal, tuan rumah Jerman menantang Italia. Dalam pertandingan yang diadakan di Dortmund, kedua tim bermain terbuka dan atraktif sehingga banyak disebut sebagai pertandingan terbaik Piala Dunia. Italia mengulangi memori drama perpanjangan waktu Piala Dunia 1970, ketika jelang usai perpanjangan waktu kedua, Fabio Grosso mencetak gol mematikan dari dalam kotak penalti. Alessandro Del Piero menyempurnakan malam untuk Italia sekaligus mengirim Jerman ke playoff tempat ketiga. Di final, Italia menghadapi Prancis yang lolos setelah menyingkirkan favorit Brasil dan Portugal.

Final Piala Dunia 2006 berlangsung di Berlin. Prancis memimpin terlebih dahulu melalui penaltiZinedine Zidane setelah Florent Malouda terganjal Marco Materazzi. Tak lama kemudian, Materazzi membalas dengan mencetak gol sundulan menyambut tendangan pojok Andrea Pirlo. Materazzi pula yang menjadi aktor terusirnya bintang Prancis, Zidane, setelah dirinya ditanduk. Sampai berakhirnya dua kali perpanjangan waktu, kedua tim gagal mencetak gol dan pertandingan dilanjutkan dengan adu tendangan penalti. Kelima eksekutor Italia berhasil menyarangkan gol, sementara David Trezeguet gagal mencetak gol untuk Prancis. Italia akhirnya menjadi juara dunia untuk keempat kalinya. Italia mencatat hanya dua kali kebobolan, satu melalui gol bunuh diri Zaccardo, dan satu melalui penalti Zidane. Hasil itu membuktikan bahwa pertahanan masih menjadi tradisi Italia sesuai dengan pakem catenaccio yang mereka anut.

Skuat Italia di Piala Dunia 2006:

Paska Piala Dunia 2006

Setelah kemenangan di Piala Dunia, Marcello Lippi mengumumkan pengunduran dirinya. Roberto Donadoni, mantan pemain AC Milan dan pelatih klub Livorno ditunjuk sebagai pengganti Lippi. Pengunduran Lippi rupanya juga diikuti mundurnya dua pilar Azzurri pada masa Lippi, Francesco Totti dan Alessandro Nesta. Hal itu menambah berat beban Donadoni untuk meloloskan Italia ke putaran final Euro 2008 di Swiss-Austria. Meski dengan awalan yang kurang sempurna, Italia akhirnya berhasil memastikan lolos ke putaran final Euro 2008 setelah memenangi laga melawan Skotlandia.

Di putaran final, Italia tergabung di Grup C bersama dua kandidat juara lainnya, Belanda dan Prancis, plus kuda hitam Rumania. Pada pertandingan pertama, Italia takluk 0-3 dari Belanda. Selanjutnya Italia ditahan Rumania 1-1 dan mengalahkan Prancis 2-0 untuk melaju ke perempat final melawan juara Grup D, Spanyol. Italia akhirnya tersingkir lewat drama adu penalti, setelah skor 0-0 bertahan hingga usai dua kali perpanjangan waktu. Spanyol yang mengalahkan Italia, akhirnya menjadi juara Piala Eropa 2008.

Buntut dari kegagalan di Piala Eropa 2008 adalah dengan dipecatnya pelatih Roberto Donadoni oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). FIGC kemudian menunjuk kembali mantan pelatih tim nasional Italia di Piala Dunia 2006, Marcello Lippi, untuk menangani Italia di kualifikasi Piala Dunia 2010.

Rangkuman kompetisi

  Juara    Runner-up    Peringkat ke–3    Peringkat ke–4  

Piala Dunia

Hasil di Piala Dunia FIFA Hasil di kualifikasi Piala Dunia FIFA
Tahun Ronde Posisi Mn M I* K GM GK Mn M I K GM GK
  1930 Tidak ikut
  1934 Juara 1 5 4 1 0 12 3 1 1 0 0 4 0
  1938 Juara 1 4 4 0 0 11 5 Lolos sebagai juara bertahan
  1950 Babak grup 7 2 1 0 1 4 3 Lolos sebagai juara bertahan
  1954 10 3 1 0 2 6 7 2 2 0 0 7 2
  1958 Tidak lolos kualifikasi 4 2 0 2 5 5
  1962 Babak grup 9 3 1 1 1 3 2 2 2 0 0 10 2
  1966 9 3 1 0 2 2 2 6 4 1 1 17 3
  1970 Runner-up 2 6 3 2 1 10 8 4 3 1 0 10 3
  1974 Babak grup 10 3 1 1 1 5 4 6 4 2 0 12 0
  1978 Peringkat ke–4 4 7 4 1 2 9 6 6 5 0 1 18 4
  1982 Juara 1 7 4 3 0 12 6 8 5 2 1 12 5
  1986 Babak 16 besar 12 4 1 2 1 5 6 Lolos sebagai juara bertahan
  1990 Peringkat ke–3 3 7 6 1 0 10 2 Lolos sebagai tuan rumah
  1994 Runner-up 2 7 4 2 1 8 5 10 7 2 1 22 7
  1998 Perempat final 5 5 3 2 0 8 3 10 6 4 0 13 2
    2002 Babak 16 besar 15 4 1 1 2 5 5 8 6 2 0 16 3
  2006 Juara 1 7 5 2 0 12 2 10 7 2 1 17 8
  2010 Babak grup 26 3 0 2 1 4 5 10 7 3 0 18 7
  2014 22 3 1 0 2 2 3 10 6 4 0 19 9
  2018 Tidak lolos kualifikasi 12 7 3 2 21 9
Total 4 gelar 18/20 83 45 21 17 128 77 102 71 24 7 213 64
*Hasil imbang termasuk pada babak gugur dengan adu penalti.
**Warna latar belakang emas mengindikasikan menjuarai turnamen.
***Warna bingkai merah mengindikasikan sebagai tuan rumah.

Piala Konfederasi

Hasil di Piala Konfederasi FIFA
Tahun Ronde Posisi Mn M I* K GM GK
  1992 Tidak ada tim dari Eropa yang berpartisipasi
  1995 Tidak lolos
  1997
  1999
    2001
  2003 Tidak ikut[3]
  2005 Tidak lolos
  2009 Babak grup 5 3 1 0 2 3 5
  2013 Peringkat ketiga 3 5 2 2 1 10 10
  2017 Tidak lolos
Total Peringkat ketiga 2/10 8 3 2 3 13 15
*Imbang termasuk pertandingan babak gugur yang ditentukan dengan adu penalti.

Kejuaraan Eropa

Hasil di Kejuaraan Eropa Hasil di kualifikasi Kejuaraan Eropa
Tahun Fase Posisi Mn M I* K GM GK Mn M I K GM GK
  1960 Tidak berpartisipasi
  1964 Tidak terkualifikasi 4 2 1 1 8 3
  1968 Juara 1 3 1 2 0 3 1 8 6 1 1 21 6
  1972 Tidak terkualifikasi 6 4 3 1 13 6
  1976 6 2 3 1 3 3
  1980 Tempat ke-empat 4 4 1 3 0 2 1 Lolos sebagai tuan rumah
  1984 Tidak terkualifikasi 8 1 3 4 6 12
  1988 Semi final 3 4 2 1 1 4 3 8 6 1 1 16 4
  1992 Tidak terkualifikasi 8 3 4 1 12 5
  1996 Babak grup 10 3 1 1 1 3 3 10 7 2 1 20 6
    2000 Runner-up 2 6 4 1 1 9 4 8 4 3 1 13 5
  2004 Babak grup 9 3 1 2 0 3 2 8 5 2 1 17 4
    2008 Perempat final 8 4 1 2 1 3 4 12 9 2 1 22 9
    2012 Runner-up 2 6 2 3 1 6 7 10 8 2 0 20 2
  2016 Perempat final 5 5 3 1 1 6 2 10 7 3 0 16 7
  2020 TBD
Total 1 gelar 9/15 38 16 16 6 39 27 106 64 30 14 187 72
*Hasil imbang termasuk pada babak gugur dengan adu penalti.
**Warna latar belakang emas mengindikasikan menjuarai turnamen.
***Warna bingkai merah mengindikasikan sebagai tuan rumah.

Liga Negara UEFA

Hasil di Liga Negara UEFA
Tahun Divisi Babak Pos Mn M I K GM GK
2018–19 A Babak grup 2 4 1 2 1 2 2
2020–21 A Akan ditentukan
Total 1/1 4 1 2 1 2 2

Skuat

Skuat saat ini

Para pemain berikut dipanggil untuk pertandingan Liga Negara UEFA 2020-21 melawan Bosnia pada 4 September 2020 dan melawan Belanda pada tanggal 7 September 2020.[4]

Penampilan dan gol diperbarui pada: 7 September setelah pertandingan melawan Belanda.

0#0 Pos. Nama Pemain Tanggal lahir (umur) Tampil Gol Klub
1 1GK Salvatore Sirigu 12 Januari 1987 (umur 37) 24 0   Torino
12 1GK Alessio Cragno 28 Juni 1994 (umur 30) 0 0   Cagliari
21 1GK Gianluigi Donnarumma 25 Februari 1999 (umur 25) 18 0   Milan

2 2DF Giovanni Di Lorenzo 4 Agustus 1993 (umur 31) 2 0   Napoli
3 2DF Giorgio Chiellini   14 Agustus 1984 (umur 39) 104 8   Juventus
4 2DF Leonardo Spinazzola 25 Maret 1993 (umur 31) 9 0   Roma
5 2DF Danilo D'Ambrosio 09 September 1988 (umur 35) 4 0   Internazionale
13 2DF Gianluca Mancini 17 April 1996 (umur 28) 3 0   Roma
15 2DF Francesco Acerbi 10 Februari 1988 (umur 36) 7 1   Lazio
16 2DF Alessandro Florenzi 11 Maret 1991 (umur 33) 36 2   Roma
19 2DF Leonardo Bonucci (wakil kapten) 1 Mei 1987 (umur 37) 97 7   Juventus

6 3MF Bryan Cristante 3 Maret 1995 (umur 29) 8 0   Roma
7 3MF Lorenzo Pellegrini 19 Juni 1996 (umur 28) 13 1   Roma
8 3MF Jorginho 20 Desember 1991 (umur 32) 23 4   Chelsea
11 3MF Nicolò Zaniolo 2 Juli 1999 (umur 25) 7 2   Roma
18 3MF Nicolò Barella 7 Februari 1997 (umur 27) 14 4   Internazionale
20 3MF Manuel Locatelli 8 Januari 1998 (umur 26) 1 0   Sassuolo

9 4FW Andrea Belotti 20 Desember 1993 (umur 30) 28 9   Torino
10 4FW Lorenzo Insigne 4 Juni 1991 (umur 33) 36 7   Napoli
14 4FW Federico Chiesa 25 Oktober 1997 (umur 26) 19 1   Fiorentina
17 4FW Ciro Immobile 20 Februari 1990 (umur 34) 41 10   Lazio
22 4FW Moise Kean 28 Februari 2000 (umur 24) 5 2   Everton
23 4FW Francesco Caputo 6 Agustus 1987 (umur 37) 0 0   Sassuolo

Sebelumnya

Berikut merupakan para pemain yang pernah dipanggil ke dalam skuat Italia dalam dua belas bulan terakhir dan masih dapat berpartisipasi untuk seleksi.

Pos. Nama pemain Tanggal lahir (usia) Tampil Gol Klub Panggilan terakhir
GK Mattia Perin 10 November 1992 (umur 31) 2 0   Juventus v.   Polandia, 14 Oktober 2018

DF Cristiano Piccini 26 September 1992 (umur 31) 2 0   Valencia v.   Polandia, 14 Oktober 2018
DF Lorenzo Tonelli 17 Januari 1990 (umur 34) 0 0   Sampdoria v.   Polandia, 14 Oktober 2018
DF Davide Zappacosta 11 Juni 1992 (umur 32) 13 0   Chelsea v.   Portugal, 10 September 2018
DF Mattia Caldara 5 Mei 1994 (umur 30) 2 0   Milan v.   Portugal, 10 September 2018
DF Manuel Lazzari 29 November 1993 (umur 30) 1 0   SPAL v.   Portugal, 10 September 2018
DF Matteo Darmian 2 Desember 1989 (umur 34) 36 1   Manchester United v.   Inggris, 27 Maret 2018
DF Angelo Ogbonna 23 Mei 1988 (umur 36) 13 0   West Ham United v.   Inggris, 27 Maret 2018
DF Gian Marco Ferrari 15 Mei 1992 (umur 32) 0 0   Sassuolo v.   Inggris, 27 Maret 2018

MF Giacomo Bonaventura 22 Agustus 1989 (umur 34) 14 0   Milan v.   Polandia, 14 Oktober 2018
MF Bryan Cristante 3 Maret 1995 (umur 29) 6 0   Roma v.   Portugal, 10 September 2018
MF Marco Benassi 8 September 1994 (umur 29) 0 0   Fiorentina v.   Portugal, 10 September 2018
MF Daniele Baselli 12 Maret 1992 (umur 32) 1 0   Torino v.   Belanda, 4 June 2018
MF Rolando Mandragora 29 Juni 1997 (umur 27) 1 0   Udinese v.   Belanda, 4 Juni 2018
MF Claudio Marchisio 19 Januari 1986 (umur 38) 55 5   Zenit v.   Arab Saudi, 28 Mei 2018 INJ
MF Marco Parolo 25 Januari 1985 (umur 39) 36 0   Lazio v.   Inggris, 27 Maret 2018

FW Leonardo Pavoletti 26 November 1988 (umur 35) 1 1   Cagliari v.   Finlandia, 23 Maret 2019
FW Vincenzo Grifo 7 April 1993 (umur 31) 1 0   1899 Hoffenheim v.   Finlandia, 23 Maret 2019
FW Matteo Politano 3 Agustus 1993 (umur 31) 3 1   Internazionale v.   Finlandia, 23 Maret 2019
FW Kevin Lasagna 10 Agustus 1992 (umur 32) 3 0   Udinese v.   Finlandia, 23 Maret 2019
FW Pietro Pellegri 17 Maret 2001 (umur 23) 0 0   Monaco v.   Polandia, 7 September 2018 INJ
FW Antonio Candreva 28 Februari 1987 (umur 37) 54 7   Internazionale v.   Belanda, 4 Juni 2018
FW Simone Verdi 12 Juli 1992 (umur 32) 4 0   Napoli v.   Belanda, 4 Juni 2018

Referensi

  1. ^ "The FIFA/Coca-Cola World Ranking". FIFA. 20 Juni 2024. Diakses tanggal 20 Juni 2024. 
  2. ^ Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024. 
  3. ^ Sebagai runner-up UEFA Euro 2000.
  4. ^ "Archived copy". Diakses tanggal 27 August 2020. 

Pranala luar