Transposon

Revisi sejak 29 Desember 2008 20.30 oleh Kembangraps (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Transposon, atau "unsur-unsur yang dapat berpindah" (transposable elements), dalam genetika adalah seberkas DNA yang memiliki kemampuan untuk berpindah-pindah tempat. Kehadiran transposon pada suatu bagian kromosom yang berekspresi dapat menyebabkan perubahan fenotipe pada suatu individu.

Barbara McClintock adalah orang yang pertama kali mempelajari gejala yang ditimbulkan dan mengembangkan teori mengenai keberadaan transposon pada tahun 1940-an. Karena pada masanya orang tidak bisa membuktikan keberadaan transposon secara langsung, teorinya diabaikan orang. Terlebih lagi, ia seorang perempuan, yang pada masa itu akan kurang didengar pendapatnya oleh kalangan ilmuwan. Baru pada tahun 1960-an, ketika sekelompok peneliti bakteri menemukan gejala yang sama dan mengemukakan teori yang serupa dengan McClintock, transposon diakui oleh kalangan biologi dan McClintock memperoleh pengakuan berupa penghargaan Nobel di bidang Fisiologi.

Pada masa kini, transposon dianggap sebagai relik (peninggalan) evolusi dari masa lalu dan dianggap sebagai sisa-sisa virus yang telah terintegrasi ke dalam genom suatu organisme.

Transposon menyebabkan gejala yang disebut epigenetik dan dianggap berperan dalam proses evolusi.