Partai Daerah Istimewa Sumatera Timur
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Masalah khususnya adalah: beri kotak info |
Partai Daerah Istimewa Sumatra Timur (Pardist) adalah partai rakyat yang diketuai oleh Datuk Hafiz Haberham. Diresmikan tanggal 27 September 1947. Partai ini dibentuk untuk menyokong cita-cita Komite Daerah Istimewa Sumatra Timur (Komite DIST),[1] diantaranya:
1. Mereka menghendai daerah ini, Sumatra Timur, dikeluarkan dari Negara Republik Indonesia.
2. Mereka menghendaki pemerintahan yang berazaskan demokrasi.
3. Mereka menghendaki agar penduduk Sumatra Timur berkuasa sepenuhnya di dalam pembentukan pemerintah di atas dasar-dasar demokrasi.
Sejarah
Tahun 1938, penduduk asli Sumatra Timur bersatu dalam Persatuan Sumatra Timur (PST) yang diketuai oleh T. D Mansur. PST bergerak dalam bidang sosial dan ekonomi. Pada permulaan masa pendudukan Jepang, PST dan partai politik lainnya dibubarkan. Perjuangan pun berubah menjadi perang gerilya. Selain PST, muncul perkumpulan Siap Sedia (SS) di bawah pimpinan Datuk Hafiz Haberham. Kedua organisasi ini mempersiapkan diri secara rahasia dan tetap melakukan perlawanan hingga Kompetai Jepang pun akhirnya menyerah.
Berita kemerdekaan Republik Indonesia terdengar di Sumatra Timur bulan Oktober 1945. Penduduk asli menerima dan terbuka. Sedangkan SS dan PST menanti. Perjalanan Republik di Sumatra Timur mengecewakan. Pendukung Republik disingkirkan. Keadaan memuncak dengan adanya Revolusi Sosial Sumatra Timur bulan Maret 1946.
Tanggal 21 Juli 1947 wartawan luar dan dalam negeri di Jakarta dipanggil ke Istana Koninsplein. Letnan Gubernur Jendral Dr. H. J van Mook mengadakan konferensi pers. Gerakan kepolisian pun dibentuk rangka membersihkan Republik dari pertikaian. Setelah Sumatra Timur jatuh ke tangan Belanda, pemuka-pemuka yang sejak lama berlindung di kamp Belanda di Medan menyusun Komite Daerah Istimewa Sumatra Timur (Komite DIST). Tujuan komite ini dibentuk untuk membantu Belanda melenyapkan Republik dan menyusun satu pemerintahan di bawah pimpinan penduduk asli dengan perlindungan dan pengawasan Pemerintah Belanda.
Komite DIST terdiri dari T. Dr. Mansur, T. Hafas, Radja Kaliamsah, O.K Ramli.[2] Untuk memperkokoh perjuangan Komite DIST dibentuk Pardist yang merupakan gabungan PST dan SS.
Referensi
- ^ Penerangan, Sumatera Timur (State) Djabatan (1948). Negara Soematera Timoer sepintas laloe. Badan Penerangan Negara Soematera Timoer.
- ^ Perdjuangan rakjat: Tapanuli, S. Timur (dalam bahasa Melayu). Djabatan Penerangan R.I., Propinsi Tapanuli, Sumatera Timur. 1950.