Titrasi kompleksometri

digunakan untuk menentukan kesadahan total air
Revisi sejak 19 Oktober 2021 13.58 oleh 114.10.19.250 (bicara) (Perbaikan ejaan bahasa Indonesia)

Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa.[1] Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[2]


EDTA Sebagai Titran

 
Struktur tiga dimensi EDTA.

Kelatometri dalam perkembangan analisis kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.[3] Akan tetapi, hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang pengkelat polidentat.[3] Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh Schawazenbach tahun 1954. Ia menyadari bahwa potensi pengkelat dalam analisis volumetrik sangat baik.[butuh rujukan] Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).[3] Faktor-faktor yang memb

buat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam,[4] 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam [2],4) telah dikembangkan indikatornya secara khusus,[2] 5) mudah diperoleh bahan baku primernya,[2] dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi.[5] Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk titrasi telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan EDTA.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  2. ^ a b c d e Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
  3. ^ a b c (Inggris) Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York: Springer.
  4. ^ Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York: John Wiley and Sons, Inc.
  5. ^ Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC