Nirok Nanggok

ritus penangkapan ikan dari Kepulauan Bangka Belitung
Revisi sejak 20 Oktober 2021 14.20 oleh Bersamaku (bicara | kontrib) (Paragraf)

Nirok-nanggok adalah cara tradisional masyarakat Belitung mengambil ikan air tawar di sungai dan rawa-rawa yang dilakukan secara berkelompok. kegiatan ini, biasanya dilakukan oleh masyarakat pedesaan dan telah menjadi rutinitas setelah musim kemarau tiba. Rutinitas ini masih terus terlaksana setiap tahun pada musim kemarau panjang antara bulan Agustus dan September, di daerah yang sekarang dinamakan Belantu, Desa Kembiri, Membalong, dan bagian Selatan Pulau Belitung. Salah satu nama sungai yang biasa dijadikan tempat rutinitas kegiatan adalah sungai balok. ​Di daerah ini memiliki banyak aliran air tawar yang lebar dan pasang, sehingga pada musim kemarau banyak sungai dan rawa-rawa menjadi surut, airnya tidak bisa mengalir, dan didalam air sungai yang tergenang menyimpan banyak jenis ikan air tawar.

Asal Mula Nirok Nanggok

Nama nirok nanggok berasal dari nama alat yang digunakan untuk mencari ikan, yaitu "Tirok" dan "Tanggok". Tirok adalah  semacam  tongkat  kayu tajam, kira-kira  berdiameter  1 Cm, ukuran panjang tongkat bervariasi  sekitar 2 sampai 4 meter,  di  bagian pangkal tongkat dipasang mata tombak dari logam, biasanya besi putih yang runcing dan tajam.

Sedangkan tanggok adalah semacam alat  sejenis  jala yang terbuat dari  rotan, berukuran  kecil  dan  bergagang lengkung, alat ini memiliki kegunaan untuk  menangkap/menjaring  ikan.Tanggok juga memiliki bentuk  lainnya  yaitu  menggunakan jaring yang dipasang pada bingkai rotan yang dibentuk persegi panjang.

Tradisi Nirok Nanggok merupakan acara yang sakral, sehingga pelaksanaannya dimulai dengan tahapan yang cukup panjang dan terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi.Tradisi ini dipimpin oleh seorang dukun air daerah setempat dan disaksikan pemuka kampung dan masyarakat setempat. Tradisi ini memiliki fungsi menumbuhkan kekompakan dan mempertebal kepatuhan warga karena warga hanya mengambil ikan untuk kebutuhan saji makan bersama dan juga tidak melakukan ekspoliatasi secara besar-besaran. Selain tradisi masyarakat Belitung, kegiatan ini merupakan wujud kearifan lokal yang memuat kaidah matematis.

Kaidah Matematis Nirok Nanggok

Nirok nanggok adalah salah satu tradisi masyarakat Belitung yang memuat etnomatematika. Berdasarkan ketentuan tradisi Nirok Nanggok disimpulkan bahwa tidak

ada seorang peserta yang mengetahui letak keberadaan ikan, karena kondisi air yang keruh berwarna gelap dan bercampur lumpur. Dengan harapan menggunakan

"tirok" dan "tanggok" mereka dapat menemukan ikan di air. sehingga obyek kajian tradisi Nirok Nanggok ada kaitannya dengan kaidah dalam dunia pendidikan matematika yaitu pada konsep teori peluang atau biasa dikenal dengan probability. karena harapan merupakan salah satu pokok kajian dalam teori peluang.

Referensi

[1] "Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika". kalamatika.matematika-uhamka.com. Diakses tanggal 2021-10-20. 

Lihat Pula

Pulau Belitung

Maras Taun

  1. ^ "Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika". kalamatika.matematika-uhamka.com. Diakses tanggal 2021-10-20.