Bondho Nekat

Kelompok Suporter Sepakbola di Indonesia

Bonek adalah sebutan untuk kelompok suporter klub sepak bola Persebaya Surabaya dari Jawa Timur. Bonek sebutan untuk suporter pria dan Bonita (singkatan dari Bodoh Nekat) sebutan untuk suporter wanita(banci)

Bondho Nekat
SingkatanBonek
Sejak1988
JenisSuporter klub sepak bola
Klub kebanggaanPersebaya Surabaya
SloganSalam satu nyali, Wani!
LokasiSurabaya, Jawa Timur
StadionStadion Gelora Bung Tomo, Stadion 10 November
TribunAll tribun
Ketua-
Tokoh pentingDahlan Iskan
Sub Kelompok
  • Arek Bonek 1927
  • Green Nord 27
  • Tribun Timur
  • Tribun Kidul
  • Arek Gate 21
Warna KebesaranHijau
AfiliasiBobotoh


Sejarah

 
Bonek memenuhi Stadion Gelora Bung Tomo pada lanjutan pertandingan Liga 1 antara Persebaya melawan Arema FC, 6 Mei 2018.[1]

Istilah Bonek pertama kali dimunculkan oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1988[2] untuk menggambarkan fenomena ribuan suporter Persebaya Surabaya yang berbondong-bondong ke Jakarta untuk mendukung Persebaya dalam laga final kompetisi Divisi Utama PSSI 1987–88. Secara tradisional, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang mencetuskan fenomena away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim kebanggaannya bertanding ke kota lain) seperti di Eropa, pada waktu itu memang belum ada suporter yang away dengan sangat terorganisir seperti Bonek. [3] Dalam perkembangannya, ternyata away supporters juga diiringi aksi perkelahian dengan suporter tim lawan. Tidak ada yang tahu pasti awal mulanya Bonek menjadi radikal dan anarkis. Jika mengacu tahun 1988, saat 25 ribu Bonek berangkat dari Surabaya ke Jakarta untuk menonton final Persebaya vs. Persija, tidak ada kerusuhan apapun. Bonek juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan Viking Persib Club supporter klub Persib Bandung.

Bagi kebanyakan masyarakat, Bonek cenderung memiliki catatan negatif jika dilihat dari kisah masa lalu. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan Bonek menunjukkan kedewasaanya dalam mendukung klub kebanggannya dengan tertib, terorganisir, kompak dan tidak anarkis. Tidak hanya para remaja, mulai balita sampai yang tua baik laki-laki maupun wanita pun ada untuk menyaksikan klubnya bertanding. Hal ini menunjukkan stigma Bonek yang semakin hari semakin lebih baik. Eksistensi Bonek tidak hanya di Surabaya, melainkan juga di beberapa daerah di Indonesia bahkan sampai mancanegara. Kelompok suporter ini terkenal dengan loyalitasnya mendukung tim kesayangan dengan selalu menghadirkan ribuan suporter dimanapun klubnya berlaga. Bahkan saat terjadinya Dualisme Persebaya Surabaya yang terjadi antara 2010 hingga 2017, Bonek menempatkan dirinya digarda terdepan sebagai simbol perlawanan terhadap apa yang mereka sebut sebagai pendzoliman terhadap tim Persebaya Surabaya.[4]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Koreo Top Bonek saat Persebaya vs Arema Curi Perhatian Dunia". jpnn.com. 6 Mei 2018. Diakses tanggal 29-06-2021. 
  2. ^ "Asal usul sebutan Bonek". Historia.id. Diakses tanggal 5/10/2019. 
  3. ^ "Bonek pionir awaydays suporter di Indonesia". Emosijiwaku.com. 8 Mei 2016. Diakses tanggal 5/10/2019. 
  4. ^ "Kisah heroik perjuangan Bonek membela Persebaya". Emosijiwaku.com. 16 Januari 2017. Diakses tanggal 5/10/2019. 

Pranala luar