Pondok Pesantren Lirboyo
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Pondok Pesantren Lirboyo didirikan oleh KH. Abdul Karim pada tahun 1910 M, terletak di Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Pada mulanya Lirboyo adalah hanya nama sebuah desa, namun hingga sekarang masih tetap ada dan di dalam desa tersebut masih berdiri dengan kokoh sebuah Pondok Pesantren yang lulusannya tersebar luas se Indonesia, bahkan tidak sedikit pula Warga Negara Asing yang menimba ilmu di Pesantren yang berafiliasi kepada Jam'iyah Nahdlatul Ulama' ini
Pondok Pesantren Lirboyo sejak awal berdirinya hingga sekarang masih berpegang teguh pada ajaran dan tradisi para pendahulu serta tetap berdiri sebagai pesantren salaf, yakni pesantren yang menekankan pada pembacaan dan pengkajian kitab-kitab salaf (kitab kuning) di dalam disiplin ilmu apapun. Pondok Pesantren Lirboyo juga ikut andil besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang salah satunya pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Selama ratusan tahun berdiri, Pondok Pesantren Lirboyo telah melahirkan ratusan ribu santri, adapun tokoh-tokoh lulusan Lirboyo yang masyhur di antaranya
3 Tokoh Lirboyo
3 Tokoh Lirboyo merupakan tiga ulama' yang memegang andil besar dalam pendirian kepemimpinan regenerasi Lirboyo, yaitu :
KH. Abdul Karim | Magelang, 1856 | Kediri, 1954 | |
KH. Marzuqi Dahlan | Kediri, 1906 | Kediri, 1975 | |
KH. Mahrus Ali | Cirebon, 1907 | Surabaya, 1985 |