Salomo

raja Israel dan putra Daud

Salomo (bahasa Ibrani: שְׁלֹמֹה; bahasa Ibrani Standar: Šəlomo; bahasa Ibrani Tiberia: Šəlōmōh, bermakna "damai") adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud, ayahnya. Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam. Riwayat Salomo terutama diketahui dari catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yang diyakini paling lambat dilengkapi pada abad ke-4 SM, dan didukung oleh tulisan-tulisan Yahudi dan Kristen Sejumlah peninggalan arkeologis membuktikan sejumlah fakta yang disebutkan dalam catatan-catatan kuno tersebut.

Salomo
Raja Israel
Pengadilan Salomo, 1617 oleh Peter Paul Rubens (1577–1640)
Berkuasac. 970 — 931 SM
PendahuluDaud
PenerusRehabeam
Kelahiran± 1000 SM
Yerusalem
Kematian931 SM
Yerusalem
KeturunanRehabeam
WangsaWangsa Daud
AyahDaud
IbuBatsyeba

Menurut 2 Tawarikh 1:1-13 Salomo dikisahkan sebagai raja yang bijaksana. Kebijaksanaannya itu diperolehnya karena anugerah Tuhan. Kitab Amsal, Pengkotbah, Mazmur dan Kidung Agung dipercaya merupakan karya oleh Raja Salomo. Dalam Islam, tokoh ini disebut Sulaiman.

Kelahiran Salomo

Di dalam Kitab 2 Samuel dicatat bahwa Salomo lahir di Yerusalem[1] dan juga terdapat kisah yang melatarbelakangi kelahirannya. Raja Daud berhubungan gelap dengan Batsyeba, ibu Salomo, ketika perempuan itu masih menjadi istri Uria orang Het, salah seorang pahlawan Daud. Ketika Batsyeba hamil dari hubungan itu, maka Daud kemudian memerintahkan agar Uria dikirimkan ke garis paling depan dari peperangan supaya ia mati terbunuh. Setelah Uria mati, dan lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya, dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.[2] TUHAN mengutus nabi Natan kepada Daud untuk membuka kejahatan itu serta hukuman yang akan diberikan TUHAN, sehingga Daud menyesal. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu.[3] Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu, dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini, dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.[4]

Diangkat menjadi raja

Ketika Daud telah tua, dan diperkirakan tidak lama lagi usianya, Adonia putra Daud dari istrinya, Hagit, mengangkat diri menjadi raja, dengan dukungan panglima Yoab dan imam besar Abyatar.[5] Pada acara pengangkatan menjadi raja, Adonia mempersembahkan domba, lembu, dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja; tetapi nabi Natan, imam Zadok, Benaya bin Yoyada dan para pahlawan, dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya.[6] Nabi Natan memberi nasihat kepada Batsyeba, ibu Salomo, agar memberitahukan hal ini kepada Daud, yang tidak mengetahui akan hal itu, demi menyelamatkan nyawanya serta nyawa Salomo. Maka Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua, dan Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja. Lalu Batsyeba berlutut, dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?" Lalu perempuan itu berkata kepadanya:

"Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas takhtaku. Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya. Ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya. Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku. Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya."[7]

Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan. Diberitahukan kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah. Natan menanyakan apakah Daud telah memutuskan Adonia menjadi penggantinya karena pada saat yang bersamaan Adonia mengadakan pesta pengangkatannya dengan mengundang orang-orang yang makan minum di depannya sambil berseru: "Hidup raja Adonia!" tetapi tidak mengundang Natan, imam Zadok, Benaya maupun Salomo. Segera setelah mendapat kepastian dari Natan, maka Daud menyuruh memanggil Batsyeba, dan di depan mereka, Daud menegaskan keputusannya dengan bersumpah, dan berkata:

"Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadaMu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku."

Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada raja, dan berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!"[8]

Daud segera menyuruh memanggil imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada. Setelah mereka masuk menghadap raja, Daud memberi perintah khusus:

"Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon. Imam Zadok dan nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo! Sesudah itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda."[9]

Lalu pergilah imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti, dan orang Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal betina raja Daud, dan membawanya ke Gihon. Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!" Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling, dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.[10]

Menurut penuturan Yonatan, putra imam Abyatar, Salomo dengan aman duduk di atas takhta kerajaan. Pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada raja Daud, dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur daripada namamu, dan takhtanya lebih agung daripada takhtamu. Dan raja Daudpun telah sujud menyembah di atas tempat tidurnya, dan beginilah katanya::"Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah memberi seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh saksikan."[11]

Tindakan-tindakan pertama sebagai raja

Terhadap Adonia

Segera setelah Salomo diangkat menjadi raja, Adonia menjadi takut kepadanya, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah. Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang." Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh." Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu. Ketika ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."

Setelah Daud mati, Adonia melakukan upaya kedua kalinya untuk naik tahta dengan menghadap Batsyeba, ibu Salomo, memintanya agar Salomo mengizinkan Adonia menikahi, Abisag, gadis Sunem yang terakhir melayani Daud. Sekalipun Batsyeba memohonkannya kepada Salomo, Salomo menolak karena memahami maksud jahat di balik permintaan itu. Raja Salomo menjawab ibunya::"Mengapa engkau meminta hanya Abisag, gadis Sunem itu, untuk Adonia? Minta jugalah untuknya kedudukan raja! Bukankah dia saudaraku yang lebih tua, dan di pihaknya ada imam Abyatar dan Yoab, anak Zeruya?" Lalu bersumpahlah raja Salomo demi TUHAN: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih daripada itu, jika Adonia tidak membayarkan nyawanya dengan permintaan ini! Oleh sebab itu, demi TUHAN yang hidup, yang menegakkan aku dan mendudukkan aku di atas takhta Daud, ayahku, dan yang membuat bagiku suatu keluarga seperti yang dijanjikan-Nya: pada hari ini juga Adonia harus dibunuh." Lalu raja Salomo menyerahkan hal itu kepada Benaya bin Yoyada; orang ini memancung dia sehingga mati.

Terhadap imam Abyatar

Imam Besar Abyatar terang-terangan berpihak kepada Adonia dan tidak kepada Salomo. Setelah Adonia dihukum mati, maka Salomo berkata kepada imam Abyatar: "Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku." Lalu Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN. Dengan demikian Salomo memenuhi firman TUHAN yang telah dikatakan-Nya di Silo mengenai keluarga Eli.[12]

Maka raja Salomo mengangkat imam Zadok menggantikan Abyatar sebagai Imam Besar.[13]

Terhadap Yoab anak Zeruya

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:

"Engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati."[14]

Setelah Daud mati, Salomo menggunakan kesempatan dari permintaan Adonia untuk membunuhnya serta menyingkirkan imam Abyatar yang mendukung Adonia. Ketika kabar kematian Adonia, dan pemecatan imam Abyatar itu sampai kepada Yoab—memang Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom—maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah. Kemudian diberitahukanlah kepada Salomo, bahwa Yoab sudah lari ke kemah TUHAN, dan telah ada di samping mezbah. Lalu Salomo menyuruh Benaya bin Yoyada: "Pergilah, pancung dia." Benaya masuk ke dalam kemah TUHAN serta berkata kepadanya: "Beginilah kata raja: Keluarlah." Jawabnya: "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati." Lalu Benaya menyampaikan jawab itu kepada raja, katanya: "Beginilah kata Yoab dan beginilah jawabnya kepadaku." Kata raja kepadanya: "Perbuatlah seperti yang dikatakannya; pancunglah dia dan kuburkanlah dia; dengan demikian engkau menjauhkan daripadaku dan daripada kaumku noda darah yang ditumpahkan Yoab dengan tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan darahnya kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik daripadanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa bin Yeter, panglima Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat daripada TUHAN sampai selama-lamanya." Maka berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu memancung, dan membunuh Yoab, kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri di padang gurun.[15] Kemudian raja Salomo mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara.[13]

Terhadap Simei

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:

"Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang Benyamin, dari Bahurim. Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada waktu aku pergi ke Mahanaim, tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di sungai Yordan dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh engkau dengan pedang! Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati."[16]

Setelah Daud mati, raja Salomo menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya: "Dirikanlah bagimu sebuah rumah di Yerusalem, diamlah di sana, dan janganlah keluar dari sana ke mana-manapun. Sebab ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan menyeberangi sungai Kidron, pastilah engkau mati dibunuh dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri." Lalu berkatalah Simei kepada raja: "Baiklah demikian! Seperti yang tuanku raja katakan, demikianlah akan dilakukan hambamu ini." Lalu Simei diam di Yerusalem beberapa waktu lamanya. Dan sesudah lewat tiga tahun, terjadilah bahwa dua orang hamba Simei lari kepada Akhis bin Maakha, raja Gat, lalu diberitahukan kepada Simei: "Ketahuilah, kedua orang hambamu ada di Gat." Maka berkemaslah Simei, dipelanainya keledainya, dan pergilah ia ke Gat, kepada Akhis, untuk mencari hambanya itu. Lalu Simei pulang, dan membawa mereka dari Gat. Ketika diberitahukan kepada Salomo, bahwa tadinya Simei pergi dari Yerusalem ke Gat, dan sekarang sudah pulang, maka raja menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya: "Bukankah aku telah menyuruh engkau bersumpah demi TUHAN dan telah memperingatkan engkau, begini: Ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan pergi ke mana-manapun, pastilah engkau mati dibunuh! Dan engkau telah menjawab: Baiklah demikian, aku akan mentaatinya. Mengapa engkau tidak menepati sumpah demi TUHAN itu dan juga perintah yang kuperintahkan kepadamu?" Kemudian kata raja kepada Simei: "Engkau sendiri tahu dalam hatimu segala kejahatan yang kauperbuat kepada Daud, ayahku, maka TUHAN telah menanggungkan kejahatanmu itu kepadamu sendiri. Tetapi diberkatilah kiranya raja Salomo dan kokohlah takhta Daud di hadapan TUHAN sampai selama-lamanya." Raja memberi perintah kepada Benaya bin Yoyada, lalu keluarlah Benaya, dipancungnya Simei sehingga mati.[17]

Terhadap anak-anak Barzilai

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:

"Kepada anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu, sebab merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku melarikan diri dari depan kakakmu Absalom."[18]

Kebijaksanaan Salomo

Menurut keterangan dari kitab 1 Raja-Raja pasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran di Gibeon, Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi, dan berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta kebijaksanaan dari Allah untuk menimbang segala perkara, dan mampu bersikap sebagai raja yang adil bagi seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya:

"Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu."[19]

Pedang Salomo

Salah satu kebijaksanaan Salomo digambarkan melalui kisah tentang dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua perempuan itu melahirkan anak, tetapi salah satunya tidak sengaja meniduri anaknya sehingga mati. Sekarang keduanya mengaku sebagai ibu bayi yang masih hidup. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang, dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut.[20]

Kemasyhuran Salomo

Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat daripada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.[21] Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat, dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur, dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana daripada semua orang, daripada Etan, orang Ezrahi itu, dan daripada Heman, Kalkol, dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. Ia menggubah 3000 amsal, dan nyanyiannya ada 1005. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan, dan tentang burung-burung, dan tentang binatang melata, dan tentang ikan-ikan. Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu.[22] Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan, dan hikmat. Semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak, dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda, dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun.[23]

Kunjungan ratu negeri Syeba

Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, maka dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dan dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, banyak emas, dan batu permata yang mahal-mahal datanglah ia ke Yerusalem hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Setelah ia sampai kepada Salomo, dipercakapkannyalah segala yang ada dalam hatinya dengan dia. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi Salomo tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri Syeba melihat hikmat Salomo, dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani, dan berpakaian, juru-juru minumannya, dan pakaian mereka, dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran." Lalu diberikan kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah, dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah lagi ada rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu. Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya, dan yang dimintanya, melebihi yang dibawa ratu itu untuk raja. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya.[24]

Usaha-usaha Salomo

Pembangunan Bait Allah

Pada tahun ke-480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun ke-4 sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN.[25]

Pembangunan istana dan bangunan-bangunan lain di Yerusalem

  • Salomo mendirikan istananya sampai 13 tahun lamanya, barulah selesai seluruh istananya itu.
  • Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", 100 hasta (50 meter) panjangnya, dan 50 hasta (25 meter) lebarnya, dan 30 hasta (15 meter) tingginya, disangga oleh 3 jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, 45 jumlahnya, yakni 15 sejajar. Ada pula 3 jajar jendela berbidai, jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali. Dan semua pintu, dan jendela segi empat bangunnya; jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali.
  • Ia membuat juga Balai Saka, 50 hasta (25 meter) panjangnya, dan 30 hasta (15 meter) lebarnya, dengan di sebelah depannya sebuah balai lagi yang bertiang, dan bertangga di sebelah depannya.
  • Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum, balai pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok langit-langit.
  • Gedung kediamannya sendiri, di pelataran yang lain, lebih ke sebelah dalam lagi dari balai itu, adalah sama buatannya.
  • Bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.
  • Tembok dari semuanya ini dibuat dari batu yang mahal-mahal, yang sesuai dengan ukuran batu pahat digergaji dengan gergaji dari sebelah dalam, dan dari sebelah luar, dari dasar sampai ke atas, dan juga dari tembok luar sampai kepada tembok pelataran besar. Bahkan dasar gedung-gedung itu dari batu yang mahal-mahal, batu yang besar-besar, batu yang 10 hasta, dan batu yang 8 hasta. Di bagian atas ada batu yang mahal-mahal, berukuran batu pahat, dan kayu aras juga. Sekeliling pelataran besar ada tembok dari 3 jajar batu pahat, dan satu jajar balok kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah TUHAN dan balainya.[26] Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus."[27] Setelah lewat 20 tahun selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN dan istananya sendiri.[28]

Kota-kota lain

Maka Salomo memperkuat kota-kota yang diberikan Huram, raja Tirus, kepadanya, dan menyuruh orang Israel menetap di sana. Lalu Salomo pergi ke Hamat-Zoba, dan menaklukkannya. Kemudian ia memperkuat Tadmor di padang gurun, dan semua kota perbekalan yang didirikannya di Hamat. Ia memperkuat juga Bet-Horon Hulu, dan Bet-Horon Hilir menjadi kota kubu yang bertembok, berpintu gerbang, dan berpalang, dan juga Baalat, dan segala kota perbekalan kepunyaan Salomo, segala kota tempat kereta, kota-kota tempat orang berkuda, dan apa saja yang Salomo ingin mendirikannya di Yerusalem, atau di gunung Libanon, atau di segenap negeri kekuasaannya. Semua orang yang masih tinggal dari orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, yang tidak termasuk orang Israel, yakni keturunan bangsa-bangsa yang masih tinggal di negeri itu, dan yang tidak dibinasakan oleh orang Israel, merekalah yang dikerahkan Salomo untuk menjadi orang rodi; demikianlah mereka sampai hari ini. Tetapi orang Israel tidak ada yang dijadikan budak oleh Salomo untuk pekerjaannya, melainkan mereka menjadi prajurit, atau perwira pasukan berkuda, atau panglima atas pasukan kereta, dan pasukan berkuda. Dan inilah pemimpin-pemimpin umum raja Salomo: 250-550 orang yang memerintah rakyat.[29]

Ibadah di Bait Suci

Lalu Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN yang didirikannya di depan balai Bait Suci, sesuai dengan apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari Sabat, pada bulan-bulan baru, dan 3 kali setahun pada hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian, dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam, setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga penunggu-penunggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang. Karena demikianlah perintah Daud, abdi Allah. Mereka tidak menyimpang dari perintah raja mengenai para imam, dan orang-orang Lewi dalam perkara apapun, juga mengenai perbendaharaan. Maka terlaksanalah segala pekerjaan Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada hari rumah itu selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN. Kemudian Salomo pergi ke Ezion-Geber, dan ke Elot, yang letaknya di tepi laut, di tanah Edom. Dengan perantaraan anak buahnya Huram (raja Tirus) mengirim kapal-kapal kepadanya, dan anak buah yang tahu tentang laut. Bersama-sama anak buah Salomo mereka sampai ke Ofir, dan dari sana mereka mengambil 450 talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo.[30] Lagipula hamba-hamba Huram, dan hamba-hamba Salomo, yang membawa emas dari Ofir, membawa juga kayu cendana, dan batu permata yang mahal-mahal. Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi tangga-tangga untuk rumah TUHAN dan istana raja, dan juga menjadi kecapi, dan gambus untuk para penyanyi. Hal seperti itu tidak pernah kelihatan sebelumnya di tanah Yehuda.[31]

Kemegahan Salomo

Raja Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin, dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan upeti, dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya.[32] Ia membuat banyaknya emas, dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit.[33]

Persediaan makanan sehari

Adapun persediaan makanan yang diperlukan Salomo untuk sehari ialah tiga puluh kor tepung yang terbaik, dan enam puluh kor tepung biasa, sepuluh ekor lembu gemukan, dan dua puluh lembu gembalaan, dan seratus ekor domba, belum terhitung rusa, kijang, rusa dandi, dan gangsa piaraan, sebab ia berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai Efrat, mulai dari Tifsah sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini sungai Efrat; ia dikaruniai damai di seluruh negerinya, sehingga orang Yehuda, dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur, dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo.[34]

Kuda dan keretanya

Salomo mengumpulkan kereta-kereta, dan orang-orang berkuda, sehingga ia mempunyai 1400 kereta, dan 12000 orang berkuda dengan 4000 kandang untuk kuda-kudanya, dan kereta-keretanya, yang semuanya ditempatkan dalam kota-kota kereta, dan dekat raja diYerusalem.[35] Dicatat ia mempunyai kuda 40000 kandang untuk kereta-keretanya. Dan para kepala daerah itu menjamin makanan raja Salomo serta semua orang yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka membawanya masing-masing dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu apapun. Jelai, dan jerami untuk kuda-kuda biasa, dan kuda-kuda teji dibawa mereka ke tempat yang semestinya, masing-masing menurut tanggungannya.[36] Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim, dan dari Kewe, dan dari segala negeri.[37] Saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. Sebuah kereta yang didatangkan dari Misraim berharga sampai 600 syikal perak, dan seekor kuda sampai 150 syikal; dan begitu juga melalui mereka dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het, dan kepada raja-raja Aram.[38]

Penghasilan dan kekayaan

Adapun berat emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat 666 talenta, belum terhitung yang dibawa oleh saudagar-saudagar, dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab, dan bupati-bupati di negeri itu membawa emas, dan perak kepada Salomo.[39] Raja Salomo membuat 200 perisai besar dari emas tempaan, 600 syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; ia membuat juga 300 perisai kecil dari emas tempaan, 300 syikal emas (=3 mina emas) dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon".[40]

Juga Salomo membuat takhta besar dari gading, yang disalutnya dengan emas murni (=emas tua). Takhta itu enam tingkatnya, dan tumpuan kakinya dari emas, yang dipautkan pada takhta itu, dan pada kedua sisi tempat duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu berdiri dua singa, sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu sebelah-menyebelah; belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu kerajaan.[41]

Segala perkakas minuman raja Salomo dari emas, dan segala barang di gedung "Hutan Libanon" itu dari emas murni; perak tidak dianggap berharga pada zaman Salomo. Sebab raja mempunyai kapal-kapal yang berlayar ke Tarsis bersama-sama dengan orang-orang Huram; dan sekali 3 tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas, dan perak serta gading; juga kera, dan burung merak.[42]

Akhir pemerintahan Salomo

Ada sisi gelap pada masa pemerintahan Salomo.[43] Dalam kitab 1 Raja-Raja diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain Yerobeam bin Nebat yang merasa tidak puas dengan Salomo, dan melarikan diri ke Mesir. Masalah lainnya adalah cara Salomo memerintah kerajaannya, ia mempunyai 700 isteri, dan 300 gundik dari negera-negara asing, dan membawa ilah-ilahnya masing-masing.[43] Juga Salomo pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Di akhir kepemimpinannya, Salomo mendapatkan banyak pemberontakan-pemberontakan dari negeri-negeri tetangga Israel.[44]

Kesesatan Salomo

Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai 700 isteri dari kaum bangsawan, dan 300 gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya daripada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem, dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan, dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang daripada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu daripadamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan daripadanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."[45]

Lawan-lawan Salomo

Kemudian TUHAN membangkitkan lawan-lawan Salomo, yakni:

  • Hadad, orang Edom; keturunan raja Edom. Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; 6 bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua laki-laki di Edom. Tetapi Hadad melarikan diri bersama-sama dengan beberapa orang Edom dari pegawai-pegawai ayahnya, dan mengungsi ke Mesir; adapun Hadad itu masih sangat muda. Mereka berangkat dari Midian, lalu sampai ke Paran; mereka membawa beberapa orang dari Paran, lalu mereka sampai ke Mesir kepada Firaun, raja Mesir. Ia ini memberikan rumah kepada Hadad, menentukan belanjanya, dan menyerahkan sebidang tanah kepadanya. Hadad demikian disayangi Firaun, sehingga diberikannya kepadanya seorang isteri, yakni adik isterinya sendiri, adik permaisuri Tahpenes. Lalu adik Tahpenes itu melahirkan baginya seorang anak laki-laki, Genubat namanya, dan Tahpenes menyapih dia di istana Firaun, sehingga Genubat ada di istana Firaun di tengah-tengah anak-anak Firaun sendiri. Ketika didengar Hadad di Mesir, bahwa Daud telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan bahwa panglima Yoab sudah mati juga, maka berkatalah Hadad kepada Firaun: "Biarkanlah aku pergi ke negeriku." Lalu bertanyalah Firaun kepadanya: "Tetapi kekurangan apakah engkau padaku ini, maka engkau tiba-tiba berniat pergi ke negerimu?" Jawabnya: "Aku tidak kekurangan apapun, namun demikian, biarkanlah juga aku pergi."[46]
  • Rezon bin Elyada, yang telah melarikan diri dari tuannya, yakni Hadadezer, raja Zoba. Ia mengumpulkan orang-orang, lalu menjadi kepala gerombolan. Ketika Daud hendak membunuh mereka, maka pergilah mereka ke Damsyik; mereka diam di sana, dan di situlah mereka mengangkat Rezon menjadi raja. Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo; ia mendatangkan malapetaka sama seperti Hadad. Ia muak akan orang Israel, dan menjadi raja atas Aram.[47]
  • Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda, memberontak terhadap raja. Inilah alasannya, mengapa ia memberontak terhadap raja: Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup tembusan tembok kota Daud, ayahnya. Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf. Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; dan ia berkata kepada Yerobeam:

"Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu 10 suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel. Sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan ia tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, seperti Daud, ayahnya. Bukan dari tangannya akan Kuambil seluruh kerajaan itu; Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku. Tetapi dari tangan anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan akan memberikannya kepadamu, yakni sepuluh suku. Dan kepada anaknya akan Kuberikan satu suku, supaya hamba-Ku Daud selalu mempunyai keturunan di hadapan-Ku di Yerusalem, kota yang Kupilih bagi-Ku supaya nama-Ku tinggal di sana. Maka engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang dikehendaki hatimu dan menjadi raja atas Israel. Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu. Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya." Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit, dan melarikan diri ke Mesir, kepada Sisak, raja Mesir, dan di Mesirlah ia tinggal sampai Salomo mati.[48]

Akhir hidup

Salomo memerintah di Yerusalem atas seluruh Israel 40 tahun lamanya. Kemudian Salomo mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud, ayahnya.[49]

Catatan riwayat hidup

Selebihnya dari riwayat Salomo dari awal sampai akhir, semuanya itu tertulis dalam kitab riwayat Salomo,[50] juga tertulis dalam riwayat nabi Natan dan dalam nubuat Ahia, orang Silo itu, dan dalam penglihatan-penglihatan Ido, pelihat itu, tentang Yerobeam bin Nebat.[51] Pencipta Salomo adalah tuhan

Terpecahnya kerajaan

Setelah Salomo wafat, maka Rehabeam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. Rehabeam sangat tidak bijaksana, sehingga baru beberapa hari ia memerintah kerajaan Israel langsung terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel Utara (disebut "Israel") dengan dukungan 10 suku Israel yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat dan Kerajaan Israel Selatan (disebut "Yehuda") dengan dukungan suku Yehuda dan Benyamin yang dipimpin Rehabeam.

Keturunan

  • Putra mahkota, dan penerus tahta: Rehabeam, dari istrinya Naamah, orang Amon
  • Putri Tafat, menjadi istri Ben-Abinadab, kepala daerah yang memegang seluruh tanah bukit Dor.[52]
  • Putri Basmat, menjadi istri Ahimaas, kepala daerah di Naftali.[53]

Perhitungan waktu

  • Salomo menjadi raja pada waktu Daud masih hidup pada masa tuanya. Daud wafat setelah memerintah selama 40 tahun, yaitu 7 tahun 6 bulan di Hebron dan 33 tahun di Yerusalem.
  • Salomo memerintah selama 40 tahun sampai matinya, dan digantikan oleh putranya, Rehabeam.
  • Tahun ke-4 pemerintahan Salomo bertepatan dengan tahun ke-480 setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (Eksodus).[25] Dengan demikian Salomo mulai memerintah (tahun pertamanya) bertepatan 477 tahun setelah Exodus.
  • Di akhir 40 tahun masa pemerintahannya, maka kerajaan Israel terpecah dua. Jadi bertepatan dengan 516 tahun setelah Eksodus.

Pandangan agamawi

Yudaisme

Raja Salomo berdosa karena mengambil banyak istri asing dan mengumpulkan kuda karena ia mengira mengetahui alasan larangan di Alkitab dan menganggap hal itu tidak berlaku pada dirinya.

Kristen

 
Ikon Rusia bergambar Raja Salomo. Dilukiskan memegang model Bait Suci (abad ke-18, iconostasis monastery Kizhi, Rusia).

Kekristenan secara tradisional menerima keberadaan sejarah Salomo, meskipun ada sejumlah sarjana modern mempertanyakana paling tidak kepengarangannya atas beberapa kitab di Alkitab.

Islam

 
Mausoleum Salomo, kompleks Masjid Aqsa, Yerusalem

Dalam tradisi Islam, Salomo (disebut "Sulaiman") dihormati sebagai seorang Nabi dan Utusan Allah, yang oleh Allah ditunjuk menjadi raja untuk memerintah Kerajaan Israel.[54] Sebagaimana dalam Yudaisme, Islam mengakui Salomo sebagai putra raja Daud, yang juga dihormati sebagai seorang Nabi dan Raja, tetapi tidak menerima klaim bahwa Salomo beralih menjadi penyembah berhala. Dalam Islam, Salomo dianggap sebagai raja yang diberikan kekayaan harta melimpah oleh Allah dan diberi berbagai kemampuan dan mukijzat oleh Allah seperti dapat berbicara dengan binatang dan Jin di bumi. Waktu Nabi Muhammad dikisahkan dalam Hadist mencekik Jin Ifrit, ia berkata:

Sesungguhnya jin Ifrit telah meloncatiku semalam untuk memutuskan sholatku, maka Allah memberikan kekuatan kepadaku sehingga dapat menangkapnya, lalu aku mencekiknya.

"Sungguh aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid, lalu pada pagi harinya kalian (anak-anak) semua bisa melihatnya."

"Namun aku teringat akan doa saudaraku Nabi Sulaiman, Ya Rabb, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku maka beliau pun melepaskan jin ifrit dalam keadaan hina."

- (Hadis Shahih. HR Bukhari dan Muslim)

Lihat pula

Salomo
Cabang kadet Suku Yehuda
Meninggal: 931 SM
Didahului oleh:
Daud
Kerajaan Israel bersatu
971-931 SM
Diteruskan oleh:
Rehabeam

Referensi

  1. ^ 2 Samuel 5:14
  2. ^ 2 Samuel 11 terutama 2 Samuel 11:14–27
  3. ^ 2 Samuel 12 terutama 2 Samuel 12:1–18
  4. ^ 2 Samuel 12:24–25
  5. ^ 1 Raja–raja 1:5–8
  6. ^ 1 Raja–raja 1:9–10, 26
  7. ^ 1 Raja–raja 1:11–21
  8. ^ 1 Raja–raja 1:22–31
  9. ^ 1 Raja–raja 1:32–35
  10. ^ 1 Raja–raja 1:36–40
  11. ^ 1 Raja–raja 1:42–48
  12. ^ 1 Raja–raja 2:22, 26–27
  13. ^ a b 1 Raja–raja 2:35
  14. ^ 1 Raja–raja 2:5–6
  15. ^ 1 Raja–raja 2:28–34
  16. ^ 1 Raja–raja 2:8–9
  17. ^ 1 Raja–raja 2:36–46
  18. ^ 1 Raja–raja 2:7
  19. ^ 1 Raja–raja 3:4–15
  20. ^ 1 Raja–raja 3:16–27
  21. ^ 1 Raja–raja 3:28
  22. ^ 1 Raja–raja 4:29–34
  23. ^ 2 Tawarikh 9:22–24
  24. ^ 1 Raja–raja 10:1–10,13; 2 Tawarikh 9:1–9,12
  25. ^ a b 1 Raja-raja 6:1
  26. ^ 1 Raja–raja 7:1–12
  27. ^ 2 Tawarikh 8:11
  28. ^ 2 Tawarikh 8:1
  29. ^ 1 Raja–raja 9:17–23; 2 Tawarikh 8:2–10
  30. ^ 2 Tawarikh 8:12–18
  31. ^ 1 Raja–raja 10:11–12; 2 Tawarikh 9:10–11
  32. ^ 1 Raja–raja 4:21; 2 Tawarikh 9:26
  33. ^ 1 Raja–raja 10:27; 2 Tawarikh 1:15; 2 Tawarikh 9:27
  34. ^ 1 Raja–raja 4:22–25
  35. ^ 1 Raja–raja 10:25–26; 2 Tawarikh 1:14; 2 Tawarikh 9:25
  36. ^ 1 Raja–raja 4:26–28
  37. ^ 2 Tawarikh 1:14; 2 Tawarikh 9:28
  38. ^ 2 Tawarikh 1:16–17
  39. ^ 1 Raja–raja 10:14–15; {2 Tawarikh 9:13–14
  40. ^ 1 Raja–raja 10:16–17; {2 Tawarikh 9:15–16
  41. ^ 1 Raja–raja 10:18–20; 2 Tawarikh 9:17–19
  42. ^ 1 Raja–raja 10:21–22; 2 Tawarikh 9:20–21
  43. ^ a b Etienne Charpentier. 1981. Bagaimana Membaca Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 44.
  44. ^ Lasor. 2009. Pengantar Perjanjian Lama 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 363.
  45. ^ 1 Raja–raja 11:1–13
  46. ^ 1 Raja–raja 11:14–22
  47. ^ 1 Raja–raja 11:23–25
  48. ^ 1 Raja–raja 11:26–40
  49. ^ 1 Raja–raja 11:42–43; 2 Tawarikh 9:30–31
  50. ^ 1 Raja–raja 11:41
  51. ^ 2 Tawarikh 9:29
  52. ^ 1 Raja–raja 4:11
  53. ^ 1 Raja–raja 4:15
  54. ^ Qur'an /102 Al-Baqarah:102

Pranala luar