Keuangan pribadi

Merencanakan dan pengaturannya, seperti mendapatkan penghasilan, mebelanjakannya, menyimpannya, menginvestasikannya dan melindunginya. Keuangan pribadi berbeda dengan keuangan korporat yang mempelajari manajamen keuangan korporasi.
Revisi sejak 3 November 2021 05.34 oleh Luna Septalisa Pratiwi (bicara | kontrib) (Melanjutkan artikel tentang keuangan pribadi dengan menulis isi dari sub bagian pentingnya perencanaan keuangan pribadi dan tantangan dalam perencanaan keuangan pribadi)

Keuangan pribadi atau disebut juga personal finance merupakan cabang ilmu finansial yang berhubungan dengan manajemen keuangan pribadi, keluarga dan perusahaan kecil. Keuangan pribadi berbeda dengan corporate finance yang mempelajari manajamen keuangan korporasi. Topik-topik utama yang dipelajari dalam keuangan pribadi antara lain matematika keuangan, strategi pengelolaan uang, perencanaan keuangan, berutang dengan cerdas, asuransi dan warisan.

Definisi

Keuangan pribadi atau personal finance adalah istilah yang mencakup pengelolaan uang serta tabungan dan investasi. Hal ini termasuk juga penganggaran (budgeting), perbankan, asuransi, hipotek, investasi, perencanaan pensiun, pajak dan rencana memiliki rumah atau properti. Istilah ini juga sering merujuk pada seluruh industri yang menyediakan layanan konsultasi keuangan kepada individu dan rumah tangga, seperti memberi saran tentang peluang dan risiko keuangan dan investasi.

Keuangan pribadi adalah tentang mencapai tujuan keuangan pribadi, seperti memenuhi kebutuhan jangka pendek, perencanaan pensiun atau menabung untuk persiapan dana pendidikan anak. Untuk dapat mencapai tujuan keuangan, seseorang harus memiliki rencana keuangan yang matang dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti pendapatan, pengeluaran, kebutuhan hidup dan tujuan serta keinginan individu--dan membuat rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam batasan keuangan. Seseorang juga harus melek finansial untuk dapat memaksimalkan pendapatan dan tabungan serta mampu membedakan antara saran yang buruk dan baik agar dapat membuat keputusan yang cerdas.


Prinsip Keuangan Pribadi

Kunci agar pengelolaan keuangan pribadi tetap berada di jalur yang benar adalah dengan memahami prinsip-prinsip pengelolaan keuangan itu sendiri, yaitu prioritas, penghematan dan pengendalian.

  • Prioritas (Prioritization)--berkaitan dengan kemampuan memahami kondisi keuangan, mengetahui apa saja yang menjadi sumber penghasilan, mampu membedakan mana kebutuhan dan keinginan dan tetap fokus pada tujuan serta rencana keuangan. Adapun yang menjadi prioritas pengeluaran antara lain sedekah atau dana sosial, tabungan, cicilan utang dan belanja kebutuhan rumah tangga.
  • Penaksiran (Assessment)--orang-orang ambisius selalu memiliki daftar ide tentang cara lain mencapai kesuksesan besar, seperti memiliki bisnis sampingan atau ide investasi. Mengelola keuangan pribadi, sama halnya dengan menjalankan bisnis, juga harus menilai potensi biaya dan manfaat dari setiap usaha baru.
  • Pengendalian diri (Restraint)--merupakan gambaran besar terakhir dari manajemen bisnis yang harus diterapkan pada keuangan pribadi. Dengan menerapkan prinsip pengendalian diri artinya pengeluaran tidak lebih besar daripada pendapatan. Belajar menahan pengeluaran untuk membeli aset yang tidak mendatangkan kekayaan sampai terpenuhinya tabungan bulanan atau berkurangnya utang dalam rangka memperoleh kekayaan bersih.


Pentingnya Perencanaan Keuangan Pribadi

Tingginya kebutuhan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga menuntut setiap orang memiliki perencanaan keuangan pribadi yang cermat dan matang agar pendapatan dan pengeluaran lebih stabil. Perencaan keuangan yang sesuai kebutuhan diperlukan agar tercipta proses berkelanjutan yang akan mengurangi tekanan finansial, mendukung kebutuhan saat ini dan mempersiapkan masa pensiun. Adapun beberapa alasan mengapa perencanaan keuangan pribadi itu penting.

  1. Meningkatkan cash flow (arus kas) Perencanaan keuangan membantu kita dalam meningkatkan arus kas dengan memantau pola dan sifat pengeluaran. Untuk menjaga agar lebih banyak uang yang disimpan, kita perlu melakukan penganggaran yang cermat dan pengeluaran yang bijaksana serta memonitornya secara berkala.
  2. Membantu mengidentifikasi kesalahan Dengan memonitor pengeluaran dan perencanaan keuangan secara keseluruhan membuat kita dapat menyadari adanya kesalahan penggunaan dana yang selama dilakukan sehingga dapat membantu kita memperbaiki kesalahan tersebut.
  3. Mewujudkan tujuan hidup Setiap orang pasti memiliki tujuan hidup, seperti membeli kendaraan, membeli rumah, menikah dan sebagainya. Memiliki perencanaan keuangan yang tepat, seperti rencana penghematan dan menabung, dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya.
  4. Memiliki dana darurat Tidak seorang pun yang dapat memprediksi masa depan. Dengan perencanaan keuangan yang baik, kita dapat memiliki dana darurat yang cukup sehingga kita lebih siap jika ada kebutuhan mendesak, seperti biaya pengobatan ketika kita atau anggota keluarga sakit, kehilangan pekerjaan sementara masih harus memenuhi kebutuhan sehari-hari sambil mencari pekerjaan baru.
  5. Masa pensiun yang nyaman Menyiapkan dana pensiun sedini mungkin dapat dilakukan dengan berinvestasi atau memiliki tabungan pensiun jika ingin menjalani masa pensiun dengan nyaman.


Tantangan dalam Perencanaan Keuangan Pribadi

Salah satu kunci keberhasilan perencanaan keuangan pribadi yang sering diungkapkan para ahli adalah disiplin dan konsisten dalam menjalankan rencana keuangan yang telah dibuat sebelumnya. Namun dalam pelaksanaannya kita juga dihadapkan dengan beberapa kesulitan atau tantangan sebagai berikut.

  1. Kehidupan tidak dapat diprediksi Seseorang mungkin telah bekerja keras untuk mengumpulkan sejumlah uang dan menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung. tabungan tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli suatu barang atau jasa. Namun karena suatu hal yang tidak terduga dan membutuhkan biaya cukup besar, rencana tersebut harus dibatalkan sehingga uang tabungan dialihkan untuk keperluan lain yang lebih penting dan mendesak.
  2. Keluarga membentuk cara pandang kita terhadap uang, bisa baik atau buruk Anak-anak yang sejak kecil dididik dengan kebiasaan hidup hemat dan menabung cenderung lebih cermat dan bijak dalam menggunakan uangnya ketika dewasa. Mereka yang memiliki hubungan kurang baik dengan orangtuanya, orangtua yang memiliki kebiasaan buruk (misalnya, pecandu alkohol atau obat-obatan, judi dan sebagainya) dan mengalami kesulitan finansial, seringkali harus menjalani beberapa pekerjaan untuk menyokong kebutuhan dirinya maupun keluarganya. Hal ini akan membuatnya lebih mampu menghargai uang karena tahu bahwa mencari uang itu tidak mudah.
  3. Setiap orang memiliki keinginan yang berbeda Berbeda keinginan, berbeda pula cara yang ditempuh untuk memperolehnya. Ada yang melakukannya dengan memiliki pekerjaan sampingan, menabung atau investasi dan berutang. Kartu kredit adalah salah satu jalan pintas untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan tanpa harus memiliki cukup uang terlebih dulu. Namun ada pula orang-orang yang lebih memilih menabung hingga dana yang dibutuhkan terkumpul dibanding berutang atau menggunakan kartu kredit. Hal ini juga berlaku pada preferensi seseorang dalam membeli barang, di mana ada orang yang lebih mengutamakan harga yang terjangkau dan ada yang lebih mengutamakan kemewahan. Jika tidak dapat mengendalikan, orang dapat terjerat utang, termasuk utang kartu kredit.
  4. Perbedaan penghasilan dan jumlah uang yang dimiliki Kesenjangan upah menyebabkan orang-orang yang bekerja di suatu industri dan mengerjakan pekerjaan yang sama mendapat upah yang berbeda. Perbedaan tersebut seringkali begitu jauh dan cenderung tidak adil. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti ketidaksetaraan gender, diskriminasi rasial dan disabilitas yang masih sering terjadi di tempat kerja, Penganggaran yang cermat memang menjadi salah satu faktor keberhasilan seseorang dalam menyimpan lebih banyak uang sebagai dana darurat. Namun menabung akan lebih mudah dilakukan jika kita memiliki lebih banyak pendapatan.
  5. Uang itu membosankan, tapi tidak dengan manusia Kebiasaan finansial, seperti menyiapkan dana pensiun, melakukan pembayaran tagihan dan cicilan tepat waktu, menghitung tingkat bunga hipotek dan memperketat skor kredit sebelum mengajukan pinjaman, yang dilakukan berulang mungkin tampak membosankan. Untungnya kebiasaan finansial yang "membosankan" ini membuka pintu-pintu yang mengarah pada pencapaian yang menarik. Manusia memang punya banyak kendali atas keuangannya. Tapi ada juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi situasi keuangan seseorang. Itulah yang membuat keuangan pribadi begitu rumit. Tapi sisi baiknya adalah hal-hal yang dapat dikendalikan itu sederhana.

Strategi Pengelolaan Keuangan Pribadi

Templat:Sedang Ditulis