Suciwati
Suciwati (lahir 28 Maret 1968)[1] adalah istri dari Munir Said Thalib, seorang aktivis Hak Asasi Manusia yang tewas diracun dalam perjalan ke Amsterdam, Belanda pada tanggal 7 September 2004.[2] . Dia lulusan IKIP Negeri Malang jurusan Sastra Indonesia. Mengajar di MIN Malang I Jalan Bandung Malang serta setelah lulus kuliah mengajar di SMA swasta Cokroaminoto Malang. Setelah mendengar keluhan teman2 masa kecilnya atas pelecehan yang terjadi ditempat kerja mereka, Suciwati memutuskan keluar dari profesi guru terjun langsung masuk jadi buruh. Dipabrik itu Suciwati mengorganisir buruh dan sesudahnya berhasil mendirikan PUK SPSI disana dan sejak itu dia terjun mengadvokasi buruh jauh sebelum bertemu Munir. Diruang aktifisme buruh di Malang yang akhirnya mempertemukan mereka.
Suciwati | |
---|---|
Lahir | 28 Maret 1968 Malang |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Munir Said Thalib |
Anak |
|
Kehidupan pribadi
Suciwati merupakan istri dari seorang aktivis HAM, Munir Said Thalib, yang tewas diracun pada saat melakukan perjalanan dengan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 974 ke Amsterdam, Belanda untuk melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht.[3] Sejak peristiwa tersebut, Suciwati terus berusaha untuk mencari tahu pelaku pembunuhan Munir sebenarnya.[1][4]
Selama mengadvokasi dan pencarian keadilan Suciwati mendapatkan penghargaan atas kegigihannya pada tahun 2005 dari Time Asia sebagai salah satu Asia Heroes, th 2006 Human Rights First Gala Dinner US atas nama Suciwati dan Munir, Suciwati dinilai bekerja tanpa lelah untuk membawa pembunuh Munir kepengadilan sementara Munir sebagai pejuang HAM terdepan di Indonesia. Th 2006 mendapat penghargaan dari Metro TV Award, Tahun 2008 dari Seputar Indonesia People of the year kategori hukum.
- ^ a b "Saya tagih sampai mati penuntasan kasus Munir". merdeka.com. Diakses tanggal 1 Februari 2016.
- ^ "Suciwati Setelah Munir Berpulang..." kompas.com. Diakses tanggal 1 Februari 2016.
- ^ "7-9-2004: Aktivis HAM Munir Meninggal Diracun Arsenik". liputan6.com. Diakses tanggal 1 Februari 2016.
7 September 2004, atau tepat 11 tahun lalu, Munir meninggal dunia dalam perjalanan di pesawat menuju Belanda. Perjalanan Munir ke Negeri Kincir Angin itu untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Utrecht, Belanda.
- ^ "POTY'08 hal 2-3 - poty-2008-Suciwati.pdf" (PDF). sindonews.com. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-12-31. Diakses tanggal 1 Februari 2016.
Sejak awal saya juga tahu hanya kegelapan yang akan saya temui.Tapi apakah saya harus diam saja? Tidak. Sekecil apa pun saya harus melakukan sesuatu. Ini harus terus-menerus kita suarakan. Kalau mau berubah, harus terus bicara.