Said Aqil Siroj
Artikel ini sebagian besar atau seluruhnya berasal dari satu sumber. |
Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A. (lahir 3 Juli 1953 di Desa Kempek, Cirebon, Jawa Barat) adalah Rais Tanfidziyah / Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) masa khidmat 2010-sekarang, sekaligus sebagai Pengasuh Ponpes Ats-Tsaqafah, Jakarta Selatan dan Pembina Ponpes Yayasan KHAS, Cirebon. Pada masa kepemimpinannya, Nahdlatul Ulama (NU) banyak memiliki kemajuan besar, baik di bidang pendidikan, kesehatan, pendidikan, hingga perekonomian. KH. Said Aqil Siradj merupakan putra kedua dari KH. Aqiel Siradj (Pendiri Yayasan KHAS,1906). KHAS adalah singkatan dari Kiai Haji Aqiel Siradj. Sedangkan ibu beliau bernama Nyai Afifah.
Nama | Said Aqil Siradj |
---|---|
Alma mater | IAI Tribakti Lirboyo, IAIN Sunan Kalijaga,Universitas King Abdul Aziz, Universitas Umm Al-Qura |
Istri | Nur Hayati Abdul Qodir |
Keturunan |
|
Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj M.A. | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | 3 Juli 1953 Cirebon, Indonesia |
Agama | Islam |
Kebangsaan | Indonesia |
Pasangan | Nur Hayati Abdul Qodir |
Anak |
|
Almamater |
|
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama | |
Mulai menjabat 27 Maret 2010 | |
Pengganti Petahana | |
Komisaris Utama Kereta Api Indonesia | |
Mulai menjabat 3 Maret 2021 | |
Pengganti Petahana |
Silsilah
Silsilah / Nasab Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A. adalah sebagai berikut :
Jalur Ayah :
Said Aqil Siradj bin Aqil Siradj bin Siradj bin Muhammad Said bin Murtasim bin Nuruddin bin Ali bin Tubagus Ibrahim bin Abul Mufaqir bin Sultan Maulana Mansur bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Jalur Ibu :
Said Aqil Siradj bin Afifah binti Harun bin Madrawi binti Pangeran Hasanudin bin Sultan Anom Kaharuddin I bin Sultan Anom Abu Sholeh Imamuddin bin Sultan Anom Khaeruddin bin Sultan Anom 'Alimuddin bin Sultan Anom Raja Mandura bin Sultan Anom Muhammad Badruddin bin Panembahan Girilaya bin Pangeran Dipati Anom bin Panembahan Ratu bin Pangeran Dipati Carbon bin Pangeran Pasarean bin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Selanjutnya, dari Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), nasab KH. Said Aqil Siraj baik dari jalur ayah maupun ibunya tersambung secara runtut hingga Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Rasulallah Muhammd SAW.
Pendidikan
Pendidikan Formal :
Jenjang | Perguruan Tinggi | Tempat |
---|---|---|
S1 | IAI TribaktiLirboyo | Kediri, Jawa Timur |
S1 | IAIN Sunan Kalijaga | Sleman, Yogyakarta |
S1 | Universitas King Abdul Aziz (Fakultas Ushuluddin) | Jeddah, Saudi Arabia |
S2 | Universitas Ummul Qura (Jurusan Perbandingan Agama) | Makkah, Saudi Arabia |
S3 | Universitas Ummul Qura (Jurusan Aqidah & Filsafat Islam) | Makkah, Saudi Arabia |
Pendidikan Non-Formal :
Pesantren | Tempat | Pengasuh (saat itu) |
---|---|---|
Pondok Pesantren Yayasan KHAS Kempekl | Cirebon, Jawa Barat | KH. Aqil Siradj |
Pondok Pesantren Lirboyo | Kediri, Jawa Timur | KH. Mahrus Aly |
Pondok Pesantren Al Munawwir | Bantul, Yogyakarta | KH. Ali Maksum |
Pemilihan Ketua Umum PBNU
KH. Said Aqil Siradj terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2010-2015 dalam Muktamar ke-32 Nahdlatul 'Ulama di Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya Slamet Effendi Yusuf yang mendapat 201 suara. KH. Said Aqil Siraj dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Kemudian keduanya telah memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon Ketua Umum PBNU. Di dalam Tata Tertib Muktamar, seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk bisa ditetapkan sebagai Calon Ketua Umum / Rais Tanfidziyah. Di samping itu, KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdalla (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Keenam bakal calon tersebut gagal memperoleh angka 99 suara dari Muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua.
Kemudian pada tahun 2015 pada Muktamar NU Ke 33 di Jombang, KH. Said Aqil Siradj kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk masa khidmat kedua (2015-2020). Beliau menang dengan mengumpulkan 287 dari 412 suara Muktamirin. Kandidat lainnya, As'ad Said Ali meraih 107 suara dan KH. Salahudin Wahid 10 suara. KH. Said Aqil Siradj kembali berjanji untuk konsisten tak akan menggunakan NU untuk kepentingan politik. Juga beliau mengatakan, agenda yang menjadi prioritasnya adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Di kalangan Nahdlatul Ulama, KH. Said Aqil Siroj bukanlah orang baru. Ayahnya, Kyai Aqil Siroj adalah seorang Ulama' di Cirebon dan termasuk dalam jejaring ulama di Karesidenan Cirebon, seperti Benda Kerep, Buntet, Gedongan dan Babakan. Riwayat pendidikan baik formal maupun non-formal beliau juga tidak dapat diragukan lagi, bahkan beliau sudah banyak melintang dalam keroganisasian NU.
Urutan ke-19 dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia (2022)
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A. telah berkali-kali tahun setiap tahun sejak 2010 selalu masuk ke dalam daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia. Begitu pula baru-baru ini, The Royal Islamic Strategic Studies Center[1] yang berpusat di Yordania merilis Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia untuk tahun 2022 (The World's 500 Most Influential Muslims 2022), dan KH. Said Aqil Siradj menempati urutan ke-19 untuk tahun 2022.
Berikut rincian nama KH. Said Aqil Siradj di dalam urutan Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia (The World's 500 Most Influential Muslims) dari tahun ke tahun :
Tahun | Urutan ke : |
---|---|
2022 | 19 |
2021 | 18 |
2020 | 19 |
2019 | 20 |
2018 | 22 |
2017 | 20 |
2016 | 18 |
2014-2015 | 17 |
2013-2014 | 15 |
2012 | 19 |
2011 | 17 |
2010 | 16 |
Sumber : The World's 500 Most Influential Muslims oleh Lembaga The Royal Islamic Strategic Studies Center[1]