Keajaiban Taiwan
Keajaiban Taiwan adalah periode pada akhir abad ke-20 ketika ekonomi Taiwan mengalami tingkat pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan negara tersebut juga mengalami industrialisasi yang cepat. Produk Nasional Bruto Taiwan mencatat pertumbuhan eksplosif sebesar 360% yang mengejutkan dari tahun 1965―1986. Yang lebih mengesankan adalah output produksi industri global negara itu, yang tumbuh sebesar 680% pada periode 1965―1986.[1] Pertumbuhan ekonomi Taiwan yang dimulai pada pertengahan 1960-an yang begitu spektakuler tersebut sehingga mendapat julukan Keajaiban Ekonomi Taiwan.[2]
Keajaiban Taiwan | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Cakrawala Taipei, ibu kota Taiwan | |||||||||||||||||
Hanzi tradisional: | 臺灣奇蹟 | ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
Keajaiban Ekonomi Taiwan | |||||||||||||||||
Hanzi tradisional: | 臺灣經濟奇蹟 | ||||||||||||||||
|
Bank Dunia menyebut Taiwan sebagai salah satu "keajaiban ekonomi" Asia Timur. Li Kuo-Ting umumnya dianggap sebagai arsitek "keajaiban" ekonomi Taiwan.[3]
Latar belakang
Rezim Kuomintang terpaksa melarikan diri dari Tiongkok setelah kalah selama Perang Saudara Tiongkok dan memutuskan untuk mendirikan pemerintahan paralel yang diasingkan di Taiwan. Untungnya bagi para imigran Tiongkok, pulau itu sudah memiliki infrastruktur industri dan pertanian dasar yang dibangun oleh Jepang, di samping cadangan makanan dan bahan kimia yang ditinggalkan Jepang. Setelah menetap di Taiwan, rezim ini memulai serangkaian reformasi, yang pertama adalah reformasi pertanahan yang mengawasi penghapusan sistem pertanahan tuan tanah tradisional dan mengakibatkan peningkatan petani skala kecil dan peningkatan produksi pertanian.[1]
Reformasi Pertanahan (1945―1960)
Setelah Perang Dunia II, Jepang menyerahkan kekuasaan atas Taiwan, kaum Nasionalis kalah dalam Perang Saudara Tiongkok dan akibatnya menegaskan kekuasaan atas pulau Taiwan. Kekacauan dari peristiwa bersejarah yang penting ini, di samping kerusuhan sipil yang ditimbulkan oleh Peristiwa 228 dan kebutuhan untuk proyek-proyek rekonstruksi besar-besaran karena pengeboman infrastruktur Jepang oleh Amerika Serikat menempatkan ekonomi pascaperang Taiwan dalam posisi yang genting. Dengan menyusutnya output ekonomi, periode hiperinflasi terjadi, mengakibatkan penerbitan Dolar Taiwan Baru oleh Bank of Taiwan pada Juni 1949. Nilai tukar Dolar Taiwan Lama dengan Dolar Taiwan Baru pada tingkat 40.000 berbanding 1 membantu menstabilkan harga dan membuka jalan untuk periode pertumbuhan bertahap.[4]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "What Was The Taiwan Miracle?". WorldAtlas. Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ "Economy of Taiwan". Encyclopaedia Britannica. Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ Fu-Lai Tony Yu (2007). "The Architect of Taiwan's Economic Miracle: Evolutionary Economics of Li Kuo-Ting". Global Economic Review, Taylor & Francis Journals. 36(1): 53-67. Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ Ryan Terribilini dan Tze-ting Huang (Januari 2020). Taiwan Miracle Redux:Navigating Economic Challenges in a Contested Democracy (PDF). Global Taiwan Institute. hlm. 10. Diakses tanggal 14 November 2021.
Pranala luar
- Official Website of Taiwan for WTO affairs, Documents
- Official Website of Taiwan for WTO affairs
- Separate Customs Territory of Taiwan, Penghu, Kinmen and Matsu (Chinese Taipei) and the WTO
- Cross-Strait Relations between China and Taiwan
- A New Era in Cross-Strait Relations? Taiwan and China in the WTO
- China’s Economic Leverage and Taiwan’s Security Concerns with Respect to Cross-Strait Economic Relations