Baim Anak Sholeh

seri televisi Indonesia tahun 2009

Baim Anak Sholeh adalah sebuah sinetron Ramadan yang ditayangkan di stasiun televisi Indonesia, RCTI.

Baim Anak Sholeh
Berkas:Baim Anak Sholeh1.jpg
Suasana Shooting Baim Anak Sholeh
Genre
Sutradara
  • Sidik Cahyo Kusuma
  • Bobby
Pemeran
Lagu pembuka"Bersyukur" — Atina
Lagu penutup"Bersyukur" — Atina
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Produksi
Produser eksekutifSoebagio Samtani
ProduserGope T. Samtani
Durasi30 menit
Rumah produksiRapi Films
Rilis asli
JaringanRCTI
Rilis10 Agustus (2009-08-10) –
18 Oktober 2009 (2009-10-18)

Pemeran

Pemeran Peran
Ibrahim Khalil Alkatiri Baim
Raffi Ahmad Raffi
Dian Nitami Ibu Baim
Ramzi Ayah Baim
Nizam Nizam
Christabelle Grace Marbun Abel
Qubil AJ
Billy Kurniawan
Niesrina
Limbad Master Limbad
Suheil Fahmi Bisyir
Keterangan
  • N/A: Not Available

Sinopsis

Ibrahim (Ibrahim Al Katiri), yang akrab dipanggil Baim adalah seorang anak yang lucu dan pintar. Setiap apa yang dilakukannya dia selalu mengingat Hadist-Hadist yang dibacanya. Ayah Baim Ramzi, dan ibunya Dian Nitami, tindakan atau perbuatan sengaja maupun tidak sengaja kedua orang tuanya dan orang-orang disekelilingnya memberikan pelajaran penting bagi Baim dalam memahami Hadist-Hadist yang akhirnya diketahui maknanya. Baim dan kawan-kawannya terkadang mengartikan Hadist-Hadist tersebut sesuai dengan pikiran mereka. Seperti Baim memandang Surga ditelapak kaki ibu, Baim memandangnya bahwa sepatu, sandal yang digunakan ibunya salah satunya ada Surga. Rafi Raffi Ahmad dan Ustad Qubil AJ membantu Baim dalam menuntaskan pemahaman Baim serta teman-temannya untuk mengerti makna Hadist-Hadist. Rafi dan orang tua Baim sebagai orang dewasa juga masih melakukan kekhilafan atau kesalahan yang mereka baru sadari ketika Baim mengingatkan. Terlihat ketika Baim membuat semua orang mau memaksakan diri bangun pagi dan melakukan kewajiban yang harus mereka lakukan selaku muslim.

Baim Anak Soleh adalah gambaran di mana anak-anak diajarkan lebih memahami makna Hadist-Hadist yang ada, hingga seorang anak dapat mengetahui baik buruknya perbuatan yang mereka lakukan sehari-hari dengan teman maupun keluarga. Apa yang mereka lakukan akan lebih sesuai dengan tuntunan ajaran agama.[1]

Referensi