Bumbu Bumbu Cinta

seri televisi Indonesia tahun 2007

Bumbu Bumbu Cinta merupakan sinetron yang ditayangkan di SCTV pada tahun 2007. Sinetron yang diprosuderi Manoj Punjabi dan Dhamoo Punjabi ini berdurasi satu jam.

Bumbu Bumbu Cinta
PembuatMD Entertainment
Ditulis olehSabrina Firdaus
SutradaraAi Manaf
PemeranThalita Latief
Dimaz Andrean
Rezky Aditya
Lagu pembukaSeandainya - The Titans
Lagu penutupSeandainya - The Titans
Penata musikAnton BHS
Dicky AJ
Negara asal Indonesia
Bahasa asliIndonesia
Jmlh. episode7 (daftar episode)
Produksi
Produser eksekutifShania Punjabi
ProduserManoj Punjabi
Dhamoo Punjabi
Lokasi produksiJakarta
Durasi1 Jam
DistributorSurya Citra Pictures
Surya Citra Media
Vidio.com
Rilis asli
JaringanSCTV
Format audioStereo
Dolby Digital 5.1
RilisRabu, 30 Mei –
Rabu, 11 Juli 2007

Pemeran

Sinopsis

Abel (Thalita Latief) dan Nino (Rezky Aditya) adalah dua orang yang saling bermusuhan karena ego masing-masing. Hal ini bermula ketika Abel berniat belajar memasak sop buntut goreng untuk dipamerkan ke calon mertuanya kepada Nino. Namun, Nino yang pandai membuat masakan itu enggan mengajarkannya. Walaupun kemudian mereka berdua berteman, Nino dan Abel selalu saja bertengkar. Abel adalah putri tunggal pengusaha kaya yang sombong, sedang Nino hanyalah laki-laki biasa yang gampang tersinggung jika harga dirinya dihina.

Suatu saat orang tua Abel bangkrut dan melarikan diri hingga menyebabkan pertunangannya dengan Radit batal lantaran calon mertuanya marah. Orangtua Abel dituduh telah menipu harta mereka. Radit (Dimas Andrean) akhirnya dipaksa bertunangan dengan Laura. Abel jadi panik mendengar berita pertunangan ini. Maka, ketika acara pertunangan berlangsung, Abel sengaja menghadirinya. Saat hendak menyematkan cincin ke jemari Laura, Radit melihat Abel dan mengejar bekas pacarnya itu. Orangtua Radit marah, lalu mengultimatum Abel agar berhenti menemui Radit lagi.

Dalam kesedihannya, Abel nekad pergi ke Palembang untuk mencari alamat vila yang ditinggalkan kedua orangtuanya sebelum mereka kabur. Setibanya di Palembang Abel terkejut. Ternyata bukan vila yang dilihatnya, melainkan sebuah rumah buruk. Ternyata rumah itu adalah rumah neneknya Nino. Abel berusaha merebut rumah itu. Tapi usahanya sia-sia karena dia terus diusir oleh neneknya Nino. Walau demikian Abel tetap tak mau pergi dari sana. Melihat hal ini Nino pun merasa kasihan hingga akhirnya mengizinkan Abel tinggal di situ.

Lama kelamaan, Abel mulai kos di sana, meskipun hubungannya dengan neneknya Nino kurang baik. Sementara itu, Nino terpaksa mengakui bahwa dia dan Abel berpacaran, walaupun mereka selalu saja bertengkar.

Pranala luar