Djaja Suparman

Revisi sejak 25 November 2021 09.31 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (Kasus: Wikifisasi)

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Djaja Suparman (lahir 11 Desember 1949) adalah seorang mantan perwira tinggi militer TNI Angkatan Darat berbintang tiga. Ia juga merupakan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), dan orang pertama Suku Sunda yang menjabat Pangdam V/Brawijaya.

Djaja Suparman
Pangkostrad
Masa jabatan
24 November 1999 – 29 Maret 2000
Informasi pribadi
Lahir11 Desember 1949 (umur 74)
Sukabumi, Jawa Barat
Suami/istriConnie Rahakundini Bakrie (cerai tahun 2014)
AnakAudindra, Samantha Azzaria Wahab, Aurelle Allesandra Merkava
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1972–2006[1][2]
Pangkat Letnan Jenderal TNI
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier militer

Djaja Suparman merupakan lulusan Akmil tahun 1972 yang berasal dari kesatuan infanteri baret hijau.[3] Penugasan pertamanya adalah di Kediri, sebagai Komandan Peleton (Danton). Beberapa waktu kemudian ia dipercaya sebagai Komandan Yonif 507/Sikatan (Surabaya), yang merupakan pasukan andalan Kodam V/Brawijaya. Sesudahnya, ia dipercaya sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) di Probolinggo. Kemudian ditarik ke Makodam V/Brawijaya, sebagai Waasops Kasdam V. Setelah berdinas di staf, Djaja ditarik kembali ke satuan tempur, sebagai Komandan Brigif 13/Galuh Kostrad (Tasikmalaya).[4]

Kariernya terus semakin menanjak setelah ia dipercaya sebagai Komandan Resimen Taruna Akmil di Magelang. Sesudah menjadi Danmentar, bintang satu diraihnya saat dipercaya sebagai Kasdam II/Sriwijaya. Setelah bertugas di Palembang, ia kembali lagi ke Surabaya, sebagai Pangdam V/Brawijaya, dengan pangkat Mayjen. Kemudian pada akhir Juni 1998, Djaja dipercaya memegang komando sebagai Pangdam Jaya menggantikan Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin.[4]

Pada bulan November 1999, Djaja ditunjuk sebagai Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Djamari Chaniago, pangkatnya pun naik menjadi jenderal berbintang tiga atau Letnan Jenderal. Namun ia hanya sebentar menjadi Pangkostrad setelah pada bulan Maret 2000 ia digantikan oleh Letjen TNI Agus Wirahadikusumah.[5] Setelah itu ia pun menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI (Dan Sesko TNI) dan sebelum akhirnya pensiun ia menjabat sebagai Inspektur Jenderal TNI (Irjen TNI).[6]

Jabatan Militer

Letnan Dua s/d Letnan Satu
  • Danton Yonif 511/Badak Hitam
  • Danton Ban Yonif 511/Badak Hitam
  • Danton STTB Yonif 511/Badak Hitam
  • Danton SMB Yonif 511/Badak Hitam
  • Pasi 4/Log Yonif 511/Badak Hitam
Kapten
  • Dankiban Yonif 511/Badak Hitam
  • Dankipan Yonif 511/Badak Hitam
  • Pasi 3/Pers Yonif 511/Badak Hitam
  • Kasi 3/Pers Brigif Linud 17/Kostrad
  • Kasi 4/Log Brigif Linud 17/Kostrad
Mayor
  • Dandenma Brigif Linud 17/Kostrad
  • Dandenma Divif 1/Kostrad
  • Kasi 2/Ops Korem 084/Bhaskara Jaya
Letnan Kolonel
  • Danyonif 507/Sikatan
  • Dandim 0820/Probolinggo
  • Waasops Kasdam V/Brawijaya
Kolonel
  • Danbrigif 13 Galuh/Kostrad (1993-1994)
  • Aster Kasdam Jaya
  • Danmentar Akmil
Brigadir Jenderal
  • Kasdam II/Sriwijaya
Mayor Jenderal
  • Pangdam V/Brawijaya (1997-1998)
  • Pangdam Jaya (1998-1999)
Letnan Jenderal
  • Panglima Kostrad (1999-2000)
  • Dansesko TNI (2000-2003)
  • Irjen TNI (2003-2006)

Kasus

Pada 26 September 2013, di Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, Djaja divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 30 juta atas kasus korupsi senilai Rp 17,6 miliar ketika ia masih menjabat sebagai Pangdam Brawijaya.[7][8] Ia juga masih harus menyerahkan uang pengganti sebesar Rp 13,3 miliar, jika tidak mampu mengembalikannya ia harus menggantinya dengan hukuman tambahan selama 6 bulan.[7]

Kasus ini bermula pada tahun 1998 ketika ia menerima kompensasi dana sebesar Rp 17,6 miliar dari PT Citra Marga Nusaphala Persada (CNMP) atas tukar guling lahan seluas 8,8 hektar di Dukuh Menanggal, Surabaya milik Kodam V/Brawijaya.[7][8] Dari uang itu, sebesar Rp 4,2 miliar telah digunakan untuk keperluan Kodam dan sisanya sebanyak Rp 13,3 miliar tidak bisa dipertanggungjawabkan.[7][8]

Referensi

  1. ^ Oditur Militer Tinggi Tolak Eksepsi Djaja Suparman Tempo. 29 April 2013
  2. ^ Djaja Suparman Pensiun, Endang Suwarya Kasum TNI[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ ALUMNI - 1972 Lihat bagian Infanteri nomor 107
  4. ^ a b "TNI Watch!---PANGDAM JAYA MAYJEN TNI DJAJA SUPARMAN". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-22. Diakses tanggal 2013-07-22. 
  5. ^ "TNI Watch!---AGUS WIRAHADIKUSUMAH PANGKOSTRAD, AGUS WIJOYO KASUM TNI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-16. Diakses tanggal 2014-01-16. 
  6. ^ "Prayitno Dan Sesko TNI, Djaja Jadi Irjen TNI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-15. Diakses tanggal 2014-01-15. 
  7. ^ a b c d Jenderal Djaja Suparman Divonis 4 Tahun Penjara Tempo, diakses 23 Februari 2014
  8. ^ a b c Djaja Suparman, Mantan Pangdam Brawijaya, Divonis 4 Tahun Kompas, diakses 23 Februari 2014
Jabatan militer
Didahului oleh:
Djamari Chaniago
Pangkostrad
1999–2000
Diteruskan oleh:
Agus Wirahadikusumah
Didahului oleh:
Sjafrie Sjamsoeddin
Pangdam Jaya/Jayakarta
1998–1999
Diteruskan oleh:
Ryamizard Ryacudu
Didahului oleh:
Imam Utomo
Pangdam V/Brawijaya
1997–1998
Diteruskan oleh:
Djoko Subroto