Portofolio Investasi

Revisi sejak 29 November 2021 01.21 oleh Spuspita (bicara | kontrib) (Menambah referensi)

Portofolio investasi (Investment Portfolio) merupakan sekumpulan instrumen berupa aset investasi yang dimiliki oleh individu, lembaga keuangan, perusahaan maupun manajer investasi secara optimis dalam melihat masa depan dengan harapan akan memperoleh pengembalian atau nilainya tumbuh dari waktu ke waktu ataupun tiap waktu. Isi dari portofolio ini diantaranya susunan saham, obligasi, reksa dana, uang tunai, atau komoditas milik investor. Aset investasi yang tersimpan dapat berupa real estate, karya seni, perhiasan maupun bentuk penanaman modal lain yang bisa mendatangkan keuntungan di masa mendatang.[1]optimis dalam melihat masa depan.

Pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan portofolio investasi dibagi menjadi 2 yakni strategi pendekatan pasif dan strategi pendekatan aktif. Bentuk investasi aktif (active investment style) adalah suatu bentuk investasi berdasarkan asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga (mispriced). Bentuk investasi pasif (passive investment style) adalah suatu bentuk investasi berdasarkan asumsi bahwa pasar modal tidak melakukan kesalahan dalam penentuan harga atau tiap harga sekuritas di pasar telah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya.[2]

Dalam membuat keputusan sebagai dasar dalam proses investasi diuraikan dalam lima prosedur yang dapat dilakukan oleh investor yakni kebijakan investasi, analisis sekuritas, membentuk portofolio, merevisi portofolio dan mengevaluasi kinerja portofolio.[3]

Konsep dasar

Bentuk dasar dari teori terkait portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek di masa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian.[4] Sehingga dalam memaksimalkan pengembalian dari investasi diharapkan berupa tingkat risiko tertentu yang dapat diterima merupakan upaya investor agar pembentukan portofolio dengan tujuan agar portofolio optimal dan efisien.[5] Untuk membentuk portofolio yang efisien, perlu dibuat asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi, perilaku investor sering kali disebut sebagai asumsi yang wajar. Asumsi yang wajar diartikan sebagai perilaku dari investor agar cenderung menghindari risiko (risk averse). Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama dan risiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah.[6]

Referensi

  1. ^ Redaksi OCBC NISP (2021), "Portofolio Investasi: Pengertian, Jenis dan Cara Membuat", www.ocbcnisp.com, diakses tanggal 29 November 2021 
  2. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio. Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 1–2. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  3. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio. Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 8–9. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  4. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio. Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 32. ISBN 978-623-7376-46-0. 
  5. ^ Cahya Setyawati, Ni Putu Eka; Sudiartha, Gede Merta (10 Maret 2019), "Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Markowitz", E-Jurnal Manajemen, Universitas Udayana, 8 (7): 4216, ISSN: 2302-8912 DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2019.v08.i07.p08 
  6. ^ Adnyana, I Made (2020). Manajemen Investasi Dan Portofolio. Jakarta Selatan: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS). hlm. 38. ISBN 978-623-7376-46-0.