Jungjong dari Joseon

Revisi sejak 30 November 2021 03.35 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: di era → pada era (WP:BAHASA))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Jungjong dari Joseon (1488 – 1544, bertakhta 1506–1544), lahir Yi Yeok, memerintah di Kerajaan Joseon, Korea. Ia menggantikan saudara tirinya, Yeonsangun, karena pemerintahannya yang diktator, yang menyebabkan timbulnya sebuah kudeta menempatkan Jungjong ke atas takhta.

Jungjong dari Joseon
Hangul
중종
Hanja
中宗
Alih AksaraJungjong
McCune–ReischauerChungjong
Nama lahir
Hangul
이역
Hanja
李懌
Alih AksaraI Yeok
McCune–ReischauerYi Yŏk

Pemerintahan

sunting

Reformasi Jo Gwang-jo

sunting

Pada waktu Yeonsangun dipecat, para pasukan kudeta mengelilingi rumah saudara tirinya, Pangeran Jinseong. Ia akan membunuh dirinya sendiri, menyangka bahwa Yeonsangun akhirnya akan membunuhnya; namun ia dibujuk oleh istrinya, Pangeran Jinseong menemukan dirinya sendiri menjadi raja kesebelas Dinasti Joseon, atau Raja Jungjong.

Jungjong bekerja keras sebagai raja yang baru untuk menyingkirkan bekas-bekas era Yeonsangun dengan membuka kembali Sungkyunkwan, universitas kerajaan, dan Kantor Sensor, yang fungsinya sebagai pengkritik tindakan raja. Namun di awal masa pemerintahannya, Jungjong tidak dapat memaksakan kekuasaannya seperti yang ia inginkan karena yang menempatkannya ke atas takhta memiliki kekuasaan jauh lebih besar daripadanya. Hanya ketika tiga pemimpin utama kudeta meninggal karena lanjut usia dan secara alami delapan tahun kemudian, Jungjong mulai menegaskan kekuasaannya dan menjalankan sebuah skala besar reformasi pemerintahan dengan bantuan Jo Gwang-jo dan para sarjana Sarim lainnya.

Jo Gwang-jo menguatkan otonomi lokal dengan mendirikan sistem pemerintahan sendiri yang dinamakan Hyang'yak, tulisan-tulisan Konfusius diundangkan dengan menerjemahkan mereka ke dalam hangul Korea dan mendistribusikannya secara luas, mengejar reformasi tanah yang akan mendistribusikan lebih banyak tanah secara adil antara kaya dan miskin, dan memperkenalkan sistem tambahan untuk merekrut talenta kepada pemerintah. Ia juga percaya bahwa setiap orang yang berbakat termasuk budak harus ditunjuk sebagai perwira tanpa memandang status sosialnya. Sebagai Inspektur Jenderal, ia menegakkan hukum-hukum yang ketat bahwa pejabat tidak boleh menerima suap atau mengeksploitasi rakyat lokal pada masa itu menurut Sejarah Dinasti Joseon.[1]

Namun reformasi tersebut menghadapi banyak oposisi dari para nobel yang konservatif yang memimpin kudeta pada tahun 1506 yang menempatkan Jungjong atas kukuasaan. Setelah empat tahun yang pendek dari agenda reformis, Jungjong tiba-tiba meninggalkan program Jo Gwang-jo mungkin karena ia telah kehilangan kepercayaan di dalam program atau khawatir bahwa Jo Gwang-Jo akan menjadi terlalu kuat. Ketika Jungjong dan Jo Gwang-jo membagi agenda reformis, Jungjong juga tertarik untuk menguatkan otoritas kerajaan di mana kemudian lebih memperhatikan ideologi neo-Konfusianisme, sesuai dengan siapa yang memimpin harus menjadi contoh yang berbudi daripada yang lainnya. Akhirnya di bulan November 1519, ketika para pejabat konservatif memfitnah Jo Gwang-jo tidak setia dengan menuliskan "Jo akan menjadi raja" (주초위왕, 走肖爲王) dengan madu di atas daun supaya ulat-ulat tetap tinggal seperti layaknya sebuah manisfestasi supranatural, Jungjong mengeksekusi Jo Gwang-jo dengan tuduhan faksionalisme dan mengasingkan banyak pengikutnya, dengan tiba-tiba mengabaikan reformasinya. Peristiwa ini dikenal sebagai Pembersihan Literati Ketiga tahun 1519 atau pembunuhan massal para sarjana Gimyo.

Peraturan Ipar

sunting

Setelah Jo Gwang-jo jatuh, Raja Jungjong tidak pernah memiliki kesempatan untuk memerintah sendiri. Pemerintahannya diwarnai oleh pertikaian yang menggemparkan di antara berbagai fraksi konservatif, setiap fraksi di dukung oleh ratu-ratu atau selir-selir raja. Pada tahun 1524 fraksi konservatif tersebut saling bentrok, satu fraksi memecat pejabat yang korupsi Kim Anro. Pengikut Kim Anro membalas dendam mereka pada tahun 1527 dengan menarik melawan Selir Park, salah satu selir raja, yang mengakibatkannya di eksekusi bersama putranya Pangeran Bokseong. Kim Anro kembali kekuasaannya dan membalas dendam kepada musuh-musuhnya sampai ia disingkirkan dari pemerintah dan kemudian di eksekusi oleh kedua saudara laki-laki ratu yang baru, Yun Wonro dan Yun Wonhyeong. Namun, Yun Im, sekutu Kim Anro, dapat menjaga keponakannya sebagai putra mahkota karena ratu yang baru, Ratu Munjeong, tidak memiliki putra di waktu itu. Injong kemudian diumumkan sebagai putra mahkota. Pamandanya Yoon Im bersaing kekuasaan dengan kedua saudara laki-laki Ratu Munjeong, Yoon Won-hyeong dan Yoon Wonro. Banyak pejabat dan sarjana berkumpul di sekitar dua pusat kekuasaan tersebut dan masing-masing grup berkembang menjadi fraksi politik terpisah. Fraksi Yoon Im dikenal sebagai ‘Yoon Besar’ dan fraksi Yoon bersaudara dikenal sebagai ‘Yoon Kecil’. Konflik mereka memimpin ke Pembersihan Literati Keempat tahun 1545 setelah kematian Jungjong.

Karena dinasti melemah sebagai akibat dari konflik dalam yang sedang berlangsung, pasukan asing yang diusir oleh kerajaan sebelumnya kembali dengan dampak yang jauh lebih besar. Bajak laut Wokou dan kapal penyerang musuh sering menjarah wilayah pesisir selatan, sedangkan serangan Jurchen terjadi beberapa kali di utara perbatasan, menguras darah para pasukan.

Taksiran

sunting

Jungjong merupakan seorang administrator yang baik dan cakap terutama selama periode reformasi yang dipimpin oleh Jo Gwang-jo. Namun, para sejarawan menganggap bahwa ia adalah seorang raja yang dasarnya lemah karena kenaikan takhtanya, terlalu muda digoyahkan baik oleh Jo Gwang-jo dan para menteri yang konservatif yang manruhnya di atas takhta. Kadang kala ia dilihat sebagai figur yang tragis yang tidak pernah ingin menjadi raja namun terpaksa untuk menjadi salah satunya dan mengasingkan ratunya yang dicintainya di bawah tekanan para pemimpin kudeta, yang membunuh ayahnya selama kudeta itu berlangsung. Baru-baru ini, beberapa sejarawan mengusulkan bahwa Jungjong sebenarnya tidak dimanipulasi oleh para menteri dan iparnya melainkan menggunakan mereka untuk menyingkirkan satu sama lainnya untuk menguatkan otoritas kerajaan meskipun rencana tersebut tidak terlalu berhasil. Dalam kedua kasus itu, pemerintah telah dirusak oleh banyak kebingungan, kekerasan, korupsi, dan intrik-intrik istana. Ia khususnya telah dikritik untuk mengizinkan Pembersihan Sastrawan Ketiga pada tahun 1519 dan mengeksekusi Jo Gwang-jo dan lainnya atas tuduhan fitnah.

Di awal reformasinya, Jungjong mendukung publikasi banyak buku; namun publikasi tersebut ditolak dramatik setelah pembersihan sastrawan pada tahun 1519. Ia juga mencoba untuk meningkatkan pemerintahan sendiri area lokal dan berhasil dalam mereformasi pemeriksaan layanan sipil. Pada masa akhir pemerintahannya, ia menyadari pentingnya pertahanan dan mendukung pelayanan militer.

Jungjong juga terkenal dengan menunjuk Dae Jang Geum sebagai salah satu dokter pribadinya. Di dalam sejarah Korea tidak pernah memiliki wanita yang menjadi tabib kerajaan. Hal ini juga menarik untuk dicatat bahwa sejak masa pemerintahan Jungjong, Korea tidak pernah memiliki seorang tabib wanita di dalam kerajaan atau presidensial, bahkan sampai sekarang.

Keluarga

sunting
  • Ayahanda: Raja Seongjong (성종)
  • Ibunda: Ratu Jeonghyeon dari Wangsa Papyeong Yun (정현왕후 윤씨)[2]
  • Selir-selir:
  1. Ratu Dangyeong [3] dari Wangsa Seongeun Shin (단경왕후 신씨)
  2. Ratu Janggyeong dari Wangsa Papyeong Yun (장경왕후 윤씨)
  3. Ratu Munjeong dari Wangsa Papyeong Yun (문정왕후 윤씨)
  4. Selir Gyeong dari Wangsa Park (경빈 박씨, ?-23 Mei, 1533)[4]
  5. Selir Hui dari Wangsa Hong (희빈 홍씨, 1494-1581)[5]
  6. Selir Chang dari Wangsa Ansan Ahn (창빈 안씨, 1499-1549)
  7. Hong Suk-ui (숙의 홍씨)
  8. Lee Suk-ui (숙의 이씨)
  9. Na Suk-ui (숙의 나씨)
  10. Lee Suk-won (숙원 이씨)
  11. Kim Suk-won (숙원 김씨)
  • Keturunan:
  1. Putra Mahkota (왕세자), Putra Tunggal Ratu Janggyeong dari Wangsa Papyeong Yun.
  2. Pangeran Gyeongwon (경원대군), Putra Tunggal Ratu Munjeong dari Wangsa Papyeong Yun.
  3. Pangeran Bokseong(복성군), Putra Tunggal Selir Gyeong dari Wangsa Park.
  4. Pangeran Geumwon (금원군), Putra Pertama Selir Hui dari Wangsa Hong.
  5. Pangeran Bongseong (봉성군), Putra Kedua Selir Hui dari Wangsa Hong.
  6. Pangeran Yeongyang (영양군), Putra Pertama Selir Chang dari Wangsa Ansan Ahn.
  7. Pangeran Deokheung (덕흥군), Putra Kedua Selir Chang dari Wangsa Ansan Ahn.[6]
  8. Pangeran Haean (해안군), Putra Tunggal Hong Suk-ui.
  9. Pangeran Deokyang (덕양군), Putra Tunggal Lee Suk-ui.
  10. Putri Hyohye (효혜공주), Putri Tunggal Ratu Janggyeong dari Wangsa Papyeong Yun.
  11. Putri Uihye (의혜공주), Putri Pertama Ratu Munjeong dari Wangsa Papyeong Yun.
  12. Putri Hyosun (효순공주), Putri Kedua Ratu Munjeong dari Wangsa Papyeong Yun.
  13. Putri Gyeonghyeon (경현공주), Putri Ketiga Ratu Munjeong dari Wangsa Papyeong Yun.
  14. Putri Insun (인순공주), Putri Keempat Ratu Munjeong dari Wangsa Papyeong Yun.
  15. Putri Hyesun (혜순옹주), Putri Pertama Selir Gyeong dari Wangsa Park.
  16. Putri Hyejeong (혜정공주), Putri Kedua Selir Gyeong dari Wangsa Park.
  17. Putri Jeongsin (정신옹주), Putri Tunggal Selir Chang dari Wangsa Ahn.
  18. Putri Jeongsun (정순옹주), Putri Pertama Lee Suk-won.
  19. Putri Hyojeong (효정옹주), Putri Kedua Lee Suk-won.
  20. Putri Sukjeong (숙정옹주), Putri Tunggal Kim Suk-won.

Nama Lengkap Anumertanya

sunting
  • Raja Jungjong Gonghee Hwimun Somu Heumin Seonghyo yang Agung Korea
  • 중종공희휘문소무흠인성효대왕
  • 中宗恭僖徽文昭武欽仁誠孝大王

Kebudayaan Modern

sunting

Jungjong muncul di dalam banyak drama televisi Korea, khususnya di dalam drama yang baru-baru ini Hwang Jin-i dan Dae Jang Geum. Ia juga digambarkan (meskipun di dalam peran kecil) di dalam serial televisi "Ladies of the Palace," atau "Yeoin Cheonha" ("Woman of the World") Drama ini menggambarkan wanita-wanita pada era tersebut menarik senar dan menyoroti persaingan antara Ratu Munjeong dan selir-selir kerajaan. Di dalam ketiga drama tersebut, ia digambarkan sebagai pria yang berbudi yang menginginkan yang terbaik untuk rakyat Joeseon namun selalu dibujuk oleh para pejabatnya.

Ia juga digambarkan secara singkat di dalam serial TV The King and I.

Di dalam drama Queen for Seven Days tokoh Raja Jungjong dari Joseon digambarkan sebagai tokoh utama yang memiliki hubungan keluarga yang tidak baik dengan kakaknya (Raja Yeonsan) dalam drama ini.

Referensi

sunting
  1. ^ Annals of Joseon Dynasty, October, 1520
  2. ^ More popularly known as "Dowager Queen Jasun" (자순대비)
  3. ^ "Ratu Dangyeong". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2018-10-16. 
  4. ^ Biological daughter of Park Soo-rim; adopted daughter of Park Won-jong, one of the minority officials whol helped Jungjong rise on the throne.
  5. ^ Daughter of Hong Gyeong-ju, one of the minority officials who helped Jungjong rise on the throne.
  6. ^ Later known as 덕흥대원군 "Deokheung, Prince of the Great Court", as he was father to King Seonjo. See Heungseon Daewongun for another example.

https://g.co/kgs/dmvwus

Lihat pula

sunting
Jungjong dari Joseon
Lahir: 1488 Meninggal: 1544
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Yeonsangun
Raja Joseon
1506–1544
Diteruskan oleh:
Injong