Sastra klasik

Revisi sejak 1 Desember 2021 07.56 oleh Tutiana98 (bicara | kontrib) (perbaikan artikel)

Sastra Klasik atau yang lebih dikenal dengan sastra tradisional merupakan sebuah karya sastra yang diciptakan sebelum masuknya unsur terbaru sastra. Sastra klasik merupakan sastra yang berkembang sebelum tahun 1920-an (sebelum lahirnya Angkatan Balai Pustaka). Pada saat sastra klasik hadir, masyarakat masih terikat oleh adat istiadat dan masih sederhana. [1]

Ciri-Ciri Sastra Klasik

Ciri-ciri dari sastra klasik yaitu:

  1. Penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut,karena pergerakan zaman dahulu sangat lambat.
  2. Menggunakan anonim (tidak diketahui namanya),karena hanya sedikit orang yang mengikuti popularitas sehingga penulis berfokus pada pembuatan karya yang berfokus pada fungsionalitas cerita.
  3. Perkembannya secara statis, lambat dan terbatas pada kelompok tertentu,
  4. berkembang dalam banyak versi yang disebabkan karena penyampaian cerita yang secara lisan, seperti cerita mitis atau asalusul Melayu.
  5. Bersifat pralogis yaitu cerita yang disajikan tidak dapat dinalar dengan akal.
  6. Menggunakan ungkapan klise (formulazired). [1]

Bentuk-Bentuk Karya Sastra Klasik

Wujud dari sastra klasik yaitu

  1. Mantra, bentuk puisi yang dikaitkan dengan hal gaib atau mistis.
  2. Pantun, sajak yang bentuk terdiri dari empat baris. baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
  3. Patnun berkait, pantun berantai, atau seloka merupakan jenis pantun yang terdiri atas beberapa bait yang saling berkorelasi (sambung menyambung).
  4. Talibun, pantun yang terdiri dari enam, delapan, atau sepuluh baris.
  5. Pantun kilat atau karmia, pantun yang terdiri dari dua baris. baris pertama sampiran, sedangkan baris kedua isi.
  6. Gurindam, sajak peribahasa yang terdiri dari dua baris yang berirama.
  7. Syair, puisi klasik akibat pengaruh budaya Timur Tengah (Arab)
  8. Peribahasa, kelompok kata yang biasanya untuk mengiaskan maksud tertentu. Peribahasa terdiri dari nasihat, sindiran dan pujian.
  9. Teka teki, cerita pendek yang menuntut adanya sebuah jawaban.[1]

Referesi

  1. ^ a b c Kosasih, E (2019). Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. hlm. 13. ISBN 978-979-077-006-5.