Pencurian identitas (Shoulder surfers dan Dumpster divers; ungkapan baru Bahasa Inggris) sejenis artinya dengan peniru identitas di mana seseorang merasa tidak mampu menjadi dirinya sendiri hingga dia ingin menjadi orang lain yang dia idolakan atau mencuri identitas orang lain untuk meraih keuntungan pribadi.

Pencurian identitas dilakukan ketika dia mulai putus asa dengan dirinya sendiri. Pencurian identitas dilakukan tatkala seseorang merasa sangat depresi pada dunianya dan lingkungannya sehingga tak ada cara lain dengan menjadi pencuri identitas.

Arti Pencurian Identitas

Pencurian Identitas dalam Arti Sempit

Pencurian identitas dalam arti sempit berarti bahwa seseorang mengambil suatu kartu pengenal/segala jenis pengenal milik orang lain untuk kemudian dia gunakan pada dirinya sendiri sebagai identitas pengenal orang yang dicuri tersebut.[1] Saat ini pencurian identitas yang terjadi banyak dilakukan karena motif yang beragam, dimulai dari kepentingan untuk mencapai tujuan ekonomi yang mereka inginkan, penipuan, sampai sekadar melampiaskan motif dendam semata dengan cara merusak imej orang tersebut.

Pencurian Identitas dalam Arti Luas

Pencurian identitas dalam arti luas berarti bahwa seseorang telah menjadi sangat depresi atau mengalami gangguan kejiwaan (psikopat) dengan meniru atau mencuri identitas orang lain yang dia ingat, benci, atau sukai. Pencurian identitas sangat merugikan karena orang yang dicuri identitasnya mungkin citranya akan buruk di mata orang lain.

Tujuan

Pencurian identitas terjadi ketika suatu pihak memperoleh, mentransfer, memiliki, atau menggunakan informasi pribadi seseorang atau hukum dengan cara yang tidak sah, dengan maksud untuk melakukan penipuan atau kejahatan,[2] seperti meminjam uang, menarik rekening tabungan, atau melakukan tindakan kriminal dengan identitas palsu tersebut.[3] Identitas yang diambil dapat berupa nomor jaminan keamanan sosial, nama ibu, dan tanggal lahir.[4] Selama tujuh tahun berturut-turut sejak 2012, pencurian identitas merupakan yang terbanyak dengan jumlah 36% atau 2466.035.[5] Tindakan ini telah berkembang pesat di internet. File kartu kredit adalah sasaran utama para hacker situs web.[6]

Referensi

  1. ^ "Fake ID Materials & Elements: 2021 Upgrade & Updates - Topfakeid.com". Buy Scannable Fake ID - Premium Fake IDs (dalam bahasa Inggris). 2021-04-14. Diakses tanggal 2021-08-09. 
  2. ^ Sinaga, Anita Sindar (2020). Keamanan Komputer. Solok: Insan Cendekia Mandiri. hlm. 79. ISBN 9786236719848. 
  3. ^ Madura, Jeff (2007). Pengantar Bisnis (Edisi 4). Jakarta: Penerbit Salemba. hlm. 551. ISBN 9789796914159. 
  4. ^ Canton, James (2009). The Extreme Future: 10 Tren Utama yang Membentuk Ulang Dunia 20 Tahun ke Depan. Jakarta: Alvabet. hlm. 302. ISBN 9789793064727. 
  5. ^ Supancana, Ida Bagus Rahmadi (2019). Berbagai Perspektif Harmonisasi Hukum Nasional dan Hukum Internasional. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. hlm. 146. ISBN 9786025526817. 
  6. ^ Laudon, Kenneth C. (2007). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba. hlm. 379. ISBN 9789796914487.