Literasi digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.[1] Literasi digital juga dapat didefinisikan sebagai "kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi, yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis". [2]Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk engkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal.[3] Literasi digital lebih cenderung pada hal hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital.[4] Literasi digital merupakan respons terhadap perkembangan teknologi dalam menggunakan media untuk mendukung masyarakat memiliki kemampuan membaca serta meningkatkan keinginan masyarakat untuk membaca.[5]
Latar belakang
Literasi media dimulai di Inggris dan Amerika Serikat masing-masing sebagai akibat dari propaganda perang pada tahun 1930-an dan munculnya iklan pada tahun 1960.[6] Pesan manipulasi dan proliferasi berbagai bentuk media telah menarik lebih banyak perhatian dari para pendidik. Mempromosikan pendidikan media untuk mengajar individu bagaimana menilai dan mengevaluasi pesan media yang mereka terima. Kemampuan untuk mengkritik konten digital dan multimedia memungkinkan individu untuk mengidentifikasi bias dan menilai pesan secara mandiri. [7]
Agar orang dapat menilai pesan digital dan multimedia secara mandiri, mereka harus menunjukkan keterampilan literasi digital dan media. Renee Hobbs telah menyusun daftar keterampilan yang menunjukkan keterampilan literasi digital dan media. Literasi digital dan media mencakup kemampuan untuk menelaah dan memahami makna pesan, menilai kredibilitas, dan menilai kualitas sebuah karya digital.[8] Literasi digital tidak hanya tentang membaca dan menulis di perangkat digital, tetapi juga melibatkan mengetahui produksi kekuatan media lain, seperti merekam dan mengunduh video.[9]
Elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital:[1]
- Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital;
- Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten;
- Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual;
- Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital;
- Kepercayaan diri yang bertanggung jawab;
- Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru;
- Kritis dalam menyikapi konten; dan bertanggung jawab secara sosial
Prinsip dasar pengembangan literasi digital:[1]
- Pemahaman untuk mengekstrak ide secara eksplisit dan implisit dari media
- Saling ketergantungan antara media yang satu dengan media yang lain
- Faktor sosial menentukan keberhasilan jangka panjang media yang membentuk ekosistem organik untuk mencari informasi, berbagi informasi, menyimpan informasi dan akhirnya membentuk ulang media itu sendiri
- Kurasi atau kemampuan untuk menilai sebuah informasi, menyimpannya agar dapat di akses kembali.
Kerangka literasi digital Indonesia
- Proteksi (safeguard), yaitu perlunya kesadaran atas keselamatan dan kenyamanan pengguna internet, yaitu perlindungan data pribadi, keamanan daring serta privasi individu dengan layanan teknologi enkripsi sebagai salah satu solusi yang disediakan.
- Hak-hak (right), yaitu hak kebebasan berekspresi yang dilindungi, hak atas kekayaan intelektual, dan hak berserikat dan berkumpul
- Pemberdayaan (empowerment), yaitu pemberdayaan internet untuk menghasilkan karya produktif, jurnalisme warga, dan kewirausahaan serta hal -hal terkait etika informasi. [3]
Gerakan Literasi Digital Nasional
- Menyasar literasi digital di sekolah dengan indikator
- Menyasar literasi digital di keluarga dengan indikator
- Menyasar literasi digital di bermasyarakat dengan indikator[1]
Referensi
- ^ a b c d Literasi Digital (Gerakan Literasi Nasional). Jakarta: Sekretariat TIM GLN Kemdikbud. 2017. hlm. 8.
- ^ "Digital Literacy". Welcome to ALA's Literacy Clearinghouse. 2017-01-19. Diakses 2021-12-03.
- ^ a b Kerangka Literasi Digital. Jakarta: Kominfo Publisher. 2018. hlm. 4 - 5. ISBN 9786025132421.
- ^ Lankshear, Colin.; Knobel, Michele. (2008). Digital literacies: concepts, policies and practices. NewYork: Peter Lang. ISBN 9781433101694. OCLC 213133349.
- ^ Septianingrum, Alvidha, dkk (2018). Pengantar Tata Kelola Internet Seri Literasi Digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia: Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia,. line feed character di
|title=
pada posisi 31 (bantuan) - ^ Boyd, Danah (2014). It's Complicated: The Social Lives of Networked Teens (PDF). New Haven, Connecticut: Yale University Press. hlm. 181. ISBN 978-0-300-16631-6.
- ^ Liu, Zhi-Jiang; Tretyakova, Natalia; Fedorov, Vladimir; Kharakhordina, Marina (2020-07-31). "Digital Literacy and Digital Didactics as the Basis for New Learning Models Development". International Journal of Emerging Technologies in Learning. hlm. 4–18. ISSN 1863-0383.
- ^ Martens, Hans; Hobbs, Renee (30 April 2015). "How Media Literacy Supports Civic Engagement in a Digital Age". Atlantic Journal of Communication. hlm. 10–11. doi:10.1080/15456870.2014.961636. S2CID 52208620.
- ^ Heitin, Liana (2016-11-09). "What Is Digital Literacy? - Education Week". Education Week. Diakses 2021-12-03.