Suzuki Magoichi

Revisi sejak 6 Desember 2021 01.32 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: beresiko → berisiko (bentuk baku))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Suzuki Magoichi (鈴木孫一、鈴木孫市), lebih dikenal sebagai Saiga Magoichi atau Saika Magoichi (雑賀孫一、雑賀孫市), (ca 1534 – ca 2 Mei 1589) adalah nama yang diberikan pada pemimpin kelompok Saika Ikki. Ia terkenal karena memperlengkapi pasukannya dengan senapan sundut dan memakai simbol yatagarasu (burung gagak berkaki tiga) sebagai lambang keluarganya.

Suzuki Magoichi

Ada tiga orang yang dikenal sebagai Saika (Suzuki) Magoichi, yaitu Suzuki Sadayu (鈴木佐大夫, 1511–1585, yang bernama asli Suzuki Shigeoki (鈴木重意)), Suzuki Shigetomo (鈴木重朝, 1561–1623) dan Suzuki Shigehide (鈴木重秀, ca 1546 – ca 1586).

Shigeoki (鈴木重意, 1511–1585), yang dikenal juga sebagai Suzuki Sadayū (鈴木佐大夫), adalah ayah dari Shigehide dan Shigetomo (meskipun kebenarannya sebagai ayah Shigehide masih diperdebatkan). Karena catatan tentang paruh awal kehidupannya hanya ada sedikit, maka terjadi spekulasi bahwa ia mulanya bepergian sebagai seorang tentara bayaran. Ia kemudian dipekerjakan oleh klan Hatakeyama dan berjasa besar dalam menghalau serangan klan Miyoshi. Reputasinya sebagai prajurit yang ditakuti mulai menyebar dan ia menjadi kokujin (penguasa kecil) di wilayah tersebut. Ketika klan Miyoshi diserang Oda Nobunaga pada tahun 1570, kelompok Ishiyama Hongan-ji membantu dalam perlawanan terhadap penjajah tersebut. Shigeoki datang menolong mereka dan memimpin 600 orang penembak masuk ke perperangan. Jasanya membawa ketenaran baginya ketika ia berhasil melukai salah satu jenderal kesayangan Nobunaga, Sassa Narimasa. Kennyo terus mengandalkan bala bantuan Shigeoki. Pada saat itu, Nobunaga disebutkan menjulukinya sebagai "Orang tangan kanan sekaligus kiri Kennyo".

Pada Pertempuran Komaki dan Nagakute, Shigeoki membantu Tokugawa Ieyasu dan kemudian menyerah pada pasukan besar Toyotomi Hideyoshi setelah berakhirnya pertempuran tersebut. Meskipun ia bersumpah untuk mengabdi pada Hideyoshi, Tōdō Takatora cemas bahwa memelihara musuh terlalu kuat adalah terlalu berisiko. Maka, Shigeoki dijatuhi hukuman bunuh diri. Ia meninggal di usia 75. Keempat anaknya hidup. Nama mereka adalah Shigekane, Shigehide, Yoshikane, dan Shigetomo.

Suzuki Shigehide adalah mungkin yang paling terkenal di atas ketiga saudaranya, karena ia membantu perlawanan Ikkō melawanan Oda Nobunaga selama Peperangan Ishiyama Hongan-ji . Shigehide (鈴木重秀 or 鈴木重次, ca 1546 – ca 1586) mungkin adalah salah satu anak Shigeoki. Ia disebut-sebut sebagai anak kedua tertua, tetapi kebenarannya tetap tidak diketahui. Hal ini dikarenakan namanya tidak tercatat dalam catatan sejarah yang tersedia bagi publik, sehingga otentisitas nama "Shigehide" semakin tersamarkan. Meskipun sering disebut sebagai prajurit yang sangat kuat, detail mengenai jasanya adalah langka. Disamping kebenciannya yang mendalam terhadap Nobunaga, detail lain tentang sejarahnya hanya berisi kebenaran separuh-separuh, kabar burung, atau teori.Menurut Sengoku Engi, ia adalah prajurit yang hebat.

Disebutkan bahwa ia juga ikut serta dalam pemberontakan Hongan-ji riots dan memimpin 3.000 orang penembak ke pertempuran. Ia dianggap berjasa dengan membunuh Harada Naomasa di medan pertempuran. Meskipun bersekutu dengan klan Miyoshi, legenda menyatakan bahwa Shigehide berempati pada para pemberontak Honganji dan hanya setia pada mereka. Ketika kelompok Saika menyerah pada Hideyoshi beberapa tahun kemudian, Shigehide dikatakan mencoba menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Namun, ia tidak mampu meyakinkan Hideyoshi untuk menyelamatkan mereka dan akhirnya harta benda keluarganya terhilang.

Sejak itu, cerita-ceruta mengenai nasibnya menjadi beraneka ragam. Satu kisah menceritakan bahwa ia kemudian mengabdi pada Hideyoshi sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Cerita yang lain mengatakan bahwa ia terus bekerja pada Hideyoshi sampai pertempuran Sekigahara di mana ia bergabung dengan Pasukan Timur. Di sana, ia bertempur di bawah Date Masamune sebagai pasukan penembak sekundernya. Beberapa dongeng menceritakan bahwa ia menjadi seorang pengelana dan di akhir hidupnya meninggal sebagai seorang pertapa. Setelah kematian Torii Mototada pada Pertempuran Sekigahara, ia dikisahkan menghabiskan sisa hidupnya sebagai seorang rōnin di Wilayah Mito.

Suzuki Shigetomo (鈴木重朝, 1561–1623) adalah salah satu anak Shigeoki. Seperti Shigehide, ia berperang bersama ayahnya selama pemberontakan sekte Ikko. Setelah kehancuran keluarganya, Shigetomo menjadi salah satu jenderal Hideyoshi. Ia ikut serta dalam invasi Korea dengan mengirimkan tentara dari pangkalannya, Puri Nagoya. Ia terus mengabdi pada keluarga Toyotomi dan berada pada pihak Pasukan Barat dalam Pertempuran Sekigahara. Ia ikut serta dalam Pengepungan Fushimi. Setelah Pertempuran Sekigahara, ia ditemukan oleh Date Masamune dan bergabung dengan clan Date. Di bawah perintahnya, ia dikirim untuk menjadi salah satu pengawal berpangkat tinggi Tokugawa Yorifusa. Ia meninggal alami pada usia 63. Disebutkan bahwa ia meniggalkan dua anak laki-laki.

Tidak jelas apakah ia atau keturunannya dijuluki sebagai "Magoichi" karena ia telah menjadi bagian kelas samurai.

Dilaporkan ada beberapa orang lain yang memakai nama tersebut di daerah Prefektur Wakayama, Prefektur Ibaraki, dan Prefektur Mie.